Total Tayangan Halaman

Jumat, 25 Oktober 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Asia Selatan adalah sebuah wilayah geopolitik di bagian selatan benua Asia, terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah ini dibatasi oleh Asia Barat, Tengah, Timur, dan Tenggara. Wilayah Asia Selatan meliputi 10% luas benua Asia, kira-kira 4.480.000 km² tetapi populasinya mencakup 40% populasi Asia. Kebanyakan dari daerah itu mendapat pengaruh budaya India.
Perkembangan sejarah Asia Selatan terutama India sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. India merupakan bangsa yang peradabannya lebih maju di banding negara di Asia selatan lainnya, dapat dilihat dengan adanya peradaban lembah sungai Indus dan peradaban lembah sungai Gangga. Daerah perbukitan Baluchistan merupakan pusat peradaban lembah sungai Indus, yang menghasilkan kebudayaan Nal. Dengan pantai makran hingga sisi barat delta Indus yang menghasilkan kebudayaan kulli. Peradaban ini merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang sungai Indus dan sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Di lembah sungai yang subur inilah dulu hidup peradaban prasejarah India, yang lebih dikenal sebagai peradaban Harappa dan Mahenjodaro. Yang sekarang letaknya berada di kota mahenjodaro provinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa di provinsi Punjabi. Penduduk kala itu ialah bangsa Dravida.
Peradaban sungai Indus runtuh akibat serbuan bangsa Arya tahun 1000 SM melalui celah Khyber. Sejarah bangsa Arya diperoleh dari kitab Veda. Setelah berhasil mengalahkan bangsa dravida di lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur akhirnya mereka hidup menetap. Namun setelah Harappa dapat dikuasai bangsa Arya jumblah penduduk yang tinggal di lembah sungai Indus mengalami penyusutan selama paruh kedua milenium II sebelum tarikh masehi. Mungkin saja hal itu terjadi karena pendukung kebudayaan lembah sungai Indus (Dravida) musnah ataupun mencari daerah lain. Selain itu bangsa Arya juga tidak melanjutkan tata pemerintahan yang berada di lembah sungai Indus. Setelah keruntuhan peradaban lembah sungai Indus dimulailah peradaban baru yang berkembang di India bagian utara yaitu peradaban lembah sungai gangga.
Setelah runtuhnya peradaban lembah sungai Indus runtuh muncullah peradaban baru yang terkenal dengan peradaban sungai gangga. Yang dimaksud dengan lembah sungai Gangga yaitu daerah yang berada di antara dua sungai Yamuna hingga Gangga  yang terletak di antara pegunungan Himalaya dan pegunungan Vindhya. Kedua sungai tersebut bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir di kota-kota seperti Delhi, Agra, dan bermuara di wilayah Bangladesh ke teluk Banggala. Sungai Gangga bertemu dengan sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan Kwen Lu. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur.
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 2000-1500 SM melalui celah Pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush. Mereka berbadan tinggi, berkulit putih, dan berhidung mancung. Setelah mengalahkan Bangsa Dravida mereka menetap dan mengambangkan kebudayaannya di lembah Sungai Gangga.
B.     Alokasi Waktu
Agara dapat menguasai dengan baik Modul ini, alokasi waktu yang di butuhkan untuk mempelajari Modul yang membahas tentang Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Asia Selatan (Magadha, Kushana, dan Andra dalam kegiatan belajar mengajar di kelas di laksanakan selama 2×40 menit.
C.    Standar Kompetensi
Memahami Perkembangan Kerajaan-Kerajaan bercorak Hindu-Budha di Asia Selatan (Magadha, Kushana, dan Andra.
D.    Deskripsi Modul
Dalam modul ini terdapat silabus pembelajaran. Kemudian terdapat juga uraian materi yang disajikan dalam modul ini.

E.     Petunjuk Penggunaan Modul
Setiap kegiatan dalam Modul ini saling berkaitan erat, untuk itu agar Anda memahami keseluruhan Modul ini, maka ikutilah petunjuk berikut ini :
1.      Bacalah setiap penjelasan yang diberikan secara cermat, jangan tergesa-gesa sehingga Anda sehingga anda benar-benar memahami isi modul ini.
2.      Waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah 80 menit dan kegiatan belajar mengajar 80 menit.
3.      Agar Anda dapat memahami dengan baik modul ini, maka berusahalah di perpustakaan-perpustakaan induk anda.
4.      Apabila dalam uraian materi terdapat latihan soal untuk menguji tingkat pemahaman Anda, maka kerjakanlah dengan arahan dan selanjutnya jika Anda sudah memahami materi dalam setiap kegiatan belajar, maka kerjakanlah latihan soal yang ada pada akhir kegiatan, kemudian cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada di halaman belakang modul ini.
5.      Dalam mengerjakan tugas, latihan dan kegiatan gunakan buku tulis tersendiri, dengan demikian modul ini tetap rapi dan bersih, enak untuk dipelajari. Dan anda mempunyai buku catatan sendiri yang pasti berguna dalam belajar.
6.      Jika jawaban Anda masih banyak yang tidak sesuai dengan kunci jawabannya. Anda harus membaca kembali bagian yang belum anda pahami. Usahakan anda benar-benar memahaminya.
F.     Tujuan Penggunaan Modul
Tujuannya agar setiap mahasiswa memahami tentang Perkembangan kerajaan-kerajaan bercorak Hindhu-Budha di Asia Selatan (Magadha, Kushana, dan Andra.
G.    Peran Fasilitator
1.      Membantu peserta didik dalam proses belajar.
2.      Membimbing peserta didik dalam mengerjakan soal-soal latihan yang telah dijelaskan pada tahap belajar.
3.      Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan menjawab pertanyaan.
4.      Membentuk kelompok dalam mengerjakan soal dengan tujuan agar lebih mudah dalam mengerjakannya.
5.      Melakukan penilaian terhadap hasil kerja peserta didik.
Pada dasarnya, modul ini didunakan untuk membantu para siswa-siswi dalam mengerjakan soal dan membantu siswa-siswi dalam belajar.














BAB II
PERKEMBANGAN KERAJAAN MAGADHA

A.    Silabus
Kompetensi Dasar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Mengidentifikasi Perkembangan Kerajaan Magadha.
Menjelaskan Perkembangan Kerajaan Magadha.
Lembar Latihan (10 soal Objektif dan 5 soal Subjektif).
40 menit
§ buku yang relevan
§ foto-foto
§ gambar
§ Modul
§ PowerPoint

B.     Raja yang Memerintah

Kerajaan Magadha didirikan oleh Sisunagara sekitar 642 SM. Ibukotanya berada di Giripraja atau Rajgir/ Rajagriha ( Suwarni, 2012: 39). Dalam sejarahnya Magadha telah diperintah oleh 5 dinasti, yaitu sebagai berikut:
1.Dinasti Sisunaga (±642- 413 SM)
Pada tahun 540 SM Magadha mulai terpandang pada masa pemerintahan Raja Bimbisara, dan ibukota pemerintahannya adalah Rajgir (Rajagriha). Pada tahun 490 SM Bimbisara digantikan oleh putranya yaitu Ajatasatru yang lahir dari permaisuri yang merupakan putri klan licchavi, yang amat berkuasa dikawasan Vaisali. Kemudian ajatasatru menikah dengan putri Kosala, dan berhasil menyatukan Kosala dan Magadha.
Gambar: Peta Magadha                     
Bimbisara.jpgMenurut cerita Ajatasatru dikalangan masyarakat buda memperoleh kekuasaan setelah membunuh ayahandanya, namun ahli sejarah meragukan kebenaran cerita tersebut karena memang Ajatasatru memang pelindung agama jainisme, yang memang saingan agama buda. Yang tidak dapat dipungkiri adalah putra Ajatasatru bernama udayana mendirikan ibukota di Pataliputra.


                          




Gambar: Ilustrasi Bimbisara
2.      Dinasti Nanda (±413- 322 SM)                                                         
Tahun 413 SM dinasti yang dibangun oleh Bimbisara dapat dikalahkan oleh raja yang pertama dari keturunan “Sembilan Nanda” yang memerintah Magadha hampir satu abad. Pada waktu penyerbuan Iskandar Agung ke Lembah Indus, Magadha berada di bawah pemerintahan Raja Nanda yang amat besar kekuasaannya, karena ditopang oleh angkatan darat yang kuat ( Abu Su’ud, 1988: 138). Namun Dinasti ini kurang disenangi rakyat karena memberlakukan peraturan yang memberatkan rakyat seperti kewajiban membayar pajak yang tinggi.  Pada 322 SM, Dinasti Nanda digulingkan oleh Chandragupta, pendiri Dinasti Maurya.    
3.      Dinasti Maurya (322- 185 SM)
Menurut sebuah sumber, Chandragupta adalah anak tidak sah dari raja dengan wanita yang bukan keturunan raja. Anak raja itu kemudian menjadi panglima besar dengan bantuan brahmana yang mengadakan komplotan untuk menggulingkan raja yang sah. Namun rencana penggulingan raja tersebut gagal karena diketahui raja dan mereka kemudian di usir ke Panjab. Menurut sebuah sumber, Chandragupta kemudian berusaha menemui Iskandar Zulkarnain untuk meminta bantuan menggulingkan pemerintahan Raja Nanda dari Magadha. Kemudian manakala berita kematian Iskandar Agung terdengar sampai India, Chandragupta dengan bantuan brahmana Chanakya mengobarkan semangat rakyat untuk memberontak terhadap pemerintahan asing. Selanjutnya ia menghimpun pasukan dan pada tahun 322 SM dia bersama pasukannya kembali ke Magadha untuk menggulingkan Raja Nanda dengan menduduki Pataliputra. Kisah ini diabadikan dalam drama sejarah yang berjudul “Mudia Rakshasha” dan tersurat dalam kitab Kautilyarthasastra yang dipercaya sebagai tulisan pendeta Chanakya yang juga bernama Kautilya atau Vishnugupta.
Pada tahun 305 SM Seleucos Nikator berusaha merebut wilayah Panjab namun gagal karena kalah perang menghadapi pasukan Chandragupta, dan ia pun harus menyerahkan kekuasaannya yang luas sekali (Kabul, Heart, Kandahar, Baluchistan). Sebagai imbalannya Seloucos menerima 500 ekor gajah yang berguna dalam peperangan yang dilancarkan sesama bangsa Yunani. Hubungan permusuhan berubah menjadi semakin erat setelah terjadi perkawinan diantara kedua keluarga kerajaan tersebut. Pada tahun 302 SM secara politik dilakukan tukar-menukar perutusan kenegaraan. Seorang Duta besar bernama Megastenes dikirim ke Istana Pataliputra. Megastenes menyumbangkan banyak informasi tentang India khususnya pada masa Chandragupta.
Ibukota Kerajaan Magadha pada masa pemerintahan Chandragupta terletak di Pathiputra, orang yunani Polibotra yang letaknya di Patna sekarang. Dari penuturan Megastenes dapat diketahui betapa indah kota Pataliputra, yang terletak di tepian sungai Gangga. Kota tempat Raja Chandragupta bertahta dirancang dengan baik dan dilengkapi dengan warung minum, rumah judi, gedung sandiwara, tempat pacuan kuda, dan balai pertemuan umum untuk pekerja dan keperluan keagamaan. Megastenes juga menuturkan raja hidup dalam kemewahan, namun ia hidup tanpa ketenangan. Ia selalu pergi untuk menghindarkan diri dari maut yang dapat datang kapan saja. Chandragupta juga memiliki angkatan bersenjata yang tangguh, hal tersebut dapat dilihat dari kemenangan ketika perang malawan Seleucos Nicator. Sistem pemerintahan kerajaan Chandragupta membagi kerajaan menjadi tiga pripinsi yang masing-masing dikepalai oleh Raja muda yang biasanya dijabat oleh anggota keluarga kerajaan. Ketiga propinsi itu masing-masing berpusat di Taksasila, Ujjain, Tosali. Dalam sebuah pertulisan di Girnar di kawasan Khatiawar dikatakan bahwa raja muda ditugaskan memelihara danau atau bendungan yang nantinya sangat bermanfaat pada tanah pertanian sehingga pada masa Chandragupta boleh dikatakan tidak terdapat kelaparan. Tulisan lain Megastenes ialah mengenai sistem transportasi yang pada setiap jalan rayanya pada setiap jarak tertentu didirikan tiang-tiang petunjuk jarak. Yang merupakan jalan utama ialah yang menghubungkan antara ibukota ke Taksasila yang juga menembus kota-kota lain. Sedangkan jalan perdagangan dibuat membujur dari Pataliputra meliputi Prayaga, Bahrud, Vadisa ke Ujjain, yang merupakan pusat perdagangan yang ramai.
Menurut Megastenes pemerintahan sipil bersifat birokratis. Sementara itu pemerintahan kota dilaksanakan oleh enam badan yang masing-masing terdiri dari lima anggota. Badan yang pertama mengurusi pada bidang perburuhan dan keselamatan kerja bagi keryawan. Badan kedua bertugas dalam bidang hubungan luar negeri, kesehatan maupun kesejahteraan umum. Badan ketiga bertugas dalam bidang sipil, seperti cacah jiwa, pendaftran kelahiran dan sebagainya. Sedangkan badan keempat membidangi masalah perdagangan. Untuk badan kelima dan keenam masih terkait dalam bidang perdagangan, yang meliputi penjagaan mutu maupun pungutan pajak dagang.
Dikemukakan oleh Nearchus bahwa hukum dipelihara menurut tradisi lisan, karena tidak mengenal hukum tertulis. Menurut Nearchus arus perdagangan antar negara sangat ramai, terutama dengan tiongkok Yunani, Romawi, maupun Mesopotamia. Meskipun arus perdagangan ramai, namun kerajaan Magadha tidak pernah mengembangkan pencetakan mata uang sendiri secara lebih teratur. Jadi yang selalu dipergunakan ialah mata uang persia maupun Yunani. Bentuk mata India sendiri sangat kasar.
Megastenes juga menceritakan mengenai kehidupan keagamaan maupun pandangan falsafat bangsa India. Dikatakan bahwa masyarakat beragama hindu memuja Heracles, Dionysus, maupun Zeus Ombrios. Ia juga menyatakan bahwa sistem kasta merupakan sistem yang masih dipegang kuat. Tidak seorangpun yang melakukan perkawinan diluar kasta. Dan berbeda dengan susunan masyarakat kasta seperti kita kenal, Megastenes membaginya menjadi tujuh kelompok dalam pelapisan sosial. Yang pertama adalah kaum filsuf dan brahmana yang berperan dalam melaksanakan upacara-upacara kurban dan bertindak bagaikan para peramal dan bahkan seperti dewa sendiri. Kelompok kedua adalah petani yang bertugas mengelola tanah. Yang ketiga adalah kelompok penggembala dan pemburu. Kelompok yang keempat adalah para tukang yang karena jasanya dalam membuat sarana kesejahteraan maupun perlengkapan militer yang sering mendapat pembebasan pajak dari pemerintah. Kelompok yang kelima adalah kelompok tentara. Dan berikutnya adalah kelompok para pegawai sipil dan yang terakhir adalah anggota dewan kerajaan.
Dari penulis Megastenes pada zaman Chandragupta Maurya memerintah, dapat diketahui bahwa bahan pakaian utama penduduk dibuat dari kapas, dengan warna-warna yang terang. Sedangkan makanan pokok meraka adalah nasi yang dibubur dengan lauk daging yang dicincang. Minuman keras yang mereka sukai dibuat dari bahan padi maupun air nira dari pohon palma. Dan pada masa itu wanita diperlakukan baik
Pada tahun 298 SM, Chandragupta wafat namun sebelim wafat ia menjadi bhikkhu atau pendeta agama Jina. Kemudian pemerintahan digantikan oleh Bindusara yang memerintah Magadha 298-272 SM. Bindusara diberitakan pernah mengirim sepucuk surat kepada Antiochos I, penguasa asia kecil dan pengganti seleucus, agar dapat mengirim seorang filsuf ke Pataliputra. Waktu itu yang menjadi duta besar Antiochos I di Pataliputra adalah Deimachos. Pada masa pemerintahannya Bindusara dijuluki sebagai Amitragatra (sang penakluk), karena berhasil manaklukan wilayah disebelah selatan pegunungan Windhya, mungkin daerah Raichur yang dikenal sebagai penghasil tambang emas.
Pada tahun 273 SM Bindusara digantikan  oleh anaknya yaitu Asoka. Namun baru tahun 269 SM dia dinobatkan sebagai raja. Kemungkinan hal ini berkaitan dengan posisinya yang dianggap  kontroversial oleh para Brahmana, dimana sebelum naik tahta, Asoka dikabarkan telah membunuh saudara-saudaranya sekeluarga berjumlah 90 orang, meskipun menurut pendeta budha, dia naik tahta dengan damai. Asoka (A= tidak, Soka=susah, tidak pernah susah) setelah dinobatkan manjadi raja bergelar Devanampiya Piyadarsana yaitu Devanampiya= dicintai oleh dewa, Piyadarsana= raja yang lembut.
Langkah pertama yang ditempuh Asoka ialah menitih beratkan pada perluasan wilayah dengan memperkuat angkatan perangnya yang terdiri atas kesatuan infantri, kavaleri, chariot, dan pasukan gajah. Dalam waktu kurang lebih 269-261 Raja Asoka telah memperluas wilayahnya samapi ke batas :
1.      Sebelah barat: sampai Afganistan dan Baluchistan
2.      Sebelah timur: sampai wilayah Benggala
3.      Sebelah Selatan: sampai batas kerajaan andhra di ujung selatan india
Kepribadian Asoka dari seorang kejam menjadi raja yang lembut mungkin terjadi ketika Asoka menaklukan kalingga 262 SM, dimana dalam satu hari terbunuh sekitar 250.000 jiwa. Vincent Smith sejarawan inggris menggambarkan watak Asoka sebagai: Dia punya tangan besi, tetepi sarung tangan dari beludru. Sejak saat itu Asoka memeluk agama Budha, menjadi pelindung paling setia agama ini dan dalam memerintah lebih mengutamakan perdamaian. Ia melaksanakan pemerintahan dengan bersumber pada ajaran Buddha. India pada masa Asoka menjadi pusat penyebaran agama Buddha.
Asoka mengirim para mubaligh agam buddha dan para duta ke berbagai wilayah didunia seperti Syiria, Mesir, Macedonia, Cyrenia, Epirus, Burma, Siam dan Sri Lanka. Utusam Sri Lanka dilakukan oleh putra dan purtinya yaitu Mahendra dan Sanghamitra. Dan misi tersebut paling sukses karena Raja Sindhales bernama Tissar Devanampiya beserta seluruh keluarganya masuk memeluk agama Buddha.
Sedang  kan di dalam negeri usaha Asoka untuk memeluk agam Buddha adalah sebagai berikut:
1.      Sering mengadakan perjalanan ke tempat-tempat suci agama Buddha seperti Kapilawastu, Bodh Gaya, Sarnath dan Kusinagara.
2.      Membuat maklumat-maklumat, suatu bentuk tulisan yang dipahat pada dinding-dinding batu, gua, tugu, pilar, dan lempengan-lempengan logam. Maklumat ini berisi tentang peraturan-peraturan agama Buddha agar bisa dibaca dan ditaati rakyar.
3.      Membuat bangunan-bangunan stupa. Stupa yang paling besar berada di Samiti. Selain membangun stupa juga membangun tugu-tugu yang peling terkenal berada di kota Sarnath.
4.      Menyelenggarakan muktamar agama Buddha pada 240 SM di Pataliputra.
Selama pemerintahan Asoka, agama Buddha menyebar dengan cepat di India dari kasmir sampai Ceylon, juga samapi menembus Nepal dan berikutnya Tibet, China dan Mongolia. Sebagai akibatnya kebiasaan hanya makan tumbuhan, korban binatang dihapuskan. Perdagangan juga cukup maju dan mempunyai kolono dagang di Khotan. Pada 232 SM Asoka wafat dan digantikan oleh Dasartha. Namun kerajaan Magadha makin lemah. Raja yang terakhir adalah Brihadratha yang digulingkan oleh jenderal Pushamitra pada tahun 185 SM.
4.      Dinasti Sungha (±185-75SM)
Dinasti ini didirikan oleh Pushamitra yaitu jendral yang berhasil menggulingkan raja terakhir Magadha. Dia adalah seorang Hindu penganut aliran Brahmana dan tak menyukai agama Budha. Dalam pemerintahannya adat kebiasaan Hindu dihidupkan lagi, seperti upacara Asvamedha yang ketentuannya sebagai berikut: Seekor kuda yang paling bagus, setelah dihiasi dalam suatu upacara, dilepaskan dan dihalau kemana-mana. Setiap daerah dimana dilewati kuda itu harus tunduk jika tidak maka akan terjadi perang. Setelah satu tahun kuda tersebut ditangkap, dibunuh dan dikorbankan dalam suatu upacara pesta kemenangan.
Raja Dinasti Sungha yang terakhir, diduga berada di bawah perdana mentrinya, Vasudewa, hanya sekedar menjadi boneka. Belakangan Vasudewa membunuhnya dan mengambil alih kekuasaan Dinasti Sungha. Dialah pendiri dinasti Kanwa ( Suwarni, 2012: 47).
5.      Dinasti Kanwa
Dinasti ini didirikan oleh Vasudewa, hanya berkuasa sebentar sekitar 40 tahun lebih. Dia tidak mampu menahan serbuan dari kerajaan andhra yang kemudian berkuasa di Magadha selama hampir 250 tahun.





BAB III
PERKEMBANGAN KERAJAAN KUSHANA
A.    Silabus
Kompetensi Dasar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Mengidentifikasi Perkembangan Kerajaan Kushana.
Menjelaskan Perkembangan Kerajaan Kushana.
Lembar Latihan (10 soal Objektif dan 5 soal Subjektif).
80 menit
4.  buku yang relevan
5.  foto-foto
6.  gambar
7.  Modul
8.  PowerPoint


B.     Perkembangan Kerajaan Kushana
Kushana merupakan pecahan dari suku bangsa Yueh Chi atau Tokaria dari Tiongkok, yang terdesak oleh bangsa suku bangsa Huna pada tahun 174 SM. Mereka tergeser ke wilayah diantara sungai-sungai Oxus dan Jakartes. Sesampai di Bactria suku bangsa ini menetap dan mendirikan pemerintahan di bawah pemimpin mereka Kadphises. Selanjutnya suku bangsa ini berhasil mengambil kontrol atas wilayah India Barat laut dibawah Vina Kadphises (Abu Su’ud, 1988 : 174). Kushana adalah salah satu kerajaan yang memiliki wilayah sangat luas yg membentang dari India, Pakistan sampai utara Afghanistan, berbatasan langsung dengan Kekaisaran Han (Dinasti Han) di timur dan Parthia (Persia) di barat. Asal muasal Kerajaan Kushan dimulai dari eksodus besar-besaran bangsa Yue-Chi (Yuezhi) dari barat laut China (sekarang Xinjiang) akibat gempuran Xiong nu Khanate dari utara. Mereka (Yue Chi) pindah ke asia tengah, membentuk kerajaan baru dan menaklukkan wilayah utara India, hidukush dan bagian timur Persia.
Gambar 2.1 : kerajaa Kushana                          
Karena letaknya ditengah-tengah jalur sutra (Silk Road), banyak keuntungan yang didapat oleh Kushan, terutama dari perdagangan, karena kota-kota mereka adalah tempat persinggahan kafilah-kafilah pedagang yg melalui jalur sutera. Masyarakat Kushan sendiri adalah masyarakat Nomaden, karena itu mereka memiliki beberapa ibukota yaitu Begram ibukota musim panas dan Peshawar ibukota musim dingin. Setelah pengangkatan Raja Kanishka sebuah ekspedisi besar dilancarkan untuk mempersatukan daerah Kashmir dan sebagian dari Turkestan, termasuk Kashgar, Yarkhand dan Khotan.
Perekonomian kerajaan Kushana bersandarkan pada perdagangan sutra dan rempah ke Eropa dan emas dan karya seni ke Tiongkok. Untuk itu, banyak sekali pemimpin Kushan yang menciptakan uang logamnya sendiri sebagai alat tukar resmi, sehingga perkembangan koin-koin Kushan memberikan catatan sejarah tersendiri, terutama dalam seni rupa. Walaupun dikenal sebagai bagian bagian dari sejarah seni rupa Buddha, sebenarnya Kerajaan Kushan juga memiliki bagian kepercayaan lain terhadap pendewaan, yaitu Zoroastrianisme yang merupakan pengaruh Persia.
C.    Raja yang Memerintah
Raja yang pertama dari dinasti Kushana adalah Kadphises I, yang bernama asli Kujula dan memerintah antara 48-78 M. Pada masa pemerintahannya daerah kekuasaannya mencakup di India Utara, Punjab, Sindh, Gujarat bagian utara dan sebagian kawasan India tengah. Perluasaan ke utara (daerah Pamir) terhalang oleh bangsa tiongkok (Suwarno, 2012 : 50). Pada masa Kadphises I raja mengirimkan utusan ke kerajaan Romawi untuk melakukan persetujuan agar kedua kerajaan tersebut jangan sampai melakukan peperangan, pada masa itu juga di India telah banyak digunakan uang dari Romawi yang disebabkan dari hubungan dagang yang telah terjalin.
Kadphises I digantikan oleh putranya yang bernama Vina Kadphises, dengan gelar Kadphises II pada tahun 78 M. Pada masa ini perluasan wilayah dilakukan ke arah timur (Lembah Sungai Gangga). Pada masa kekuasaan Kadphises II, Raja  mengirimkan utusan ke Romawi  Untuk menhadiri pengangkatan Raja Trayan pada tahun 99 M. Raja ini tidak banyak sumber yang meyebutkan tentang masa kekuasaannya.
Kadphises II digantikan oleh Kaniskha yang memerintah antara tahun 120-162 M, yang merupakan raja terbesar dari Kerajaan Kushana.  Raja kanishka begelar Shaonanoshao, yang berarti Raja diraja, serta Dewaputra, yang berarti putra Dewa. Bahkan digunakannya juga gelar berbahasa Tiongkok T’ien Tzu, yang berarti Putera Kahyangan (Abu Su’ud, 1988 : 175. Pusat pemerintahannya berada di Kota Purushapura (sekarang menjadi Peshawar). Pada waktu itu hubungan hubungan dengan Romawi atau bangsa lainnya cukup ramai, karena Ibu Kota Purushapura menjadi lalu lintas perdagangan, terutama sebagi jalur jalan sutera (The Silk Road) yang meghubungkan Cina dengan Asia Barat melalui jalan darat.
Raja Kanishka juga diketahui telah memeluk Agama Budha, bahkan dikenal sebagai pelindung dan pembela Agama Budha. Kaniskha memeluk Agama Budha karena mendapat ajakan dari Pendeta Asvaghosa. Asvaghos mempunyai berbagai keahlia, tidak hanya sebagai filusuf namun dia juga pengarang dan ahli musik. Dia juga telah berhasil mendamaikan pertentangan antara Agama Budha dengan Hinduisme. Selain itu Asvaghosa juga merupakan pengarang dari kitab Budha Charita. Pada masa Kaniskha diadakan muktamar para pendeta Agama Budha yang bertujuan untuk menghindari perselisihan atau perpecahan. Karena dia melihat adanya perselisihan diantara aliran-aliran Agama budha terutama mengenai isi Kitab Suci Agama mereka.
Muktamar ini dihadiri oleh sekitar 500 orang Biksu dari berbagai penjuru India, muktamar yang berlangsung selama enam bulan juga dihadiri ahli Agama terkenal antara lain Asvaghosa, Visyanitra, Nagarjuna dan lain-lain. Muktamar ini dipimpin oleh pendeta terkenal Parsva dari Srilanka. Muktamar ini menghasilkan keputusan penting diantaranya dikeluarkan sebuah tafsir kitab suci dan terbitnya sebuah ensiklopedia Agama Budha yang bernama Mahavibhosa. Akan tetapi maksud atau tujuan awal dari muktamar untuk mencegah perpecahan Agama Budha tidak berhasil. Sebab Agama Budha tetap terpecah menjadi dua aliran yaitu Mahayana dan Hinayana. Sebagai bukti Kaniskha di kenal sebagi pelindung Agama Budha, nampak dari usaha-usaha yang dilakukannya sebagi berikut :
·         Mendirikan asrama-asrama dan vihara-vihara Budha.
·         Mengirimkan para pendeta Budha ke Cina sebagai tanda hubungan yang baik.
·         Mengeluarkan perintah agar Khotbah-khotbah sang Budha dipahatkan pada lempengan-lempengan tembaga. Kemudian lempengan-lempengan tembaga ini dimasukkan ketempat khusus yang diatasnya didirikan stupa.
Pada tahun 162 M, Kaniskha wafat karena sakit, tetapi kemungkinan lain digulingkan oleh sebuah komplotan. Hal itu dilakukan oleh sebuah komplotan rakyat yang merasa tidak puas karena sifatnya yang tamak da haus kekuasaan. Dia diganti oleh dua orang putranya, Vasishka dan Huvishka. Keduanya kurang terkenal, namun dianggap sebagai pelindung Agama Budha. Pada tahun 182, kerajaan Kushana diperintah oleh Vasudeva. Jika melihat namanya yang berarti Vishnu, maka diduga raja terakhir dinasti Kushana ini telah beragama Hindu. Pada masa pemerintahan Vasudeva, tanda-tanda kemunduran sudah mulai tampak, antara lain timbulnya wabah penyakit pes yang menular dari Babylon hingga tersebar ke Eropa dan sampai pula ke India. Epidemis pes ini memakan korban jutaan orang meninggal dunia. Selain itu, kekuasaan Persia yang semakin kuat dan mengancam di bawah Dinasti Sasaid, yakni Raja Ardhasir, ikut menyumbang keruntuhan Dinasti Kushana. Setelah Vasudeva meninggal pada tahun 220 M, kerajaan Kushana terpecah dan mengalami kehancuran. Dugaan paling kuat penyebab kehancuran itu ialah serbuan tentara Persia.
D.    Perkembangan Agama
Zaman dinasti Kushana merupakan zaman yang amat penting dalam perkembangan kebudayaan India, kusunya Agama Budha, karena semakin kompleknya hubungan negara pada masa itu. Selain itu juga terjadi perubahan dalam Agama Budha. Perubahan ini karena Agama Budha menerima pengaruh dari berbagi Agama, seperti Hindu, kepercayaan primitif, Agama Zoroaster dari Persia dan juga Agama Kristen. Percampuran atau pengaruh Agama lain ke Agama Budha tersebut diakibatkan karena terjadinya kontak perdagangan antar bangsa, salah satu akibat dari kontak hubungan antar bangsa yaitu terjadi perpecahan yang mengakibatkan lahirnya aliran Mahayana dan Hinayana. Perubahan Agama Budha pada masa Kushana juga sudah bersifat doktrinal, sehingga bisa dikatakan Agama Budha telah hilang keasliannya.
Sang Budha Gautama tidak lagi dianggap sebagi guru yang telah mati, tetapi telah menjadi Messiah (penyelamat) yang kadang menitis dalam diri Rama atau Krisna. Budisme tidak lagi menolak teori mengenai avatara (rinkarnasi dewa dalam ajaran hindu aliran vaisnava) atau penitisan. Sang Budha Gautama dipuja dalam tiga bentuk tingkatan. Tingkatan pertama ialah Adhi Budha (jiwa pertama). Disini sang Budha berkedudukan sebagai penyebar  ajaran moral agama Budha. Tingkatan kedua adalah Dhayani Budha (Budha yang sederajat dengan manusia) yang menempati surga sendiri-sendiri. Tingkatan ketiga yaitu Boddhistva, orang yang telah mencapai tingkat sang Budha. Boddhistva ini sengaja turun dari nirwana agar dapat menolong keselamatan umat manusia.
Diantara Dhyani Budha, yang terkemuka ialah Amitabha atau Amida (Dewa cahaya yang tidak terbatas). Dewa ini bersemayam di surga sebelah barat, dan akan selalu memberikan pertolongan kepada yang mempercayainya. Sedangkan diantara Boddhisatva yang terpenting adalah Avalokitesvara (Dewa yang menhadap ke bawah). Kemudian Manjusri dan Maitreya sebagai Budha yang belum lahir. Sedangkan pengaruh agama Kristen adalah berupa sang Budha yang diserupakan dengan Yesus, misalnya dalam kitab Suci Agama Budha, sang Budha dikatakan sebagai Saddharma Pundarika (dewa penyelamat).

E.     Kesenian Masa Kushan
Dalam hal kebudayaan, kemajuan yang menonjol semasa Dinasti Kushana yaitu dalam bidang kesenian. Kekayaan yang terkumpul akibat perdagangan yang di lakukan bangsa Kushan dengan Eropa dan Asia Timur, digunakannya untuk membangun negeri, kota, serta mengembangkan kesenian. Ibukota Purhusapura misalnya, dilengkapi dengan gedung-gedung indah, menara dari kayu setinggi ± 200 meter yang bahannya terbuat dari kayu, yang merupakan untuk penyimpanan relik yang berkaitan dengan kehidupan Buda Gautama.
Perkembangan kesenian di Kushana ditandai dengan adanya aliran kesenian yang disebut Gandhara dan Mathura. Kedua aliran ini bisa ditelusuri dari karya seni patung. Gaya Gandhara banyak mendapat pengaruh hellenisme. Hal ini bisa dilihat dengan mudah dari ciri lipatan kain yang teliti dan sikap tubuh yang luwes. Sementara gaya Mathura, walaupun selanjutnya juga mendapat pengaruh yang sama hingga akhirnya berkembang menjadi Gaya Ghupta, tetapi berangkat dari titik tolak seni rupa asli India, yang bisa ditelusuri dalam karya seni rupa Mahenjo Daro-Harappa.
Gandhara adalah nama sebuah kota di kerajaan Kushana yang menjadi pusat kesenian, terutama seni patung. Aliran seni Gandhara merupakan percampuran antara India asli dengan pengaruh Greko-Romawi. Sebagai contoh, adanya patung Budha yang berpakaian gaya Kerajaan Romawi Kuno, patung Budha berwajah Yunani-India, memakai jubah biksu yang bergaya klasik Romawi. Arsiteknyapun merupakan tukang dari Greko-Romawi yang tinggal di Asia Kecil, seperti Agesilaos. Aliran Gandhara juga berkembang juga di kota Jallalabad, Bamyian Swat, Hudda. Aliran seni pahat ini biasanya menggunakan bahan dari batu tulis abu-abu. Aliran Gandhara ini memiliki persamaan dengan gaya kesenian yang berkembang di Palmyra (Asia Barat) dan pusat-pusat Hellena yang terdapat di Asia kecil.
Walaupun umumnya patung Gandhara bersifat humanis, namun beberapa patung dibuat dengan ukuran raksasa seperti patung Buddha di Bamiyan, Afghanistan yang memiliki tinggi 53 meter. Patung ini kini telah hancur akibat kebijakan iconoclaust yang diambil pemerintah Taliban, Afghanistan pada masa lalu. Contoh bentuk humanis adalah patung Athena dari Gandhara setinggi 83 cm, mendekati postur manusia asli. Gaya Mathura berciri sebaliknya, penuh dengan stilasi dengan ukuran tubuh kecil. Patung-patung ini banyak mewujudkan Yaksha dan Yakshi, roh spriritual dalam ajaran Buddha. Contohnya adalah patung-patung penguasa Kushan, antara lain Jayavarman dan Kanishka. Dekatnya pengaruh seni rupa Kushan, dan kebanyakan seni rupa Buddha lainnya menyebabkan timbul klasifikasi gaya Greko-Buddha dalam perkembangan sejarah seni rupa India
F.      Lembar Latihan
Petunjuk Soal:
a.       Bacalah Soal dengan teliti sebelum anda menjawab.
b.      Dahulukan menjawab soal yang anda anggap mudah.
c.       Bentuk soal terdiri dari 10 soal pilihan dan 5 soal essay.
I. Pilihlah satu jawaban yang dianggap benar.
1. Siapakah yang menjadi Raja pertama dari kerajaan Kushana?
a.       Kadphises                                           c. Kaniskha
b.      Vina Kadphises                                   d. Vasiskha
2. Apakah penyebab dari Migrasi bangsa Kushana?
a.       Serangan Magadha                 c. Bencana alam
b.      Serangan bangsa hun              d. Wabah penyakit
3. Pada masa kekuasaan siapakah kerajaan Kushana mencapai puncak kejayaannya?
a.       Kadphises II                           c. Vasiskha
b.      Kadphises I                             d. Kaniskha
4. Pada tahun berapakah wafatnya raja Kaniskha?
a.       166 M                                      c. 163 M
b.      164 M                                      d. 162 M
5. Agama apakah yang paling berkembang di kerajaan Kushana?
a.       Hindu                                      c. Budha
b.      Kristen                                                d. Jainisme
6. Kota apakah di kerajaan Kushana yang menjadi jalur lalu lintas perdagangan?
a.       Parushapura                             c. Maturha
b.      Gandhara                                d. Bactri
7. Pada masa kekuasaan Kaniskha diadakan muktamar Budha, yang dihadiri oleh    berapa Biksu?
a.       700 Biksu                                c. 500 Biksu
b.      400 Biksu                                d. 600 Biksu
8. Pada tahun berapakah Kaniskha diangkat menjdi raja?
a.       120 M                                      c. 150 M
b.      130 M                                      d. 160 M
9. Kerajaan Kushana mendapat pengaruh tentang pendewaan dari kerajaan?
a.       Persia                                       c. Mesir
b.      Arab                                        d. Baghdad
10. Kota apakah yang menjadi pusat kesenain di kerajaan Kushana?
a.       Parushapura                             c. Gandhara
b.      Bactria                                     d. Maturha
II. Essay
1.      Sebutkan bukti-bukti bahwa Kaniskha sebagai pelindung Agama Budha?
2.      Apa penyebab keruntuhan Kushana?
3.      Siapakah pemimpin muktamar agama budha?
4.      Siapakah raja terakhir dari kerajaan Kushana?
5.      Aliran apakah yang berkembang di Kushana?































BAB IV
PERKEMBANGAN KERAJAAN ANDHARA
A. Kerajaan Andhra

Kerajaan yang pertama berkembang adalah Kerajaan Andra padasekitar abad ke 1 SM( http://www.scribd.com/doc/78132288/2/Agama-Budha-di-India/ diakses pada hari Minggu,14 Oktober 2012/ pukul 18:51). Kerajaan Andhra didiami oleh Bangsa Dravida letaknya di Teluk Benggala, diantara sungai Godavari dan Krihsna. Sewaktu pemerintahan Ashoka kerjaan itu ditaklukkan dan diharuskan membayar upeti, namun kemudian kerajaan itu bertambah kuat sehingga seorang diantara mereka menduduki Kerajaan Maurya.
Selama raja Andhra memerintah, Agama Brahma dan Budha mendapat penghargaan yang sama. Walaupun raja raja sendiri  memeluk agama brahma, agama budha mendapat perlindungan dan bantuan juga dari  pihak mereka. Untuk bikhsi-bilhsu disediakan tempat bertapa(wihara), terutama dalam ghua-ghua di pegunungan Deccan(Mulia,……:24).
Selain kasta brahma, dalam masyarakat negeri Andhra terdapat empat golongan :              
1.      Raja dan Kepala Daerah, terdiri dari kaum ningrat Maharathi, dan Mahasenapati.
2.       Pegawai Negeri
3.       Pekerja yang terdidik (juru tulis, juru obat, juru tanaman)
4.       Pekerja tangan (tukang besi, kayu, pemancing).
Segala macam pekerjaan diatur oleh golongan sendiri, jadi ada golongan tukang emas, golongan tukang kayu dsb. Untuk keperluan masing-masing golongan mereka mengadakan aturan tentang syarat-syarat kecakapan, upah, harga, bahan-bahan dsb. Dengan pendek kata sama dengan “gildenwezzen” yang terdapat di Eopa di Zaman pertengahan. Dengan pendek kata sama dengan “Gildenwezen” yang terdapat di eropa di jaman pertengahan. Raja yang terkenal dari bangsa Parthi ialah Gondophares. Menurut berita raja inilah yang membawa agama Kristen ketanah India. India Utara mengalami kerusakan disebabkan oleh masuknya bangsa Yue-Chi dari Tiongkok Tengah.
Bangsa ini amat perkasa ,sehingga mereka menaklukkan daerah-daerah Turkestan sekarang dan mengusir bangsa-bangsa Saka atau Scyt disekitar laut Kaspia. Sesudah mengetahui kelemahan raja-raja Andhara , bangsa Yue-Chi berichtiar untuk merebut India. Mula – mula mereka menaklukkan daerah Gandhara dan Punjab. Kerajaan yang didirikan mereka disana ialah kerajaan Kushan
Kerajaan Andhra terkenal makmur sebab mempunyai perhubungan laut dengan luar negeri. Tetapi abad ke-3 sejarah kerajaan itu makin kabur, keterangan-keterangan yang layak diperjajahi sampai sekarang belum diketahui bagaimana lenyapnya kerajaan itu. Dalam keadaan gelap gulita kerajaan itu lenyap dan tidak pernah terdengar lagi dalam sejarah India(Mulia, ………:25).

Lembar Latihan
Petunjuk Soal:
d.      Bacalah Soal dengan teliti sebelum anda menjawab.
e.       Dahulukan menjawab soal yang anda anggap mudah.
f.       Bentuk soal terdiri dari 3 soal pilihan dan 2 soal essay.
Pilihlah satu jawaban yang dianggap benar.
  1. Sekitar abad ke berapa kerajaan Andhra berdiri…
a.       Abad 1 SM
b.      Abad 2 SM
c.       Abad 3 SM
d.      Abad 4 SM
e.       Abad 5 SM
  1. Bangsa yang mendiami kerajaan Andhra adalah bangsa…
a.       Bangsa Mongoloid
b.      Bangsa Arya
c.       Bangsa Indo Negroid
d.      Bangs Dravida
e.       Bangsa Proto Australoid
  1. Agama apa yang mendapat penghargaan selama raja-raja Andhra memerintah
a.       Jaina dan sikh
b.      Brahma dan hindu
c.       Hindu dan budha
d.      Brahma dan jaina
e.       Brahma dan budha
  1. Apa nama pegunungan yang disediakan untuk bikhsi dan bikhsu sebagai tempat bertapa?
a.       Pegunungan Deccan
b.      Pegunungan mount everest
c.       ………..
d.      …………
e.       …………


  1. Pada golongan raja dan pemerintah terdiri dari kaum…
a.       Pegawai Negeri
b.      Kaum ningrat Maharathi, dan Mahasenapati
c.       Juru tulis, juru obat, juru tanaman)
d.      Tukang besi, kayu, pemancing
e.       Gelandangan dan pengemis

  1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!

  1. Sebutkan empat golongan masyarakat negri Andhra?
  2. Apa sebab kerajaan Andhra bisa makmur?
  3. Apa bukti bahwa agama Brahma dan Budha mendapat penghargaan yang sama dari raja-raja yang memerintah kerajaan Andhra?

BAB V
PENUTUP
Dengan terselasaikannya Modul yang berjudul perkembangan Kerajaan-Kerajaan bercorak Hindu-Budha di Asia Selatan. Selain it Modul ini juga membahas tentang bagaimana setiap Dinasti yang memerintah disetiap kerajaan tersebut. Modul ini juga membahas tentang berkembangnya kebudayaan dan agama yang ada di kerajaan-kerajaan tersebut.



























Lampiran I
Kunci jawaban pilihan ganda
Kunci Jawaban
1.      A
2.      B
3.      D
4.      C
5.      A
Kunci jawaban Essay
6.      Dinasti yang pernah memimpin Magadha
a.       Dinasti Sisunaga
b.      Dinasti Nanda
c.       Dinasti Maurya
d.      Dinasti Sungha
e.       Dinasti Kanwa
7.      Ketiga propinsi yang membagi kerajaan Magadha pada masa chandragupta yaitu Taksasila, Ujjain, Tosali.
8.      Karena Magadha belum memiliki mata uang sendiri.
9.      karena Raja Sindhales bernama Tissar Devanampiya beserta seluruh keluarganya masuk memeluk agama Buddha.
10.  Karena tidak mampu menahan serangan dari Kerajaan Andhra.

Lampiran II
Kunci Jawaban soal pilihan ganda
1.      A
2.      B
3.      D
4.      D
5.      C
6.      A
7.      C
8.      A
9.      A
10.  C
Kunci Jawaban Essay
1.      Mendirikan asrama-asrama dan vihara-vihara Budha, Mengirimkan para pendeta Budha ke Cina sebagai tanda hubungan yang baik, Mengeluarkan perintah agar Khotbah-khotbah sang Budha dipahatkan pada lempengan-lempengan tembaga. Kemudian lempengan-lempengan tembaga ini dimasukkan ketempat khusus yang diatasnya didirikan stupa.
2.      timbulnya wabah penyakit pes yang menular dari Babylon hingga tersebar ke Eropa dan sampai pula ke India
3.      Muktamar ini dipimpin oleh pendeta terkenal Parsva dari Srilanka.
4.      Vasudeva
5.      Gandhara
Lampiran III
Kunci Jawaban Pilihan ganda
  1. A
  2. D
  3. E
  4. A
  5. B
Kunci Jawaban Essay
  1. Empat golongan :
·         Raja dan Kepala Daerah, terdiri dari kaum ningrat Maharathi, dan Mahasenapati.
·         Pegawai Negeri
·         Pekerja yang terdidik (juru tulis, juru obat, juru tanaman)
·          Pekerja tangan (tukang besi, kayu, pemancing).
  1. Kerajaan Andhra terkenal makmur sebab mempunyai perhubungan laut dengan luar negeri.
  2. Selama raja Andhra memerintah, Agama Brahma dan Budha mendapat penghargaan yang sama. Walaupun raja raja sendiri  memeluk agama brahma, agama budha mendapat perlindungan dan bantuan juga dari  pihak mereka. Untuk bikhsi-bilhsu disediakan tempat bertapa(wihara), terutama dalam ghua-ghua di pegunungan Deccan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar