Total Tayangan Halaman

Jumat, 25 Oktober 2013

PERRKEMBANGAN KERAJAAN GUPTA DAN HARSHA DI INDIA

Pengantar Modul

Latar Belakang

            Sejak pecahnya kerajaan Kushana sejarah India Utara seperti lenyap, karena tidak ada sumber yang jelas. Chandragupta yang mendirikan dinasti Gupta ini tidak diketahui dengan jelas asal usulnya. Konon dia seorang petualang dari masyarakat rendah, yang berhasil mengawini putri raja bernama Kumala Devi, berasal dari suku Licchavi yang termasyhur di Vaisali. Dengan perkawinanya tersebut dia dapat mengembangkan diri menjadi seorang Yang Dipertuan di kawasan Lembah Gangga hingga pertemuan sungai Yumma di Praga. Chandragupta menetapkan Pataluputra sebagai ibukota, tanggal 26 Februari 320 Masehi ditetapkan sebagai awal pemerintahan menjadi raja.
            Selama pemerintahan Chandragupta seni berkembang pesat, seni tersebut ada bermacam-macan perbedaan.  Agam yang dianut awalnya disebut Hindu, tetapi kemudian mulai berkembang agama Budha. Chandragupta juga menghormati para bhiksu dan bhiksuni dengan memberikan tempat, ladang dan kuil sebagai tempat beribadah. Tetapi setiap kerajaan apabila mengalami kemajuan pastilah mengalami kemunduran. Terjadi pada kerajaan Gupta karena pemberontakan dan penyerangan oleh bangsa Huna aputih yang menyebabkan keruntuhan. Sisa dari kerajaan Gupta di sebelah timur Malwa, Maukhari dari Kanauj, dan Vardhana dari Tharesar, yang terletak disebelah Utara Delhi.
            Terdapat tiga bersaudara dari kerajaan Vardhana dari Tharesar yaitu Rajya, Harsha dan Rajyari yang menikah dengan Kanauj. Ketika mendengar saudaranya dibunuh secara, spontan timbul jiwa ksatria dari Harsha yang awalnya hanya peduli terhadap agama saja. Kemudian dia kembali ke kerajaan dan menyelamatkan saudara perempuannya (Rajyari) yang akan mencebur kedalam unggun jenazah suaminya. Serentak rakyat beserta menteri Kanauj mengankat Harsha sebagi Raja, kemudian memunculkan kerajaan Harsha sebagai kelanjutan dari Gupta.
Standart Kompetensi
Menganalisa perkembangan Kerajaan- Kerajaan Gupta dan Harsha di Asia Selatan
Deskripsi Modul
Dalam modul ini terdapat silabus pembelajaran yang tergabung dengan setiap materi. Uraian materi yang disajikan dalam modul ini merupakan materi-materi mengenai :
·      Awal berdirinya kerajaan Gupta dan Harsha.
·      Perkembangan kehidupan ekonomi, sosial, agama dan budaya masyarakat kerajaan Gupta dan Harsha.
·      Peninggalan-peninggalan kerajaan Gupta dan Harsha.
Alokasi Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam materi ini yaitu 2 x 45 menit.
Petunjuk Penggunaan Modul
a. Bacalah modul ini secara berurutan pahami isi materi dari setiap babnya.
b. Untuk memudahkan proses belajar anda dalam mempelajari materi yang ada di dalamnya, maka pelajari dulu tujuan akhir pembelajaran dan Standar Kompetensi yang akan dicapai dalam modul ini. Apabila ada yang kurang jelas tanyakanlah pada guru pembimbing atau tutor anda.
c. Kerjakan semua tugas atau lembar evaluasi yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda dapat berkembang sesuai standar yang diharapkan.
d. Setiap mempelajari satu sub kompetensi, anda harus mulai dari memahami tujuan kegiatan pembelajaranya, menguasai pengetahuan pendukung atau uraian materinya, mengerjakan tugas-tugas atau lembar evaluasi yang ada.
e. Dalam mengerjakan lembar evaluasi, anda jangan melihat pada kunci jawaban dahulu sebelum anda selesai mengerjakakan soal-soal lembar latihan tersebut.
f. Laksanakan pengerjaan Lembar Latihan untuk pembentukan psikomotorik skills sampai anda benar-benar terampil dan terlatih sesuai standar. Apabila anda mengalami kesulitan dalam pengerjaanya, konsultasikan pada fasilitator.
g. Setelah anda benar-benar menguasai seluruh kegiatan belajar dalam modul ini, mintalah evaluasi dari pembimbing anda agar anda diakui telah benar-benar menguasai kompetensi
1.6  Tujuan Akhir
a.    Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar.
b.    Memberikan pemahaman mengenai kisah Umum  Sejarah Kerjaan Gupta dan Harsha.
c.    Membimbing anak didik melalui tugas-tugas kegiatan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
d.   Membantu peseta didik dalam memahami konsep dan praktek baru serta menjawab pertanyaan yang muncul.
e.    Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f.     Melaksanakan penilaian akhir atau evaluasi.
g.    Menjelaskan pada peserta didik jika ada bagian yang perlu diralat dan  merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.
h.    Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik.
BAB I
PERKEMBANGAN KERAJAAN GUPTA DI INDIA
Rounded Rectangle: Kompetensi Dasar : Menganalisa perkembangan kerajaan Gupta di India.
Indikator  : 1. Memahami awal mula berdirinya kerajaan Gupta.
2. Memahami kehidupan ekonomi, sosial, agama, politik dan budaya masyarakak kerajaan Gupta.
3. Memahami peninggalan-peninggalan kerajaan Gupta.
 








I.     Awal Berdirinya Kerajaan Gupta
Pada abad ke empat mulailah kerajaan baru di India yaitu Kerajaan Gupta. Kerajaan ini hampir menyamai kerajaan Chandragupta dan Maurya. Raja yang pertama ialah Chandragupta I, ia memerintah dari tahun 320-330 M  dan diganti oleh putranya Samudragupta  memerintah antara 330-375 M (http://rubrik-riza.blogspot.com/2011/11 makalah-dinasti-maurya. html). Samudragupta  terhitung sebagai raja yang termashur di India. Ia setia pada agama Hindu. Setelah ia dinobatkan ia mulai memerangi kerajaan yang terletak di sekitar kerajaannya dan menaklukkan daerah bernama Hindustan. Ia juga menaklukkan Kerajaan Kalingga dan pallava di daerah Madras Chandraghupta adalah pendiri dinasti guptha.
Konon Chandragupta adalah seorang petualang dari kalangan masyarakat golongan rendah namun berhasil mengawini seorang putri raja bernama Kumala Devi berasal dari suku Lacchavi yang termashyur di vaisali yang pernah berkuasa di India utara namun tenggelam oleh munculnya dinasti maurya. Chandragupta menetapkan pataliputra sebagai ibu kota, tempat pusat pemerintahan. Tanggal 26 februari 320 M kemudian di tetapkan sebagai awal masa pemerintahannya sebagai raja yang di tandai dengan di keluarkannya mata uang baru. Tahun itu pula yang kemudian di anggap sebagai awal tarikh gupta.
II.  Kehidupan Ekonomi, Sosial, Agama, Politik dan Budaya
A.    Kehidupan Politik
Penaklukan Samudragupta telah menciptakan sebuah kerajaan yang dicapai dari Assam di timur melalui Punjab dan sejauh ke barat sebagai wilayah dari Scythians (Barat shakas) diperbolehkan. The Gupta ketiga Raja, Chandragupta II (memerintah 376-415), menjadi legendaris di abad kemudian sebagai Raja Vikramaditya, seorang penguasa yang bijaksana dan baik hati tentang siapa banyak kisah dan cerita beredar. Chandragupta II diperpanjang wilayah Gupta dengan ukuran yang terbesar. Setelah kehancuran Scythians di AD 388 dinasti dikontrol semua utara India dari Indus di barat ke Assam di timur dan diakui bahkan oleh penguasa daerah selatan Sungai Narmada. Seorang biksu Buddha Cina, Faxian, yang tinggal di India selama enam tahun selama pemerintahan Chandragupta II, mengomentari kedamaian masyarakat India dalam periode ini ( Walsh, 2005: 47).
Tapi di mana para Mauryans telah disukai agama heterodoks, Gupta raja mengidentifikasi diri mereka dan dinasti mereka lebih dengan budaya Sansekerta elit dan dengan renungan baru, kuil-berbasis Hindu-meskipun Gupta mengambil judul cakravartin dan terus memberkati biara-biara Buddha dan stupa. Para Gupta dibangun dan diberkahi candi Hindu, dan mereka menulis tulisan di kuil-kuil ini dalam bahasa Sansekerta (tidak Prakrit), sekarang bahasa tertulis elit India. Mereka juga menggunakan ritual Hindu untuk meresmikan penggabungan suku dikalahkan dan raja ke kerajaan mereka. Dalam ritual konsekrasi dihadiri orang-sekutu oleh kaisar, mereka reconsecrated raja kalah sebagai bawahan sungai, penguasa dikalahkan menjadi raja regional tanahnya, membayar upeti kepada raja dan menghadiri penonton sesekali dengan cakravartin Gupta tetapi sebaliknya memerintah secara independen dalam bukunya tanah. Dimana Mauryans telah mempertahankan kontrol atas hanya pusat dan daerah inti beberapa kerajaan mereka, Gupta, melalui hubungan upeti, berusaha untuk mengendalikan sebagian besar ( Walsh, 2005: 48).
B.     Kehidupan Ekonomi, Sosial dan Budaya
Menurut FaHien dalam bukunya Su’ud (1988: 203) menyatakan kerajaan Gupta merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Di ibukota lama Pataliputra, setiap bulan diselenggarakan arak-arakan kereta kuda yang ditunggangi patung budha. Diceritakan pula raja selalu berbicara dengan lemah lembut dan menggembirakan, adil dan murah hati. Sementara itu, penduduknya memperoleh kebahagiaan, konon mereka juga tidak meminum minuman keras dan tidak membunuh binatang untuk dimakan. Tetapi hukumnya sangat lemah karena pelaku pelanggaran tidak dikenakan hukuman, melainkan denda. Bahkan bagi mereka yang sudah terbukti melakukan komplot untuk memberontak terhadap negara sekalipun, hanya diancam hukuman potong tangan sebelah kanan saja. Berdasarkan hal tersebut bahwa hukum di kerajaan Gupta tidak dapat mempertahankan hukum, sehingga bisa membuat masyarakat yang melanggar tidak akan takut dihukum.


















Gambar 1.1 Peta Kerajaan Gupta (Walsh, 2005: 45)
Dijelaskan oleh Su’ud (1988 :204) mengatakan sudah ada kelas dalam kehidupan masyarakat. Kaum Paria tidak boleh hidup di dalam kota, apabila mereka terpaksa ingin masuk ke kota, mereka harus memukul gong untuk memberitahukan pada semua orang untuk tidak tersentuh kaum Paria. Masyarakat juga dikenakan larangan untuk menangkap babi ataupun unggas, dan berdagang ternak. Sehingga mereka juga tidak mempunyai tempat penyembelihan hewan dan tempat minum arak. Bisa dikatakan mereka terhindar dari penyakit dalam tubuh yang dialami oleh orang pada zaman sekarang ini. Setiap rakyat memberikan upah kepada rajanya di kerajaan manapun, termasuk kerajaan Gupta yang diharuskan membayar lima puluh persen dari hasil pertanian.
C.     Kehidupan Agama
Menurut catatan Fa Hien dalam bukunya Su’ud (1988 :204) bahwa etika Budis maupun Jainisme mulai meresap dalam sanubari masyarakat India. Mereka mulai bersifat manusiawi dan ramah, seperti ketika dalam masa Maurya berkuasa. Sementara itu, ajaran Brahmanisme perlahan-perlahan tapi pasti, mulai digantikan oleh agama Hinduisme yang merupakan ciri utama masa Gupta. Banyak pula ditemukan patung-patung Budha, dan kemudian Fa Hien ke Tiongkok mengarungi lautan, kebanyakan orang yang naik kapal adalah orang-orang Hindu dengan tujuan mereka Tanah Jawa.
Ditulis Suwarno (2012 : 57) Samudragupta merupakan seorang Hindu ortodoks, kemudian mengangkat seorang Budha sebagai penasehat, bernama Vashubanda. Berdasarkan demikian seorang raja yang berbeda dengan agamanya memberikan toleransi kepada agama lain untuk menjadi anggota penting dari kerajaan. Sehingga masa kerajaan Gupta sudah memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan beragama, sosial dan budaya.
III.        Peninggalan- Peninggalan Kerajaan Gupta
Pada masa Candragupta II, kesenian mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama seni drama atau teatre yang sering dipentaskan untuk mengisi acara festival keagamaan. Penulis drama yang terkenal ialah Kalidasa, pujangga istana yang kerap menggelarkan drama dihadapan raja. Karya yang paling terkemuka yaitu cerita “Sakuntala”, yangtelah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sejak 1789 oleh Sir William Jones. Suwarno (2012 :58-59) menyatakan sejarah India Dinasti Gupta, khususnya masa pemerintahan Chandragupta II, merupakan zaman keemasan dalam perkembangan kebudayaa, terlebih khusus kesenian, literatur (kesusastraan) dan ilmu pengetahuan yang berbahasa Sansekerta.
Terdapat beberapa jenis seni yang terdapat masa kerajaan Gupta, dalam bukunya Sari (1994/1995 :82-83) yaitu seni patung, seni ukir, lukisan pada dinding kuil, tugu perunggu dan uang emas. Terdapat beberapa penjelasan perkembangan kesenian yang sangat pesat sebagai berikut :
·         Seni Patung
Digunakan sebagai penyembahan, patung-patung Gupta ini biasanya diberi mahkota sinar di belakang kepala. Mahkota ini dinamakan “halo” dan banyak diberi ukiran.

 


Cardozo. Tanpa tahun. Sejarah Seni India.
“halo” merupakan sebutan nama mahkota yang ada di belakang kepala pada patung, berasal dari ucapan “heilou” yang mempunyai arti bersinar, sinar tersebut dianggap mahkota oleh penduduk Gupta.
·         Seni Ukir
Ciri-cirinya tumbuh-tumbuhan yang menjalar bermesra-mesraan. Masa ini banyak sekali hasil seni dimusnakan pada masa kemudian, yang ada hanya patung Budha bermahkota sinar (Cardozo,-: 28).
·         Seni Lukisan pada Dinding Kuil
Semua lukisan-lukisan India hanya dapat ditemukan di dinding- dinding kuil, tidak ada yang digambarkan di kertas atau papan kayu (Sari, 1994/1995: 93).
·         Seni Tugu Perunggu
Di masa Gupta juga mendirikan tugu-tugu, tugu besi masa tersebut yaitu Meherauli di Delhi. Tugu tersebut terbuat dari perunggu, tugu masa Gupta kurang baik seninya sedangkan masa Asoka seni tugu sangat baik (Cardozo, -: 29).
·         Seni Uang Emas
Pada masa ini sudah terdapat uang sebagai alat tukar, uang ini lebih baik dari masa Kushan (Cardozo, -:30).
Gambar 1.2 lukisan di dinding kuil
 
            Lukisan disamping merupakan lukisan yang ditemukan pada dinding-dinding kuil, namun warna lukisan ini sudah tidak jelas. Dugaan bahwa ada suku muni yang  membakar jelagat di dalam kuil sehingga abunya menempel di lukisan. Tetapi lukisan tersebut memiliki teknik yang sangat mengagumkan.


Gambar 1.3 Kuil masa kerajaan Gupta
 
Disamping merupakan gambar kuil masa kerajaan Gupta, pada masa pemerintahan Chandragupta II. Bangunan ini diberikan kepada para Bhiksu sebagai penghormatan kepada mereka dengan memberikan tempat tinggal (kuil), ladang dan lainnya yang dapat menopang kehidupan para Bhiksu di masa kerajaan Gupta.



BAB II
PERKEMBANGAN KERAJAAN HARSHA DI INDIA
Flowchart: Alternate Process: Kompetensi Dasar : Menganalisa perkembangan kerajaan Harsha di India.
Indikator  : 1. Memahami awal mula berdirinya kerajaan Harsha.
  2. Memahami perkembangan kehidupan ekonomi, sosial, agama, politik dan budaya masyarakat kerajaan Harsha.
     3. memahami peninggalan-peninggalan kerajaan Harsha.
 







A.  Awal Mula Kerajaan Harsha
Pada awalnya Harsha Vardhana merupakan keturunan dari penguasa Kerajaan Thanesar. Harsha Vardhana memiliki tiga bersaudara dari  dari Thanesar yaitu Rajya, Harsha dan Rajyari yang menikah dengan Kanauj. Ketika mendengar saudaranya dibunuh secara, spontan timbul jiwa ksatria dari Harsha yang awalnya hanya peduli terhadap agama saja. Kemudian dia kembali ke kerajaan dan menyelamatkan saudara perempuannya (Rajyari) yang akan mencebur kedalam unggun jenazah suaminya. Serentak rakyat beserta menteri Kanauj mengangkat Harsha sebagi Raja, kemudian memunculkan kerajaan Harsha sebagai kelanjutan dari Gupta (Su’ud, 1988 :207).
Kanauj adalag sebuah kota yang indah, penuh dengan candi dan biara, merupakan gambaran negeri yang makmur. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kerajaan Harsha bisa dikatakan kelanjutan dari kerajaan Gupta, dan keturunan dari Chandragupta. Kerajaan ini muncul karena terdapat penyerangan oleh Malwa ke Kerajaan Thanesar yang waktu itu dipimpin oleh Kanauj suami dari saudara perempuan Harsha.
B.   Perkembangan Kehidupan Ekonomi, Sosial, Agama, Politik dan Budaya
A.    Kehidupan Politik
Hasha Vardhana sebagai penguasa Thanesar dan Kanauj, serta merupakan raja Budha yang terakhir di India Utara yang memiliki kekuasaan besar. Setelah kenaikan takhtanya Harsha Vardhana melakukan konsolidasi wilayah dengan cara menaklukan daerah-daerah yang tidak patuh. Cara yang digunakan adalah memberi pakaian kepada gajah dan prajuritnya (Suwarno,2012 :60). Selama enam tahun wilayah Harsha Vardhana dari muara sungai Gangga sampai sungai Sutlej yang meliputi Malwa, Gujarat dan Khatiawar. Harsha Vardnan sering diberi gelar “raja lima negara” yang memimpin Punjab, Kanauj, Benggala, Mithila/ Darbangga dan Orissa.
Jika seorang negara mengalami keberhasilan dalam menaklukan daerah bawahan, maka terdapat daerah yang tidak bisa ditaklukan oleh raja Harsha. Deccan adalah daerah seberang dari pegunungan Vindhya karena Deccan memiliki tentara yang sangat kuat, setara dengan tentara Harsha. Dijelaskan dalam Su’ud (1988: 208) bahwa Harsha memiliki banyak provinsi yang dikepalai oleh Gubernur di masing-masing daerah. Meskipun telah dipimpin oleh Gubernur, raja tidak mempercayakan semuanya kepada para pejabat, setiap pejabat harus membuat laporan mengenai perkembangan setiap daerahnya.
Menurut Hiuen Tsang yang telah lama tinggal di istana, struktur pemerintahan Harsha bersifat feodalistik. Raja-raja taklukan dikembalikan kedudukan semula, dengan kewajiban tunduk kepada pemerintahan pusat. Selain itu dilakukan pula kontrol dengan melakukan kunjungan inspeksi terhadap daerah bawahannya.
B.     Kehidupan Ekonomi, Sosial, Agama dan Budaya
Raja Harsha merupakan raja yang bersifat adil dan cakap, dia menjadi terkenal karena sifatnya yang tulus terhadap sesama. Harsha menganut agama budha, pembunuhan terhadap hewan dilarang dinegerinya, dengan ancaman hukuman yang tinggi bagi yang melanggar. Dijelaskan dalam Su’ud (1988 :208) bahwa disepanjang perjalanan disediakan tempat istirahat bagi para bhiksu, yang lengkap dengan persediaan makanan dan obat-obatan. Bagi kaum yang sakit atau orang terlantar disediakan pula kesehatan dengan cuma-cuma. Raja digambarkan sebagai orang yang senang menerima rakyatnya menghadap, yang dilakukan tidak diruang khusus, melainkan disembarang tempat. Inspeksi ini dilakukan ditengah jalan atau tempat peristirahatan.
Menurut Hiuen Tsang dalam Suwarno (1988: 209) menyatakan kota-kota ataupun desa-desa mempunyai gapura dalam, dikelilingi oleh tembok yang luas dan tinggi, serta jalan kampung yang berliku. Jalanan agak kotor namun, kedai-kedai diberi tanda sehingga tempatnya teratur. Tukang-tukang daging, algojo, tukang bersih jalan dan sebagainya tinggal diluar kota.
Dijelaskan pula bagi para pejalan yang menggunakan jalan umum, diharuskan berjalan disebelah kiri. Sedangkan rumah-rumah pemduduk dikelilingi oleh tembok rendah membentuk kota-kota kecil. Tembok tersebut dibuat dari tanah liat yang dibakar dengan batubara. Meskipun raja beragama budha tetapi memiliki toleran terhadap yang beragama Hindu. Dalam segi hukum dan etika pergaulan dapat dinyatakan, bahkan terdapat kecenderunganuntuk menghormati rakyat. Kejahatan maupun pelanggaran tidak mengakibatkan kematian, terhadap kasus susila berupa pemerkosaan diancam berupa potong telingaatau hidung.
Dijelaskan pula dalam kehidupan umum, apabila penduduk dikerahkan untuk dipekerjakan, maka tenaga mereka dihargai dengan pembayaran yang pantas. Masa Harsha terdapat sistem kasta dan dilakukan secara sepenuhnya, yaitu sebagai berikut :
·      Kaum Brahmana  : menjalankan kewajiban agama mereka.
·      Kaum Ksatria       : menjalankan roda pemerintahan.
·      Kaum Waisa         : sebagai buruh, pedagang, dan petani.
·      Kaum Sudra         : hamba sahaya yang merupakanlapisan masyarakat yang paling bawah.
Sementara itu orang-orang yang meninggal bisa dibakar, dihanyutkan ke kali atau dibiarkan di dalam hutan. Sedangkan orang-orang yang lanjut usia atau tua renta biasanya bunuh diri di dalam sungai.
C.  Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Harsha
Kerajaan Harsha tidak mempunyai peninggalan berupa artefaktual, namun berupa bentuk pendidikan dan kesusastraan. Kebanyakan orang pada masa Harsha mengenal kesusastraan dan pendidikan yang wajib ditempuh, untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
A.    Pendidikan
Bidang pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam menunjukkan sumber daya manusia. Berbeda dengan negara biasanya, pendidikan yang diterapkan di Harsha adalah keagamaan. Menggunakan huruf brahmi, yang merupakan huruf induk dari huruf yang berlaku di India. Terdapat perguruan tinggi yaitu perguruan Nalanda yang dijelaskan dalam bukunya Su’ud (1998: 210-211) merupakan pusat pendidikan perguruan tinggi di India, dan juga bagi umat manusia di seluruh dunia yang bermaksud untuk mempelajarinya.
Dalam bidang agama ini terdapat kecenderungan toleransi yang sangat tinggi, bahkan cenderung bersifat sinkritistik. Raja sendiri beragama Budha, walaupun menyembah Siwa dan Surya. Pendidikan dipentingkan diantara agama-agama antara saudara-saudara dengan teguh, seperti Kanishka dan Chandragupta II, yang melakukan permusyawaratan luhur dengan para pemimpin-pemimpin agama Budha (). Pendidikan tersebut yang sampai saat ini masih dilaksanakan. Hieun Tsang merekam pengalamannya dalam bukunya yang berjudul Si-Yu-Ki yang menceritakan sistem pendidikan masa Harsha dalam Suwarno (2012 :62-63) yaitu :
·         Tata Bahasa (grammar).
·         Pengetahuan kesenian dan keahlian/ ketrampilan (science of art and craft).
·         Pengetahuan tentang obat-obatan/ kedokteran (medicine).
·         Filsafat (philosophy).
B.     Kesusastraan
Masa Harsha terkenal dengan kesusastraanya, termasuk raja sendiri tertarik dengan sastra. Raja menulis syair-syair yang saat ini masih terkenal. Dijelaskan dalan Kuiper (2011 : 267-268) Kerajaan pengadilan dan kuil-kuil India tradisional telah menjadi pusat utama dari seni pertunjukkan. Pada zaman kuno, Sansekerta drama musiman festival atau merayakan acara khusus. Beberapa raja menonjolkan dramawan  dengan merayakan acara khusus. Dramawan dari raja yaitu Shudraka pada abad ke-4 sebagai penulis Mrichchakatika (The Little ClayCart).
Termasuk drama Harsha yang menulis Ratnavali pada abad ke-7 Mahendravikramavarman, penulis abad ke-7  bermain Bhagavad-Ajjukiya, dan Vishakhadatta, pencipta abad ke-9 drama Mudrarakhasa.   Pada abad ke-4 SM, Kautilya, menteri kepala kaisar Chandragupta disebut dalam bukunya tentang seni pemerintah yaitu Artha-shastra dengan moral yang rendah dari pemain.  Kemudian menyarankan pemerintah kota untuk tidak membangun rumah di tengah-tengah desa untuk para aktor, akrobat dan ibumer.

Soal Latihan
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar, jelas dan singkat !
1.      Apa saja sumber yang menjelaskan kerajaan Gupta ?
2.      Bagaimana kehidupan politik kerajaan Gupta ?
3.      Bagaimana peninggalan kerajaan Gupta ?
4.      Apa latar belakang kemunculan kerajaan Harsha ?
5.      Bagaimana sifat raja Harsha secara umum, sehingga disukai oleh rakyatnya ?
6.      Bagaimana sistem kasta pada masa Harsha ?
7.      Bagaimana sistem kehidupan keagamaan masa Harsha ?
8.      Apa saja usaha yang dilakukan raja Harsha untuk mensejahterakan rakyatnya ?
9.      Bagaimana peninggalan-peninggalan kerajaan Harsha ?
10.  Sebutkan manfaat dari pembelajaran kerajaan Gupta dan Harsha ?


Text Box: Rangkuman !!
• Pada masa Raja Gupta kerajaan dipimpin oleh Chandragupta I (230-330 M), Samudragupta (330-375 M). Daerah utama yang menjadi taklukan adalah Hindustan dan negeri-negeri di sebelah utara. Kemudian dilanjutkan ke negeri-negeri selatan, akhirnya kerajaan Kalingga dan Pallava menjadi takluk.
• Hubungan diplimasi dilakukan oleh Raja Ceylon kepada Raja Gupta.
• Masa Chandragupta II semakin luas yaitu daerah sekitar sungai Indus, India Barat yaitu Gujarat dan Malwa.
• Kerajaan Gupta memiliki pelabuhan-pelabuhan, menyebabkan Gupta mengadakan hubungan dengan negeri-negeri Arab dan Mesir melalui Laut Merah.
• Masa pemerintahan Chandragupta II keadaan rakyat makmur dan sentosa, pemerintahan dijalankan dengan bijaksana selama lebih dari 30 tahun.
• Kesusastraan berkembang, kitab-kitab kuno berbahasa sanskrit dipelajari dan diselidiki.
• Peninggalan-peninggalan yang berbentuk patung, seni ukir, lukisan pada dinding kuil, tugu perunggu dan uang emas.
• Kerajaan Harha merupakab kelanjutan dari kerajaan Thanesar yaitu berupa kesusastraan dan pendidikan bagi masyarakat pada umumnya.
• Harsha memiliki daerah yang makmur dan rakyatnya hidup damai.
• Raja Harsha disenangi oleh rakyatnya karena kebaikan hatinya, dalam mengerti antar sesama.
• Sistem pendidikan Harsha meliputi Grammar (bahasa), Pengetahuan kesenian dan keahlian/ ketrampilan (science of art and craft), Pengetahuan tentang obat-obatan/ kedokteran (medicine), dan Filsafat (philosophy).
• Masyarakat Harsha mengenal kasta yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Setiap kasta memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan sehari-hari maupun pemerintahan dan agama.
• Harsha Vardnan sering diberi gelar “raja lima negara” yang memimpin Punjab, Kanauj, Benggala, Mithila/ Darbangga dan Orissa.
 
























DAFTAR RUJUKAN

Cardozo. Tanpa tahun. Sejarah Seni India. Bandung: Balai Pendidikan Guru.
Kuiper, Kathleen. 2011. Understanding  The Culture of  India. New York : Britanica Educational Publishing with Rosen.
Riza. 2011. Kerajaan Gupta. (online) (http://rubrik-riza.blogspot.com/2011/11/makalah-dinasti-maurya.html), diakses pada 10 Oktober 2011 pukul 21.15 WIB.
Sari, Anwar. 1994/1995. Sejarah Kebudayaan India Kuno. Malang : Depdikbud.
Su’ud, Abu. 1988. Memahami Sejarah Bangsa-Bangsa Di Asia Selatan (Sejak Masa Purba Sampai Masa Kedatangan Islam). Jakarta : Depdikbud.
Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta : Ombak.
Walsh, Judith E. 2005. A Brief History of India. New York : Facts on File. Inc.


1 komentar:

  1. Gambarnya kok nggak muncul meskipun direfresh berulang kali. Tolong diperbarui lagi kak biar informasinya sampai sempurna, terimakasih.

    BalasHapus