PERRKEMBANGAN KERAJAAN GUPTA DAN HARSHA DI INDIA
Pengantar
Modul
Latar
Belakang
Sejak pecahnya kerajaan Kushana sejarah India
Utara seperti lenyap, karena tidak ada sumber yang jelas. Chandragupta yang
mendirikan dinasti Gupta ini tidak diketahui dengan jelas asal usulnya. Konon
dia seorang petualang dari masyarakat rendah, yang berhasil mengawini putri
raja bernama Kumala Devi, berasal dari suku Licchavi yang termasyhur di
Vaisali. Dengan perkawinanya tersebut dia dapat mengembangkan diri menjadi
seorang Yang Dipertuan di kawasan Lembah Gangga hingga pertemuan sungai Yumma
di Praga. Chandragupta menetapkan Pataluputra sebagai ibukota, tanggal 26
Februari 320 Masehi ditetapkan sebagai awal pemerintahan menjadi raja.
Selama pemerintahan Chandragupta
seni berkembang pesat, seni tersebut ada bermacam-macan perbedaan. Agam yang dianut awalnya disebut Hindu, tetapi
kemudian mulai berkembang agama Budha. Chandragupta juga menghormati para
bhiksu dan bhiksuni dengan memberikan tempat, ladang dan kuil sebagai tempat
beribadah. Tetapi setiap kerajaan apabila mengalami kemajuan pastilah mengalami
kemunduran. Terjadi pada kerajaan Gupta karena pemberontakan dan penyerangan
oleh bangsa Huna aputih yang menyebabkan keruntuhan. Sisa dari kerajaan Gupta
di sebelah timur Malwa, Maukhari dari Kanauj, dan Vardhana dari Tharesar, yang
terletak disebelah Utara Delhi.
Terdapat tiga bersaudara dari
kerajaan Vardhana dari Tharesar yaitu Rajya, Harsha dan Rajyari yang menikah
dengan Kanauj. Ketika mendengar saudaranya dibunuh secara, spontan timbul jiwa
ksatria dari Harsha yang awalnya hanya peduli terhadap agama saja. Kemudian dia
kembali ke kerajaan dan menyelamatkan saudara perempuannya (Rajyari) yang akan
mencebur kedalam unggun jenazah suaminya. Serentak rakyat beserta menteri
Kanauj mengankat Harsha sebagi Raja, kemudian memunculkan kerajaan Harsha
sebagai kelanjutan dari Gupta.
Standart Kompetensi
Menganalisa
perkembangan Kerajaan- Kerajaan Gupta dan Harsha di Asia Selatan
Deskripsi Modul
Dalam
modul ini terdapat silabus pembelajaran yang tergabung dengan setiap materi.
Uraian materi yang disajikan dalam modul ini merupakan materi-materi mengenai :
·
Awal
berdirinya kerajaan Gupta dan Harsha.
·
Perkembangan
kehidupan ekonomi, sosial, agama dan budaya masyarakat kerajaan Gupta dan
Harsha.
·
Peninggalan-peninggalan
kerajaan Gupta dan Harsha.
Alokasi Waktu
Waktu
yang dibutuhkan dalam materi ini yaitu 2 x 45 menit.
Petunjuk Penggunaan Modul
a. Bacalah modul ini secara berurutan pahami isi materi dari setiap
babnya.
b. Untuk memudahkan proses belajar anda dalam mempelajari materi yang
ada di dalamnya, maka pelajari dulu tujuan akhir pembelajaran dan Standar
Kompetensi yang akan dicapai dalam modul ini. Apabila ada yang kurang jelas
tanyakanlah pada guru pembimbing atau tutor anda.
c. Kerjakan semua tugas atau lembar evaluasi yang ada dalam modul ini
agar kompetensi anda dapat berkembang sesuai standar yang diharapkan.
d. Setiap mempelajari satu sub kompetensi, anda harus mulai dari
memahami tujuan kegiatan pembelajaranya, menguasai pengetahuan pendukung atau
uraian materinya, mengerjakan tugas-tugas atau lembar evaluasi yang ada.
e. Dalam mengerjakan lembar evaluasi, anda jangan melihat
pada kunci jawaban dahulu sebelum anda selesai mengerjakakan soal-soal lembar
latihan tersebut.
f. Laksanakan pengerjaan Lembar Latihan untuk pembentukan
psikomotorik skills sampai anda benar-benar terampil dan terlatih sesuai
standar. Apabila anda mengalami kesulitan dalam pengerjaanya, konsultasikan
pada fasilitator.
g. Setelah anda benar-benar menguasai seluruh kegiatan
belajar dalam modul ini, mintalah evaluasi dari pembimbing anda agar anda
diakui telah benar-benar menguasai kompetensi
1.6 Tujuan
Akhir
a. Membantu peserta didik dalam merencanakan
proses belajar.
b. Memberikan pemahaman mengenai kisah Umum Sejarah Kerjaan Gupta dan Harsha.
c. Membimbing anak didik melalui tugas-tugas kegiatan
yang dijelaskan dalam tahap belajar.
d. Membantu peseta didik dalam memahami konsep
dan praktek baru serta menjawab pertanyaan yang muncul.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok
jika diperlukan.
f. Melaksanakan penilaian akhir atau evaluasi.
g. Menjelaskan
pada peserta didik jika ada bagian yang perlu diralat dan merundingkan rencana pembelajaran
selanjutnya.
h. Mencatat
pencapaian kemajuan peserta didik.
BAB
I
PERKEMBANGAN
KERAJAAN GUPTA DI INDIA
I.
Awal
Berdirinya Kerajaan Gupta
Pada abad ke empat mulailah kerajaan baru di
India yaitu Kerajaan Gupta. Kerajaan ini hampir menyamai kerajaan Chandragupta
dan Maurya. Raja yang pertama ialah Chandragupta I, ia memerintah dari tahun
320-330 M dan diganti oleh putranya Samudragupta memerintah antara 330-375 M (http://rubrik-riza.blogspot.com/2011/11 makalah-dinasti-maurya. html). Samudragupta terhitung sebagai raja yang termashur di
India. Ia setia pada agama Hindu. Setelah ia dinobatkan ia mulai memerangi
kerajaan yang terletak di sekitar kerajaannya dan menaklukkan daerah bernama
Hindustan. Ia juga menaklukkan Kerajaan Kalingga dan pallava di daerah Madras
Chandraghupta adalah pendiri dinasti guptha.
Konon
Chandragupta adalah seorang petualang dari kalangan masyarakat golongan rendah
namun berhasil mengawini seorang putri raja bernama Kumala Devi berasal dari
suku Lacchavi yang termashyur di vaisali yang pernah berkuasa di India utara
namun tenggelam oleh munculnya dinasti maurya. Chandragupta menetapkan
pataliputra sebagai ibu kota, tempat pusat pemerintahan. Tanggal 26 februari
320 M kemudian di tetapkan sebagai awal masa pemerintahannya sebagai raja yang
di tandai dengan di keluarkannya mata uang baru. Tahun itu pula yang kemudian di anggap sebagai awal
tarikh gupta.
II. Kehidupan Ekonomi, Sosial, Agama,
Politik dan Budaya
A.
Kehidupan Politik
Penaklukan Samudragupta telah menciptakan sebuah kerajaan yang
dicapai dari Assam di timur melalui Punjab dan sejauh ke barat sebagai wilayah
dari Scythians (Barat shakas) diperbolehkan. The Gupta ketiga Raja,
Chandragupta II (memerintah 376-415), menjadi legendaris di abad kemudian sebagai
Raja Vikramaditya, seorang penguasa yang bijaksana dan baik hati tentang siapa
banyak kisah dan cerita beredar. Chandragupta II diperpanjang wilayah Gupta
dengan ukuran yang terbesar. Setelah kehancuran Scythians di AD 388 dinasti
dikontrol semua utara India dari Indus di barat ke Assam di timur dan diakui
bahkan oleh penguasa daerah selatan Sungai Narmada. Seorang biksu Buddha Cina,
Faxian, yang tinggal di India selama enam tahun selama pemerintahan
Chandragupta II, mengomentari kedamaian masyarakat India dalam periode ini (
Walsh, 2005: 47).
Tapi di mana para Mauryans telah disukai agama heterodoks, Gupta
raja mengidentifikasi diri mereka dan dinasti mereka lebih dengan budaya
Sansekerta elit dan dengan renungan baru, kuil-berbasis Hindu-meskipun Gupta
mengambil judul cakravartin dan terus memberkati biara-biara Buddha dan stupa.
Para Gupta dibangun dan diberkahi candi Hindu, dan mereka menulis tulisan di
kuil-kuil ini dalam bahasa Sansekerta (tidak Prakrit), sekarang bahasa tertulis
elit India. Mereka juga menggunakan ritual Hindu untuk meresmikan penggabungan
suku dikalahkan dan raja ke kerajaan mereka. Dalam ritual konsekrasi dihadiri
orang-sekutu oleh kaisar, mereka reconsecrated raja kalah sebagai bawahan
sungai, penguasa dikalahkan menjadi raja regional tanahnya, membayar upeti
kepada raja dan menghadiri penonton sesekali dengan cakravartin Gupta tetapi
sebaliknya memerintah secara independen dalam bukunya tanah. Dimana Mauryans
telah mempertahankan kontrol atas hanya pusat dan daerah inti beberapa kerajaan
mereka, Gupta, melalui hubungan upeti, berusaha untuk mengendalikan sebagian
besar ( Walsh, 2005: 48).
B.
Kehidupan Ekonomi, Sosial dan Budaya
Menurut
FaHien dalam bukunya Su’ud (1988: 203) menyatakan kerajaan Gupta merupakan
kerajaan yang makmur dan damai. Di ibukota lama Pataliputra, setiap bulan
diselenggarakan arak-arakan kereta kuda yang ditunggangi patung budha.
Diceritakan pula raja selalu berbicara dengan lemah lembut dan menggembirakan,
adil dan murah hati. Sementara itu, penduduknya memperoleh kebahagiaan, konon
mereka juga tidak meminum minuman keras dan tidak membunuh binatang untuk
dimakan. Tetapi hukumnya sangat lemah karena pelaku pelanggaran tidak dikenakan
hukuman, melainkan denda. Bahkan bagi mereka yang sudah terbukti melakukan komplot
untuk memberontak terhadap negara sekalipun, hanya diancam hukuman potong
tangan sebelah kanan saja. Berdasarkan hal tersebut bahwa hukum di kerajaan
Gupta tidak dapat mempertahankan hukum, sehingga bisa membuat masyarakat yang
melanggar tidak akan takut dihukum.
Gambar 1.1 Peta Kerajaan
Gupta (Walsh, 2005: 45)
Dijelaskan oleh Su’ud (1988 :204) mengatakan sudah ada kelas dalam
kehidupan masyarakat. Kaum Paria tidak boleh hidup di dalam kota, apabila
mereka terpaksa ingin masuk ke kota, mereka harus memukul gong untuk
memberitahukan pada semua orang untuk tidak tersentuh kaum Paria. Masyarakat
juga dikenakan larangan untuk menangkap babi ataupun unggas, dan berdagang
ternak. Sehingga mereka juga tidak mempunyai tempat penyembelihan hewan dan
tempat minum arak. Bisa dikatakan mereka terhindar dari penyakit dalam tubuh
yang dialami oleh orang pada zaman sekarang ini. Setiap rakyat memberikan upah
kepada rajanya di kerajaan manapun, termasuk kerajaan Gupta yang diharuskan
membayar lima puluh persen dari hasil pertanian.
C.
Kehidupan Agama
Menurut catatan Fa Hien dalam
bukunya Su’ud (1988 :204) bahwa etika Budis maupun Jainisme mulai meresap dalam
sanubari masyarakat India. Mereka mulai bersifat manusiawi dan ramah, seperti
ketika dalam masa Maurya berkuasa. Sementara itu, ajaran Brahmanisme
perlahan-perlahan tapi pasti, mulai digantikan oleh agama Hinduisme yang
merupakan ciri utama masa Gupta. Banyak pula ditemukan patung-patung Budha, dan
kemudian Fa Hien ke Tiongkok mengarungi lautan, kebanyakan orang yang naik
kapal adalah orang-orang Hindu dengan tujuan mereka Tanah Jawa.
Ditulis Suwarno (2012 : 57)
Samudragupta merupakan seorang Hindu ortodoks, kemudian mengangkat seorang
Budha sebagai penasehat, bernama Vashubanda. Berdasarkan demikian seorang raja
yang berbeda dengan agamanya memberikan toleransi kepada agama lain untuk
menjadi anggota penting dari kerajaan. Sehingga masa kerajaan Gupta sudah
memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan beragama, sosial dan budaya.
III.
Peninggalan-
Peninggalan Kerajaan Gupta
Pada masa Candragupta II, kesenian mengalami
perkembangan yang sangat pesat, terutama seni drama atau teatre yang sering
dipentaskan untuk mengisi acara festival keagamaan. Penulis drama yang terkenal
ialah Kalidasa, pujangga istana yang kerap menggelarkan drama dihadapan raja.
Karya yang paling terkemuka yaitu cerita “Sakuntala”, yangtelah diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris sejak 1789 oleh Sir William Jones. Suwarno (2012 :58-59)
menyatakan sejarah India Dinasti Gupta, khususnya masa pemerintahan
Chandragupta II, merupakan zaman keemasan dalam perkembangan kebudayaa,
terlebih khusus kesenian, literatur (kesusastraan) dan ilmu pengetahuan yang
berbahasa Sansekerta.
Terdapat beberapa jenis
seni yang terdapat masa kerajaan Gupta, dalam bukunya Sari (1994/1995 :82-83)
yaitu seni patung, seni ukir, lukisan pada dinding kuil, tugu perunggu dan uang
emas. Terdapat beberapa penjelasan perkembangan kesenian yang sangat pesat
sebagai berikut :
·
Seni Patung
Digunakan
sebagai penyembahan, patung-patung Gupta ini biasanya diberi mahkota sinar di
belakang kepala. Mahkota ini dinamakan “halo” dan banyak diberi ukiran.
Cardozo.
Tanpa tahun. Sejarah Seni India.
“halo” merupakan
sebutan nama mahkota yang ada di belakang kepala pada patung, berasal dari
ucapan “heilou” yang mempunyai arti
bersinar, sinar tersebut dianggap mahkota oleh penduduk Gupta.
·
Seni Ukir
Ciri-cirinya
tumbuh-tumbuhan yang menjalar bermesra-mesraan. Masa ini banyak sekali hasil
seni dimusnakan pada masa kemudian, yang ada hanya patung Budha bermahkota
sinar (Cardozo,-: 28).
·
Seni Lukisan pada Dinding Kuil
Semua
lukisan-lukisan India hanya dapat ditemukan di dinding- dinding kuil, tidak ada
yang digambarkan di kertas atau papan kayu (Sari, 1994/1995: 93).
·
Seni Tugu Perunggu
Di
masa Gupta juga mendirikan tugu-tugu, tugu besi masa tersebut yaitu Meherauli di
Delhi. Tugu tersebut terbuat dari perunggu, tugu masa Gupta kurang baik seninya
sedangkan masa Asoka seni tugu sangat baik (Cardozo, -: 29).
·
Seni Uang Emas
Pada masa ini
sudah terdapat uang sebagai alat tukar, uang ini lebih baik dari masa Kushan
(Cardozo, -:30).
|
Lukisan
disamping merupakan lukisan yang ditemukan pada dinding-dinding kuil, namun
warna lukisan ini sudah tidak jelas. Dugaan bahwa ada suku muni yang membakar jelagat di dalam kuil sehingga abunya
menempel di lukisan. Tetapi lukisan tersebut memiliki teknik yang sangat
mengagumkan.
|
Disamping
merupakan gambar kuil masa kerajaan Gupta, pada masa pemerintahan Chandragupta
II. Bangunan ini diberikan kepada para Bhiksu sebagai penghormatan kepada
mereka dengan memberikan tempat tinggal (kuil), ladang dan lainnya yang dapat
menopang kehidupan para Bhiksu di masa kerajaan Gupta.
BAB
II
PERKEMBANGAN
KERAJAAN HARSHA DI INDIA
A. Awal Mula Kerajaan Harsha
Pada awalnya Harsha
Vardhana merupakan keturunan dari penguasa Kerajaan Thanesar. Harsha Vardhana memiliki tiga bersaudara
dari dari Thanesar yaitu Rajya, Harsha
dan Rajyari yang menikah dengan Kanauj. Ketika mendengar saudaranya dibunuh
secara, spontan timbul jiwa ksatria dari Harsha yang awalnya hanya peduli
terhadap agama saja. Kemudian dia kembali ke kerajaan dan menyelamatkan saudara
perempuannya (Rajyari) yang akan mencebur kedalam unggun jenazah suaminya.
Serentak rakyat beserta menteri Kanauj mengangkat Harsha sebagi Raja, kemudian
memunculkan kerajaan Harsha sebagai kelanjutan dari Gupta (Su’ud, 1988 :207).
Kanauj adalag sebuah kota yang indah, penuh dengan candi dan biara,
merupakan gambaran negeri yang makmur. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa
kerajaan Harsha bisa dikatakan kelanjutan dari kerajaan Gupta, dan keturunan
dari Chandragupta. Kerajaan ini muncul karena terdapat penyerangan oleh Malwa
ke Kerajaan Thanesar yang waktu itu dipimpin oleh Kanauj suami dari saudara
perempuan Harsha.
B. Perkembangan Kehidupan Ekonomi, Sosial, Agama,
Politik dan Budaya
A. Kehidupan
Politik
Hasha
Vardhana sebagai penguasa Thanesar dan Kanauj, serta merupakan raja Budha yang
terakhir di India Utara yang memiliki kekuasaan besar. Setelah kenaikan
takhtanya Harsha Vardhana melakukan konsolidasi wilayah dengan cara menaklukan
daerah-daerah yang tidak patuh. Cara yang digunakan adalah memberi pakaian
kepada gajah dan prajuritnya (Suwarno,2012 :60). Selama enam tahun wilayah
Harsha Vardhana dari muara sungai Gangga sampai sungai Sutlej yang meliputi
Malwa, Gujarat dan Khatiawar. Harsha Vardnan sering diberi gelar “raja lima negara” yang memimpin Punjab,
Kanauj, Benggala, Mithila/ Darbangga dan Orissa.
Jika
seorang negara mengalami keberhasilan dalam menaklukan daerah bawahan, maka
terdapat daerah yang tidak bisa ditaklukan oleh raja Harsha. Deccan adalah
daerah seberang dari pegunungan Vindhya karena Deccan memiliki tentara yang
sangat kuat, setara dengan tentara Harsha. Dijelaskan dalam Su’ud (1988: 208)
bahwa Harsha memiliki banyak provinsi yang dikepalai oleh Gubernur di
masing-masing daerah. Meskipun telah dipimpin oleh Gubernur, raja tidak
mempercayakan semuanya kepada para pejabat, setiap pejabat harus membuat
laporan mengenai perkembangan setiap daerahnya.
Menurut
Hiuen Tsang yang telah lama tinggal di istana, struktur pemerintahan Harsha
bersifat feodalistik. Raja-raja taklukan dikembalikan kedudukan semula, dengan
kewajiban tunduk kepada pemerintahan pusat. Selain itu dilakukan pula kontrol
dengan melakukan kunjungan inspeksi terhadap daerah bawahannya.
B. Kehidupan
Ekonomi, Sosial, Agama dan Budaya
Raja
Harsha merupakan raja yang bersifat adil dan cakap, dia menjadi terkenal karena
sifatnya yang tulus terhadap sesama. Harsha menganut agama budha, pembunuhan
terhadap hewan dilarang dinegerinya, dengan ancaman hukuman yang tinggi bagi
yang melanggar. Dijelaskan dalam Su’ud (1988 :208) bahwa disepanjang perjalanan
disediakan tempat istirahat bagi para bhiksu, yang lengkap dengan persediaan
makanan dan obat-obatan. Bagi kaum yang sakit atau orang terlantar disediakan
pula kesehatan dengan cuma-cuma. Raja digambarkan sebagai orang yang senang
menerima rakyatnya menghadap, yang dilakukan tidak diruang khusus, melainkan
disembarang tempat. Inspeksi ini dilakukan ditengah jalan atau tempat
peristirahatan.
Menurut
Hiuen Tsang dalam Suwarno (1988: 209) menyatakan kota-kota ataupun desa-desa
mempunyai gapura dalam, dikelilingi oleh tembok yang luas dan tinggi, serta
jalan kampung yang berliku. Jalanan agak kotor namun, kedai-kedai diberi tanda
sehingga tempatnya teratur. Tukang-tukang daging, algojo, tukang bersih jalan
dan sebagainya tinggal diluar kota.
Dijelaskan
pula bagi para pejalan yang menggunakan jalan umum, diharuskan berjalan
disebelah kiri. Sedangkan rumah-rumah pemduduk dikelilingi oleh tembok rendah
membentuk kota-kota kecil. Tembok tersebut dibuat dari tanah liat yang dibakar dengan
batubara. Meskipun raja beragama budha tetapi memiliki toleran terhadap yang
beragama Hindu. Dalam segi hukum dan etika pergaulan dapat dinyatakan, bahkan
terdapat kecenderunganuntuk menghormati rakyat. Kejahatan maupun pelanggaran
tidak mengakibatkan kematian, terhadap kasus susila berupa pemerkosaan diancam
berupa potong telingaatau hidung.
Dijelaskan
pula dalam kehidupan umum, apabila penduduk dikerahkan untuk dipekerjakan, maka
tenaga mereka dihargai dengan pembayaran yang pantas. Masa Harsha terdapat
sistem kasta dan dilakukan secara sepenuhnya, yaitu sebagai berikut :
· Kaum
Brahmana : menjalankan kewajiban agama
mereka.
· Kaum
Ksatria : menjalankan roda
pemerintahan.
· Kaum
Waisa : sebagai buruh, pedagang,
dan petani.
· Kaum
Sudra : hamba sahaya yang merupakanlapisan
masyarakat yang paling bawah.
Sementara
itu orang-orang yang meninggal bisa dibakar, dihanyutkan ke kali atau dibiarkan
di dalam hutan. Sedangkan orang-orang yang lanjut usia atau tua renta biasanya
bunuh diri di dalam sungai.
C. Peninggalan-Peninggalan Kerajaan
Harsha
Kerajaan
Harsha tidak mempunyai peninggalan berupa artefaktual, namun berupa bentuk
pendidikan dan kesusastraan. Kebanyakan orang pada masa Harsha mengenal
kesusastraan dan pendidikan yang wajib ditempuh, untuk lebih jelasnya sebagai
berikut:
A. Pendidikan
Bidang
pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam menunjukkan sumber daya
manusia. Berbeda dengan negara biasanya, pendidikan yang diterapkan di Harsha
adalah keagamaan. Menggunakan huruf brahmi, yang merupakan huruf induk dari
huruf yang berlaku di India. Terdapat perguruan tinggi yaitu perguruan Nalanda
yang dijelaskan dalam bukunya Su’ud (1998: 210-211) merupakan pusat pendidikan
perguruan tinggi di India, dan juga bagi umat manusia di seluruh dunia yang
bermaksud untuk mempelajarinya.
Dalam
bidang agama ini terdapat kecenderungan toleransi yang sangat tinggi, bahkan
cenderung bersifat sinkritistik. Raja sendiri beragama Budha, walaupun
menyembah Siwa dan Surya. Pendidikan dipentingkan diantara agama-agama antara
saudara-saudara dengan teguh, seperti Kanishka dan Chandragupta II, yang
melakukan permusyawaratan luhur dengan para pemimpin-pemimpin agama Budha ().
Pendidikan tersebut yang sampai saat ini masih dilaksanakan. Hieun Tsang
merekam pengalamannya dalam bukunya yang berjudul Si-Yu-Ki yang menceritakan
sistem pendidikan masa Harsha dalam Suwarno (2012 :62-63) yaitu :
·
Tata Bahasa (grammar).
·
Pengetahuan kesenian dan keahlian/
ketrampilan (science of art and craft).
·
Pengetahuan tentang obat-obatan/
kedokteran (medicine).
·
Filsafat (philosophy).
B. Kesusastraan
Masa
Harsha terkenal dengan kesusastraanya, termasuk raja sendiri tertarik dengan
sastra. Raja menulis syair-syair yang saat ini masih terkenal. Dijelaskan dalan
Kuiper (2011 : 267-268) Kerajaan pengadilan dan kuil-kuil India tradisional
telah menjadi pusat utama dari seni pertunjukkan. Pada zaman kuno, Sansekerta
drama musiman festival atau merayakan acara khusus. Beberapa raja menonjolkan dramawan
dengan merayakan acara khusus. Dramawan
dari raja yaitu Shudraka pada abad ke-4 sebagai penulis Mrichchakatika (The
Little ClayCart).
Termasuk
drama Harsha yang menulis Ratnavali pada abad ke-7 Mahendravikramavarman, penulis abad
ke-7 bermain Bhagavad-Ajjukiya, dan Vishakhadatta, pencipta abad ke-9 drama Mudrarakhasa. Pada abad ke-4 SM, Kautilya, menteri kepala kaisar Chandragupta disebut dalam bukunya tentang seni
pemerintah yaitu Artha-shastra dengan moral yang rendah dari pemain. Kemudian menyarankan pemerintah kota untuk
tidak membangun rumah di tengah-tengah desa untuk para aktor, akrobat dan
ibumer.
Soal
Latihan
Jawablah
soal-soal dibawah ini dengan benar, jelas dan singkat !
1.
Apa saja sumber yang menjelaskan
kerajaan Gupta ?
2.
Bagaimana kehidupan politik kerajaan
Gupta ?
3.
Bagaimana peninggalan kerajaan Gupta ?
4.
Apa latar belakang kemunculan kerajaan
Harsha ?
5.
Bagaimana sifat raja Harsha secara umum,
sehingga disukai oleh rakyatnya ?
6.
Bagaimana sistem kasta pada masa Harsha
?
7.
Bagaimana sistem kehidupan keagamaan
masa Harsha ?
8.
Apa saja usaha yang dilakukan raja
Harsha untuk mensejahterakan rakyatnya ?
9.
Bagaimana peninggalan-peninggalan
kerajaan Harsha ?
10.
Sebutkan manfaat dari pembelajaran
kerajaan Gupta dan Harsha ?
DAFTAR
RUJUKAN
Cardozo. Tanpa tahun. Sejarah Seni India. Bandung: Balai Pendidikan Guru.
Kuiper,
Kathleen. 2011. Understanding The Culture of India. New York : Britanica Educational
Publishing with Rosen.
Riza.
2011. Kerajaan Gupta. (online) (http://rubrik-riza.blogspot.com/2011/11/makalah-dinasti-maurya.html), diakses pada 10 Oktober 2011 pukul 21.15
WIB.
Sari, Anwar. 1994/1995. Sejarah Kebudayaan India Kuno. Malang : Depdikbud.
Su’ud,
Abu. 1988. Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa
Di Asia Selatan (Sejak Masa Purba Sampai Masa Kedatangan Islam). Jakarta :
Depdikbud.
Suwarno. 2012. Dinamika
Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta : Ombak.
Walsh, Judith E. 2005. A Brief History of India. New York : Facts on File. Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar