Total Tayangan Halaman

Jumat, 25 Oktober 2013

BAB II
PENGERTTIAN DAN KARAKTERISTIK EX POST FACTO
A.    Silabus
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
Mengidentifikasi pengertian dari Ex Post Facto dan karakteristik Ex Post Facto
·         Mendeskripsika pengertian Ex Post Facto
·         Mendeskripsikan karakteristik Ex Post Facto
Pengertian Ex Post Facto
Karakteristik Ex Post Facto


B.     Pengertian Ex Post Facto
Dalam pengertian sederhana  Ex Post Facto memiliki arti yaitu “dari apa dikerjakan setelah pernyataan Penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi penelusuran kembali (Sukardi 2012: 165). Penelitian Ex Post Facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian (Hamid 2010: 223). Donald Ary (1982 382-383) juga menyatakan bahwa penelitian Ex Post Facto merupakan penemuan empiris yang dilakuakan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi.
Penelitian Ex Post Facto bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada fariabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi  (Yudistiadewisilvia.wordpress.com/2013/03/13/penelitian Ex Post Facto). Penelitian Ex Post Facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, keterikatan antara variabel bebas maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat sudah terjadi secara alami. Dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya (Sukardi 2012: 165).  Jadi dapat dikatakan bahwa metode Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika X, maka Y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel bebas (independen).
Dalam hal ini dapat dikatakan perbedaan antara metode penelitian eksperimen terletak pada perlakuan variabel bebas. Pada eksperimen, peneliti dituntut memberikan perlakuan variabel bebas, namun pengukuran efek dari variabel bebas pada variabel terikat baik eksperimen maupun ex post facto tetap dilakuakan. Metode ex post fakto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin bahwa perlakuan variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat diteliti dengan metode eksperimen. Dalam banyak hal variabel bebas dalam pendidikan tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti secara langsung (eksperimen), mengingat sifatnya telah ada dalam pribadi subjek/individu serta kondisinya diluar jangkauan peneliti untuk melakukan eksperimen (Ibrahim 2012: 56-57).
C.     Karakteristik Ex Post Facto
Didalam artikel online (Ian-manopopo.blogspot.com) yang yang berjudul sekilas penelitian ex post fakto dijelaskan bahwa karakteristik penelitian ex post fakto adalah sebagai berikut:
1.      Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2.      Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut kebelakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
3.      Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.
4.      Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x maka y. Perbedaan antara penelitian ekperimen dan ex post facto adalah tidak ada kontrol langsung variabel bebas dalam penelitian ex post facto.
5.      Penelitian ex post facto dilakukan jika beberapa hal penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
a)      Jika tidak mungkin memilih, mengontrol dan memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung.
b)      Jika kontrol semua variabel kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain yang mempengaruhi.
c)      Jika kontrol secara laboratoriuntuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi budaya dan etik dipertanyakan.





























BAB III
PERBANDINGAN EX POST FACTO DENGAN EKSPERIMEN
A.    Silabus
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
Menganalisis perbandingan Ex Post Facto dengan Eksperimen
·         Mengidenstifikasi perbandingan Ex Post Facto dengan Eksperimen
·         Mendeskripsikan desain Eksperimen dengan desain Ekspost Facto
1.      Perbandingan Ex Post Facto dengan Eksperimen
2.      Desain Eksperimen dan Ex Post Facto


B.     Perbandingan
Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang sebagai akibat yang terjadi sebelumny, kemudian mencoba menyelidiki kebelakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya (Skripsimahasiswa.blogspot.com/2009/11/metode-rancangan-ex-post-facto.html). Kedua penelitian ini sama-sama berusaha menemukan dan mengungkapkan atau menentukan hubungan antar variabel-variabel dalam data hasil penelitian. Oleh sebab itu ada persamaan logika dasar dari kedua penelitian tersebut terutama dalam menetapkan masalah dan variabel serta kaitan antara variabel satu dengan variabel lainnya seperti variabel bebas dengan variabel terikat. Logika lain adalah kesamaan dalam pendekatan penelitian, yakni membandingkan dua kelompok yang serupa dalam semua karakteristik kecuali satu, agar dapat mengukur efek dan karakteristik tersebut. Dengan demikian banyak informasi yang ditemukan dalam eksperimen terdapat atau juga dalam ex post facto (Sudjanan & Ibrahim 2012: 67).
Kurnia Ahmad dalam (Skripsimahasiswa.blogspot.com) menjelaskan bahwa penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen, logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada diantara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto. Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan fungsional diantara variabel yang jauh lebih meyakinkan dari pada yang dapat diperoleh menggunakan studi ex post facto. Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut.
Beberapa perbadaan dari kedua penelitian tersebut nampak dalam hal teknik perolehan data atau informasi dan kesahihan temuan penelitiaan. Dengan eksperimen, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih meyakinkan dan akurat untuk hubungan kausal atau fungsional antara variabel-variabel dari pada penelitiann ex post facto.pengaruh variabel ekstra dalam eksperimen dikontrol oleh kondisi eksperimen dan variabel bebas dimanipulasi oleh peneliti secara langsung untuk meyakinkan atau menentukan pengaruhnya pada variabel terikat. Jika variabel terikat y bervariasi bersama dengan variasi dalam variabel bebas x dalam situasi yang terkontrol, maka peneliti memperoleh data mengenai  kesahihan hubungan antara sebab akibat yang  diduga/hipotesiskan antara variabel bebas x dengan variabel terikat y (Sudjana dan Ibrahim 2012: 58).
C.     Desain Eksperimen dan Ex Post Facto
Seperti yang dijelaskan Jonathan Sarwono (2006:81-82) bahwa secara garis besar dalam aliran kuantitatif yang bersifat konklusif ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Ex Post Facto dan Desain eksperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini adalah pada desain pertama terjadi manipulasi variabel bebas sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama penggunaan desain yang pertamaialah bersifat eksplorasi dan deskriptif, sedang desain yang kedua eksplanatori (sebab akibat). Jika dilihat dari dari sisi tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, maka desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang dikaji pada tataran permukaan, sedangkan desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain yang lebih khusus. Yang masuk dalam kategori pertama ialah studi lapangan dan survei. Sedangkan yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan dilapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment). Untuk Sub Desain  dan Spesifik Desain Jonathan Sarwono (2006: 83-88) menjelaskan sebagai berikut:
1.      Sub Desain Ex Post Facto
a.       Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengkombinasikan antara pencarian literature (literature study), survei berdasarkan pengalaman atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasivariabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.
b.      Survei
Desain Survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin sampenya besar, survei semakin meberikan hasil yang lebih akurat. Dengan survei seorang peneliti dapat mengungkapkan masalahyang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Sekalipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam.metode survei sangat populer karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis. Keunggulan survei yang lain ialah mudahmelaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.
2.      Sub Desain Eksperimental
a.       Eksperimental lapangan
Desain eksperimental lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan latar yang realistis dimana peneliti melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas.
b.      Eksperimen laboratorium
Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan dalam melakukan penelitiannya. Dengan menggunakan desain ini, peneliti melakukan campur tangan dan memanipulasi variabel-variabel bebas serta memungkinkan peneliti melakukan kontrol terhadap aspek-aspek kesalahan utama.

Setelah membicarakan sub desain berikut akan kami uraikan desain spesifik ex post facto dan desain experimental. Namun sebelum membicarakan desain spesifik Ex Post Facto dan eksperimental, sistem notasi yang digunakann perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut:
X: digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variabel bebas yang kemudian efek pada variabel tergantungnya akan diukur.
O: menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau obyek tertentu.
R: menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secar random untuk tujuan-tujuan studi.
1.      Desain Spesifik Ex Post Facto
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa dalam desain Ex Post Facto tidak ada manipulasi perlakuan terhadap variabel bebasnya maka sistem notasinya, baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.
Contoh 1: Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu perusahaan A dan  perusahaan B, maka notasinya:
            O1
            O2
Dimana O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan diperusahaan B.
Contoh 2: secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000 perusahaan mengenai sistem penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti dibawah ini:
(R) O1
Dimana O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R).
Apabila sampel yang sama kita teliti secara berulang-ulang, misalnya selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah:
(R) O3 dimana O1 merupakan observasi yang pertama, O2 merupakan observasi yang kedua dan O3 merupakan observasi yang ketiga.
2.      Desain Eksperimental
Desain eksperimental dibagi menjadi dua, yaitu pre-eksperimental (quasi-eksperimental) dan desain eksperimental sebenarnya (true experimental). Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep kontrol.
a.       One Shot Case Study
Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study. Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Diagramnya adalah sebagai berikut:
X O
b.      One Group Pre-Test-Post-Test Design
Desain kedua disebut One Group Pre-Test-Post-Test Design yang merupakan perkembangan dari desain diatas. Pengembangan dari desain di atas. Pengembangannya. Ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (Post-test) desainnya adalah sebagai berikut:
                        O1 X O2
Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu obyek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu pengukuran dilakukan lagi untuk yang kedua kalinya.
c.       Static Group Comparison
Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian.kelompok pertama mendapat perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding/pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikutL
X O1
O2
d.      Post Test Only Control Group Design
Desain merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (true experimental design),  karena responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah memenuhi kriteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi variabel, pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan, desainnya adalah sebagai berikut:
                        (R) X O1
                                (R) O2
Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran, sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak ddiberi perlakuan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
e.       Pre-test Post-test Control Group Design
Desain ini merupakan pengembangan desain di atas, perbedannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran di deapan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:
(R) O1 X O2
(R) O3 O4


















BAB IV
JENIS-JENIS EX POST FACTO
A.    Silabus
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
Mengidentifikasi jenis-jenis metode Ex Post Facto
·         Mendeskripsikan jenis-jenis Ex Post Facto
·         Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan Ex Post Facto
1.      Jenis-jenis Ex Post Facto
2.      Penelitian korelasi
3.      Penelitian kausal komparatif
4.      Kelebihan dan kekurangan Ex Post Facto

B.     Jenis-Jenis Ex Post Facto
Penelitian ex post facto dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu correlational study dan criterian group study dan criterian group study. Jenis pertama, Correlational study juga populer disebut causal research dan yang kedua disebut causal comparativ research, yaitu penelitian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat. kedua jenis penelitian tersebut yaitu:
1.      Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi dalam bidang penelitian, sosial, maupun ekonomi banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini dilakukan, ketika mereka ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti (Sukardi 2012: 166). Metode ini menyatakan hubungan antar variabel yang tidak menunjukkan keterganantungan variabel satu terhadap variabel yang lainnya seperti halnya dalam hubungan sebab akibat. Dalam metode ini hubungan antar variabel yang ditunjukkan berupa hubungan linier satu hubungan timbal balik antar dua variabel atau lebih. Pada metode inivariabel bebas tidak secara langsung dimanipulasi seperti halnya pada metode eksperimen (Widi Restu 2010: 87). Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasi, merupakan salah satu bagian penelitian ex post facto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefesien korelasi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel (Sukardi, 2012: 166).
Kekuatan penelitian menggunakan metode korelasi terletak pada fakta bahwa metode ini dapat digunakan untuk menentukan atau menyimpulkan sesuatu hal jika terdapat hubungan antara dua variabel tanpa harus secara langsung memanipulasi variabel-variabel tersebut. Dengan kata lain, korelasi dapat digunakan ketika tidak dapat  menggunakan metode eksperimental. Korelasi dapat digunakan ketika manipulasi variabel tidak mungkin dilakukan. Korelasi juga dapat digunakan sebagai basis prakiraan. Sebagai contoh, jika kita mengetahui dua variabel sangat berkorelasi, maka kita dapat memperkirakan harga satu variabel dengan mengetahui harga variabel yang lainnya.  Kelemahan utama dari metode iniadalah korelasi tidak menunjukkan kepada peneliti adannya penjelasan hubungan sebab akibat antara 2 variabel atau lebih (Widi Restu 2010: 88). Penelitian korelasi mempunyai tiga karateristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, diantaranya adalah:
1.      Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2.      Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3.      Memungkinkan penelitian mendapat derajat asosiasi yang signiifikan.
Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan adakah hubungan antar variabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk diteliti. Jika ada, beberapa derajat hubungan antara dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya di ekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi simbol matematika (r). Hubungan variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif atau (-) menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan arah perubahan dua variabel pada arah yang sama.
Dalam penelitian korelasi, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya mempunyai cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan. Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antarvariabel. Sehingga, penelitian juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, di mana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variable agar dapat dilihat hubungan dan variable yang dianggap penting.
Dibindang pendidikan, studi karelasi biasanya digunakan untuk melakukan peneliti terdapat sejumlah variable yang diperkirakan mempunyai peranan signifikan dalam mencapai hasil belajar dengan motivasi internal, belajar startegi, intensitas kehadiran mengikuti kuliag dan sebagainya.
            Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan seperti berikut :
1.      Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan ekonomi, dan sosial, karena dengan penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variable dan hubungannya secara simultan
2.      Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variable yang mempunyai kontribusi pada suatu variable tertentu dapat diselidiki secara intensif
3.      Penelitian korelasi pada umunya melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis
4.      Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar
Sedangkan kelemahan penilitian korelasi yang perlu diperhatikan oleh para peniliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variable. Di samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat

D.    Kekurangan Metode Ex Post Facto
Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
2.      Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.
3.      Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
4.      Apabila saling hubungan antar variabel telah ditemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
5.      Kenyataan bahwa dua atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.
6.      Menggolong-golongkan subjek kedalam kategori dikotomi, “misalnya golongan pandai dan golongan bodoh” untuk tujuan perbandingan.
7.      Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah sangat sukar.
E.     Kelebihan Metode Ex Post Facto
1.      Metode ini baik utuk berbagai keadaan, jika metode eksperimental atau metode yang lebih kuat tak dapat digunakan.
2.      Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post fakto lebih bertahan.
3.      Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan atau dipertanyakan. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna menegenai sifat-sifatgejala yang sipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yanng bagaiman dan sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggungjabkan Kurnia (2009).



DAFTAR RUJUKAN
Ary, Donal. 1982. Pengantar Penelitian dalam Kependidikan. Surabaya. Usaha Nasional.
Kurnia, A. 2009. Metode: Rancangan Ex Post Facto. (Online),  (Skripsimahasiswa.blogspot.com), diakses 12 Oktober 2013. 
Manopopo, I. 2012. Sekilas Penelitian Ex Post Facto. (Online), (ian-mannopo.blogspot.com), diakses 12 Oktober 2013.
Sarwono, J. 2006. Metode penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Zega Dewi, S. 2013. Penelitian Expost facto. (Online), (Yudistiadewisilvia.wordpress.com), diakses 12 Oktober 2013.

                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar