BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia Selatan adalah sebuah wilayah geopolitik di bagian selatan benua Asia, terdiri dari daerah-daerah di
sekitar anak benua India. Wilayah ini dibatasi oleh Asia Barat, Tengah, Timur, dan Tenggara. Wilayah Asia Selatan meliputi 10% luas benua Asia,
kira-kira 4.480.000 km² tetapi populasinya mencakup 40% populasi Asia.
Kebanyakan dari daerah itu mendapat pengaruh budaya
India.
Perkembangan sejarah Asia Selatan
terutama India sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. India merupakan
bangsa yang peradabannya lebih maju di banding negara di Asia selatan lainnya,
dapat dilihat dengan adanya peradaban lembah sungai Indus dan peradaban lembah
sungai Gangga. Daerah perbukitan Baluchistan merupakan pusat peradaban lembah
sungai Indus, yang menghasilkan kebudayaan Nal. Dengan pantai makran hingga
sisi barat delta Indus yang menghasilkan kebudayaan kulli. Peradaban ini
merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang sungai Indus dan sungai
Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Di lembah sungai yang
subur inilah dulu hidup peradaban prasejarah India, yang lebih dikenal sebagai
peradaban Harappa dan Mahenjodaro. Yang sekarang letaknya berada di kota
mahenjodaro provinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa di provinsi Punjabi.
Penduduk kala itu ialah bangsa Dravida.
Peradaban
sungai Indus runtuh akibat serbuan bangsa Arya tahun 1000 SM melalui celah
Khyber. Sejarah bangsa Arya diperoleh dari kitab Veda. Setelah berhasil
mengalahkan bangsa dravida di lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang
subur akhirnya mereka hidup menetap. Namun setelah Harappa dapat dikuasai
bangsa Arya jumblah penduduk yang tinggal di lembah sungai Indus mengalami
penyusutan selama paruh kedua milenium II sebelum tarikh masehi. Mungkin saja
hal itu terjadi karena pendukung kebudayaan lembah sungai Indus (Dravida)
musnah ataupun mencari daerah lain. Selain itu bangsa Arya juga tidak
melanjutkan tata pemerintahan yang berada di lembah sungai Indus. Setelah
keruntuhan peradaban lembah sungai Indus dimulailah peradaban baru yang
berkembang di India bagian utara yaitu peradaban lembah sungai gangga.
Setelah
runtuhnya peradaban lembah sungai Indus runtuh muncullah peradaban baru yang
terkenal dengan peradaban sungai gangga. Yang dimaksud dengan lembah sungai
Gangga yaitu daerah yang berada di antara dua sungai Yamuna hingga Gangga yang terletak di antara pegunungan Himalaya
dan pegunungan Vindhya. Kedua sungai tersebut bermata air di Pegunungan
Himalaya dan mengalir di kota-kota seperti Delhi, Agra, dan bermuara di wilayah
Bangladesh ke teluk Banggala. Sungai Gangga bertemu dengan sungai Brahmaputra yang
bermata air di Pegunungan Kwen Lu. Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang
subur.
Pendukung
peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa arya yang termasuk bangsa
Indo-Jerman. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 2000-1500 SM
melalui celah Pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush. Mereka berbadan tinggi,
berkulit putih, dan berhidung mancung. Setelah mengalahkan Bangsa Dravida
mereka menetap dan mengambangkan kebudayaannya di lembah Sungai Gangga.
B.
Alokasi
Waktu
Agara
dapat menguasai dengan baik Modul ini, alokasi waktu yang di butuhkan untuk
mempelajari Modul yang membahas tentang Perkembangan Kerajaan-Kerajaan
Hindu-Budha di Asia Selatan (Magadha, Kushana, dan Andra dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas di laksanakan selama 2×40 menit.
C.
Standar
Kompetensi
Memahami Perkembangan Kerajaan-Kerajaan bercorak Hindu-Budha di
Asia Selatan (Magadha, Kushana, dan Andra.
D.
Deskripsi Modul
Dalam modul ini terdapat silabus pembelajaran. Kemudian terdapat
juga uraian materi yang disajikan dalam modul ini.
E.
Petunjuk Penggunaan Modul
Setiap kegiatan dalam Modul ini saling berkaitan erat, untuk itu
agar Anda memahami keseluruhan Modul ini, maka ikutilah petunjuk berikut ini :
1.
Bacalah setiap penjelasan
yang diberikan secara cermat, jangan tergesa-gesa sehingga Anda sehingga anda
benar-benar memahami isi modul ini.
2.
Waktu yang dibutuhkan
untuk mempelajari modul ini adalah 80 menit dan kegiatan belajar mengajar 80
menit.
3.
Agar Anda dapat memahami
dengan baik modul ini, maka berusahalah di perpustakaan-perpustakaan induk
anda.
4.
Apabila dalam uraian
materi terdapat latihan soal untuk menguji tingkat pemahaman Anda, maka
kerjakanlah dengan arahan dan selanjutnya jika Anda sudah memahami materi dalam
setiap kegiatan belajar, maka kerjakanlah latihan soal yang ada pada akhir
kegiatan, kemudian cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang ada di
halaman belakang modul ini.
5.
Dalam mengerjakan tugas,
latihan dan kegiatan gunakan buku tulis tersendiri, dengan demikian modul ini
tetap rapi dan bersih, enak untuk dipelajari. Dan anda mempunyai buku catatan
sendiri yang pasti berguna dalam belajar.
6.
Jika jawaban Anda masih
banyak yang tidak sesuai dengan kunci jawabannya. Anda harus membaca kembali
bagian yang belum anda pahami. Usahakan anda benar-benar memahaminya.
F.
Tujuan Penggunaan Modul
Tujuannya agar setiap mahasiswa memahami tentang Perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Hindhu-Budha di Asia Selatan (Magadha, Kushana, dan
Andra.
G.
Peran Fasilitator
1.
Membantu peserta didik
dalam proses belajar.
2.
Membimbing peserta didik
dalam mengerjakan soal-soal latihan yang telah dijelaskan pada tahap belajar.
3.
Membantu peserta didik
dalam memahami konsep dan menjawab pertanyaan.
4.
Membentuk kelompok dalam
mengerjakan soal dengan tujuan agar lebih mudah dalam mengerjakannya.
5.
Melakukan penilaian
terhadap hasil kerja peserta didik.
Pada dasarnya, modul ini didunakan untuk
membantu para siswa-siswi dalam mengerjakan soal dan membantu siswa-siswi dalam
belajar.
BAB
II
PERKEMBANGAN KERAJAAN MAGADHA
A. Silabus
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
Mengidentifikasi Perkembangan Kerajaan Magadha.
|
Menjelaskan Perkembangan Kerajaan Magadha.
|
Lembar Latihan (10 soal Objektif dan 5 soal Subjektif).
|
40 menit
|
§ buku yang relevan
§ foto-foto
§ gambar
§ Modul
§ PowerPoint
|
B.
Raja
yang Memerintah
Kerajaan
Magadha didirikan oleh Sisunagara sekitar 642 SM. Ibukotanya berada di
Giripraja atau Rajgir/ Rajagriha ( Suwarni, 2012: 39). Dalam sejarahnya Magadha
telah diperintah oleh 5 dinasti, yaitu sebagai berikut:
1.Dinasti
Sisunaga (±642- 413 SM)
Pada
tahun 540 SM Magadha mulai terpandang pada masa pemerintahan Raja Bimbisara,
dan ibukota pemerintahannya adalah Rajgir (Rajagriha). Pada tahun 490 SM
Bimbisara digantikan oleh putranya yaitu Ajatasatru yang lahir dari permaisuri
yang merupakan putri klan licchavi, yang amat berkuasa dikawasan Vaisali.
Kemudian ajatasatru menikah dengan putri Kosala, dan berhasil menyatukan Kosala
dan Magadha.
Gambar: Peta Magadha
Menurut
cerita Ajatasatru dikalangan masyarakat buda memperoleh kekuasaan setelah
membunuh ayahandanya, namun ahli sejarah meragukan kebenaran cerita tersebut
karena memang Ajatasatru memang pelindung agama jainisme, yang memang saingan
agama buda. Yang tidak dapat dipungkiri adalah putra Ajatasatru bernama udayana
mendirikan ibukota di Pataliputra.
Gambar:
Ilustrasi Bimbisara
2. Dinasti
Nanda (±413- 322 SM)
Tahun
413 SM dinasti yang dibangun oleh Bimbisara dapat dikalahkan oleh raja yang
pertama dari keturunan “Sembilan Nanda” yang memerintah Magadha hampir satu
abad. Pada waktu penyerbuan Iskandar Agung ke Lembah Indus, Magadha berada di
bawah pemerintahan Raja Nanda yang amat besar kekuasaannya, karena ditopang
oleh angkatan darat yang kuat ( Abu Su’ud, 1988:
138). Namun Dinasti ini kurang disenangi rakyat karena memberlakukan peraturan
yang memberatkan rakyat seperti kewajiban membayar pajak yang tinggi. Pada 322 SM, Dinasti Nanda digulingkan
oleh Chandragupta, pendiri Dinasti Maurya.
3. Dinasti
Maurya (322- 185 SM)
Menurut
sebuah sumber, Chandragupta adalah anak tidak sah dari raja dengan wanita yang
bukan keturunan raja. Anak raja itu kemudian menjadi panglima besar dengan
bantuan brahmana yang mengadakan komplotan untuk menggulingkan raja yang sah.
Namun rencana penggulingan raja tersebut gagal karena diketahui raja dan mereka
kemudian di usir ke Panjab. Menurut sebuah sumber, Chandragupta kemudian
berusaha menemui Iskandar Zulkarnain untuk meminta bantuan menggulingkan
pemerintahan Raja Nanda dari Magadha. Kemudian manakala berita kematian
Iskandar Agung terdengar sampai India, Chandragupta dengan bantuan brahmana
Chanakya mengobarkan semangat rakyat untuk memberontak terhadap pemerintahan
asing. Selanjutnya ia menghimpun pasukan dan pada tahun 322 SM dia bersama
pasukannya kembali ke Magadha untuk menggulingkan Raja Nanda dengan menduduki
Pataliputra. Kisah ini diabadikan dalam drama sejarah yang berjudul “Mudia
Rakshasha” dan tersurat dalam kitab Kautilyarthasastra yang dipercaya sebagai
tulisan pendeta Chanakya yang juga bernama Kautilya atau Vishnugupta.
Pada
tahun 305 SM Seleucos Nikator berusaha merebut wilayah Panjab namun gagal
karena kalah perang menghadapi pasukan Chandragupta, dan ia pun harus
menyerahkan kekuasaannya yang luas sekali (Kabul, Heart, Kandahar,
Baluchistan). Sebagai imbalannya Seloucos menerima 500 ekor gajah yang berguna
dalam peperangan yang dilancarkan sesama bangsa Yunani. Hubungan permusuhan
berubah menjadi semakin erat setelah terjadi perkawinan diantara kedua keluarga
kerajaan tersebut. Pada tahun 302 SM secara politik dilakukan tukar-menukar
perutusan kenegaraan. Seorang Duta besar bernama Megastenes dikirim ke Istana
Pataliputra. Megastenes menyumbangkan banyak informasi tentang India khususnya
pada masa Chandragupta.
Ibukota
Kerajaan Magadha pada masa pemerintahan Chandragupta terletak di Pathiputra,
orang yunani Polibotra yang letaknya di Patna sekarang. Dari penuturan
Megastenes dapat diketahui betapa indah kota Pataliputra, yang terletak di
tepian sungai Gangga. Kota tempat Raja Chandragupta bertahta dirancang dengan
baik dan dilengkapi dengan warung minum, rumah judi, gedung sandiwara, tempat
pacuan kuda, dan balai pertemuan umum untuk pekerja dan keperluan keagamaan.
Megastenes juga menuturkan raja hidup dalam kemewahan, namun ia hidup tanpa
ketenangan. Ia selalu pergi untuk menghindarkan diri dari maut yang dapat
datang kapan saja. Chandragupta juga memiliki angkatan bersenjata yang tangguh,
hal tersebut dapat dilihat dari kemenangan ketika perang malawan Seleucos
Nicator. Sistem pemerintahan kerajaan Chandragupta membagi kerajaan menjadi
tiga pripinsi yang masing-masing dikepalai oleh Raja muda yang biasanya dijabat
oleh anggota keluarga kerajaan. Ketiga propinsi itu masing-masing berpusat di
Taksasila, Ujjain, Tosali. Dalam sebuah pertulisan di Girnar di kawasan
Khatiawar dikatakan bahwa raja muda ditugaskan memelihara danau atau bendungan
yang nantinya sangat bermanfaat pada tanah pertanian sehingga pada masa
Chandragupta boleh dikatakan tidak terdapat kelaparan. Tulisan lain Megastenes
ialah mengenai sistem transportasi yang pada setiap jalan rayanya pada setiap
jarak tertentu didirikan tiang-tiang petunjuk jarak. Yang merupakan jalan utama
ialah yang menghubungkan antara ibukota ke Taksasila yang juga menembus
kota-kota lain. Sedangkan jalan perdagangan dibuat membujur dari Pataliputra
meliputi Prayaga, Bahrud, Vadisa ke Ujjain, yang merupakan pusat perdagangan
yang ramai.
Menurut Megastenes pemerintahan sipil
bersifat birokratis. Sementara itu pemerintahan kota dilaksanakan oleh enam
badan yang masing-masing terdiri dari lima anggota. Badan yang pertama
mengurusi pada bidang perburuhan dan keselamatan kerja bagi keryawan. Badan
kedua bertugas dalam bidang hubungan luar negeri, kesehatan maupun
kesejahteraan umum. Badan ketiga bertugas dalam bidang sipil, seperti cacah
jiwa, pendaftran kelahiran dan sebagainya. Sedangkan badan keempat membidangi
masalah perdagangan. Untuk badan kelima dan keenam masih terkait dalam bidang
perdagangan, yang meliputi penjagaan mutu maupun pungutan pajak dagang.
Dikemukakan oleh Nearchus bahwa hukum
dipelihara menurut tradisi lisan, karena tidak mengenal hukum tertulis. Menurut
Nearchus arus perdagangan antar negara sangat ramai, terutama dengan tiongkok
Yunani, Romawi, maupun Mesopotamia. Meskipun arus perdagangan ramai, namun
kerajaan Magadha tidak pernah mengembangkan pencetakan mata uang sendiri secara
lebih teratur. Jadi yang selalu dipergunakan ialah mata uang persia maupun
Yunani. Bentuk mata India sendiri sangat kasar.
Megastenes juga menceritakan mengenai
kehidupan keagamaan maupun pandangan falsafat bangsa India. Dikatakan bahwa
masyarakat beragama hindu memuja Heracles, Dionysus, maupun Zeus Ombrios. Ia
juga menyatakan bahwa sistem kasta merupakan sistem yang masih dipegang kuat.
Tidak seorangpun yang melakukan perkawinan diluar kasta. Dan berbeda dengan
susunan masyarakat kasta seperti kita kenal, Megastenes membaginya menjadi
tujuh kelompok dalam pelapisan sosial. Yang pertama adalah kaum filsuf dan
brahmana yang berperan dalam melaksanakan upacara-upacara kurban dan bertindak
bagaikan para peramal dan bahkan seperti dewa sendiri. Kelompok kedua adalah
petani yang bertugas mengelola tanah. Yang ketiga adalah kelompok penggembala
dan pemburu. Kelompok yang keempat adalah para tukang yang karena jasanya dalam
membuat sarana kesejahteraan maupun perlengkapan militer yang sering mendapat
pembebasan pajak dari pemerintah. Kelompok yang kelima adalah kelompok tentara.
Dan berikutnya adalah kelompok para pegawai sipil dan yang terakhir adalah
anggota dewan kerajaan.
Dari penulis Megastenes pada zaman
Chandragupta Maurya memerintah, dapat diketahui bahwa bahan pakaian utama
penduduk dibuat dari kapas, dengan warna-warna yang terang. Sedangkan makanan
pokok meraka adalah nasi yang dibubur dengan lauk daging yang dicincang.
Minuman keras yang mereka sukai dibuat dari bahan padi maupun air nira dari
pohon palma. Dan pada masa itu wanita diperlakukan baik
Pada tahun 298 SM, Chandragupta wafat namun
sebelim wafat ia menjadi bhikkhu atau pendeta agama Jina. Kemudian pemerintahan
digantikan oleh Bindusara yang memerintah Magadha 298-272 SM. Bindusara
diberitakan pernah mengirim sepucuk surat kepada Antiochos I, penguasa asia
kecil dan pengganti seleucus, agar dapat mengirim seorang filsuf ke
Pataliputra. Waktu itu yang menjadi duta besar Antiochos I di Pataliputra
adalah Deimachos. Pada masa pemerintahannya Bindusara dijuluki sebagai
Amitragatra (sang penakluk), karena berhasil manaklukan wilayah disebelah
selatan pegunungan Windhya, mungkin daerah Raichur yang dikenal sebagai
penghasil tambang emas.
Pada tahun 273 SM Bindusara digantikan oleh anaknya yaitu Asoka. Namun baru tahun
269 SM dia dinobatkan sebagai raja. Kemungkinan hal ini berkaitan dengan
posisinya yang dianggap kontroversial
oleh para Brahmana, dimana sebelum naik tahta, Asoka dikabarkan telah membunuh
saudara-saudaranya sekeluarga berjumlah 90 orang, meskipun menurut pendeta
budha, dia naik tahta dengan damai. Asoka (A= tidak, Soka=susah, tidak pernah
susah) setelah dinobatkan manjadi raja bergelar Devanampiya Piyadarsana yaitu Devanampiya=
dicintai oleh dewa, Piyadarsana= raja yang lembut.
Langkah pertama yang ditempuh Asoka ialah
menitih beratkan pada perluasan wilayah dengan memperkuat angkatan perangnya
yang terdiri atas kesatuan infantri, kavaleri, chariot, dan pasukan gajah.
Dalam waktu kurang lebih 269-261 Raja Asoka telah memperluas wilayahnya samapi
ke batas :
1.
Sebelah
barat: sampai Afganistan dan Baluchistan
2.
Sebelah
timur: sampai wilayah Benggala
3.
Sebelah
Selatan: sampai batas kerajaan andhra di ujung selatan india
Kepribadian Asoka dari seorang kejam menjadi
raja yang lembut mungkin terjadi ketika Asoka menaklukan kalingga 262 SM,
dimana dalam satu hari terbunuh sekitar 250.000 jiwa. Vincent Smith sejarawan
inggris menggambarkan watak Asoka sebagai: Dia punya tangan besi, tetepi sarung
tangan dari beludru. Sejak saat itu Asoka memeluk agama Budha, menjadi
pelindung paling setia agama ini dan dalam memerintah lebih mengutamakan
perdamaian. Ia melaksanakan pemerintahan dengan bersumber pada ajaran Buddha.
India pada masa Asoka menjadi pusat penyebaran agama Buddha.
Asoka mengirim para mubaligh agam buddha dan
para duta ke berbagai wilayah didunia seperti Syiria, Mesir, Macedonia,
Cyrenia, Epirus, Burma, Siam dan Sri Lanka. Utusam Sri Lanka dilakukan oleh
putra dan purtinya yaitu Mahendra dan Sanghamitra. Dan misi tersebut paling
sukses karena Raja Sindhales bernama Tissar Devanampiya beserta seluruh
keluarganya masuk memeluk agama Buddha.
Sedang kan
di dalam negeri usaha Asoka untuk memeluk agam Buddha adalah sebagai berikut:
1.
Sering
mengadakan perjalanan ke tempat-tempat suci agama Buddha seperti Kapilawastu,
Bodh Gaya, Sarnath dan Kusinagara.
2.
Membuat
maklumat-maklumat, suatu bentuk tulisan yang dipahat pada dinding-dinding batu,
gua, tugu, pilar, dan lempengan-lempengan logam. Maklumat ini berisi tentang
peraturan-peraturan agama Buddha agar bisa dibaca dan ditaati rakyar.
3.
Membuat
bangunan-bangunan stupa. Stupa yang paling besar berada di Samiti. Selain
membangun stupa juga membangun tugu-tugu yang peling terkenal berada di kota
Sarnath.
4.
Menyelenggarakan
muktamar agama Buddha pada 240 SM di Pataliputra.
Selama pemerintahan Asoka, agama Buddha
menyebar dengan cepat di India dari kasmir sampai Ceylon, juga samapi menembus
Nepal dan berikutnya Tibet, China dan Mongolia. Sebagai akibatnya kebiasaan
hanya makan tumbuhan, korban binatang dihapuskan. Perdagangan juga cukup maju
dan mempunyai kolono dagang di Khotan. Pada 232 SM Asoka wafat dan digantikan
oleh Dasartha. Namun kerajaan Magadha makin lemah. Raja yang terakhir adalah
Brihadratha yang digulingkan oleh jenderal Pushamitra pada tahun 185 SM.
4.
Dinasti
Sungha (±185-75SM)
Dinasti ini didirikan oleh Pushamitra yaitu
jendral yang berhasil menggulingkan raja terakhir Magadha. Dia adalah seorang
Hindu penganut aliran Brahmana dan tak menyukai agama Budha. Dalam
pemerintahannya adat kebiasaan Hindu dihidupkan lagi, seperti upacara Asvamedha
yang ketentuannya sebagai berikut: Seekor kuda yang paling bagus, setelah dihiasi
dalam suatu upacara, dilepaskan dan dihalau kemana-mana. Setiap daerah dimana
dilewati kuda itu harus tunduk jika tidak maka akan terjadi perang. Setelah
satu tahun kuda tersebut ditangkap, dibunuh dan dikorbankan dalam suatu upacara
pesta kemenangan.
Raja Dinasti Sungha yang terakhir, diduga
berada di bawah perdana mentrinya, Vasudewa, hanya sekedar menjadi boneka.
Belakangan Vasudewa membunuhnya dan mengambil alih kekuasaan Dinasti Sungha.
Dialah pendiri dinasti Kanwa ( Suwarni, 2012: 47).
5.
Dinasti
Kanwa
Dinasti ini didirikan oleh Vasudewa, hanya
berkuasa sebentar sekitar 40 tahun lebih. Dia tidak mampu menahan serbuan dari
kerajaan andhra yang kemudian berkuasa di Magadha selama hampir 250 tahun.
BAB III
PERKEMBANGAN KERAJAAN KUSHANA
A.
Silabus
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
Mengidentifikasi Perkembangan Kerajaan Kushana.
|
Menjelaskan Perkembangan Kerajaan Kushana.
|
Lembar Latihan (10 soal Objektif dan 5 soal Subjektif).
|
80 menit
|
4. buku yang relevan
5. foto-foto
6. gambar
7. Modul
8. PowerPoint
|
B.
Perkembangan
Kerajaan Kushana
Kushana
merupakan pecahan dari suku bangsa Yueh Chi atau Tokaria dari Tiongkok, yang
terdesak oleh bangsa suku bangsa Huna pada tahun 174 SM. Mereka tergeser ke
wilayah diantara sungai-sungai Oxus dan Jakartes. Sesampai di Bactria suku
bangsa ini menetap dan mendirikan pemerintahan di bawah pemimpin mereka
Kadphises. Selanjutnya suku bangsa ini berhasil mengambil kontrol atas wilayah
India Barat laut dibawah Vina Kadphises (Abu Su’ud, 1988 : 174). Kushana adalah salah satu kerajaan yang
memiliki wilayah sangat luas yg membentang dari India, Pakistan sampai utara
Afghanistan, berbatasan langsung dengan Kekaisaran Han (Dinasti Han) di timur
dan Parthia (Persia) di barat. Asal muasal Kerajaan Kushan dimulai dari eksodus
besar-besaran bangsa Yue-Chi (Yuezhi) dari barat laut China (sekarang Xinjiang)
akibat gempuran Xiong nu Khanate dari utara. Mereka (Yue Chi) pindah ke asia
tengah, membentuk kerajaan baru dan menaklukkan wilayah utara India, hidukush
dan bagian timur Persia.
Gambar 2.1 : kerajaa Kushana
Karena letaknya ditengah-tengah jalur sutra (Silk Road),
banyak keuntungan yang didapat oleh Kushan, terutama dari perdagangan, karena
kota-kota mereka adalah tempat persinggahan kafilah-kafilah pedagang yg melalui
jalur sutera. Masyarakat Kushan sendiri adalah masyarakat Nomaden, karena itu
mereka memiliki beberapa ibukota yaitu Begram ibukota musim panas dan Peshawar
ibukota musim dingin. Setelah pengangkatan Raja Kanishka sebuah ekspedisi besar
dilancarkan untuk mempersatukan daerah Kashmir dan sebagian dari Turkestan,
termasuk Kashgar, Yarkhand dan Khotan.
Perekonomian kerajaan Kushana bersandarkan pada perdagangan sutra dan rempah ke Eropa dan emas
dan karya seni ke Tiongkok. Untuk itu, banyak sekali pemimpin Kushan yang
menciptakan uang logamnya sendiri sebagai alat tukar resmi, sehingga
perkembangan koin-koin Kushan memberikan catatan sejarah tersendiri, terutama
dalam seni rupa. Walaupun dikenal sebagai bagian bagian dari sejarah seni rupa
Buddha, sebenarnya Kerajaan Kushan juga memiliki bagian kepercayaan lain
terhadap pendewaan, yaitu Zoroastrianisme yang merupakan pengaruh Persia.
C. Raja
yang Memerintah
Raja yang pertama dari dinasti Kushana adalah
Kadphises I, yang bernama asli Kujula dan memerintah antara 48-78 M. Pada masa
pemerintahannya daerah kekuasaannya mencakup di India Utara, Punjab, Sindh,
Gujarat bagian utara dan sebagian kawasan India tengah. Perluasaan ke utara
(daerah Pamir) terhalang oleh bangsa tiongkok (Suwarno, 2012 : 50). Pada masa
Kadphises I raja mengirimkan utusan ke kerajaan Romawi untuk melakukan
persetujuan agar kedua kerajaan tersebut jangan sampai melakukan peperangan,
pada masa itu juga di India telah banyak digunakan uang dari Romawi yang
disebabkan dari hubungan dagang yang telah terjalin.
Kadphises I digantikan oleh putranya yang bernama
Vina Kadphises, dengan gelar Kadphises II pada tahun 78 M. Pada masa ini
perluasan wilayah dilakukan ke arah timur (Lembah Sungai Gangga). Pada masa
kekuasaan Kadphises II, Raja mengirimkan
utusan ke Romawi Untuk menhadiri
pengangkatan Raja Trayan pada tahun 99 M. Raja ini tidak banyak sumber yang
meyebutkan tentang masa kekuasaannya.
Kadphises II digantikan oleh Kaniskha yang
memerintah antara tahun 120-162 M, yang merupakan raja terbesar dari Kerajaan
Kushana. Raja kanishka begelar
Shaonanoshao, yang berarti Raja diraja, serta Dewaputra, yang berarti putra
Dewa. Bahkan digunakannya juga gelar berbahasa Tiongkok T’ien Tzu, yang berarti
Putera Kahyangan (Abu Su’ud, 1988 : 175. Pusat pemerintahannya berada di Kota
Purushapura (sekarang menjadi Peshawar). Pada waktu itu hubungan hubungan
dengan Romawi atau bangsa lainnya cukup ramai, karena Ibu Kota Purushapura
menjadi lalu lintas perdagangan, terutama sebagi jalur jalan sutera (The Silk
Road) yang meghubungkan Cina dengan Asia Barat melalui jalan darat.
Raja Kanishka juga diketahui telah memeluk Agama
Budha, bahkan dikenal sebagai pelindung dan pembela Agama Budha. Kaniskha
memeluk Agama Budha karena mendapat ajakan dari Pendeta Asvaghosa. Asvaghos
mempunyai berbagai keahlia, tidak hanya sebagai filusuf namun dia juga
pengarang dan ahli musik. Dia juga telah berhasil mendamaikan pertentangan antara
Agama Budha dengan Hinduisme. Selain itu Asvaghosa juga merupakan pengarang
dari kitab Budha Charita. Pada masa Kaniskha diadakan muktamar para pendeta
Agama Budha yang bertujuan untuk menghindari perselisihan atau perpecahan.
Karena dia melihat adanya perselisihan diantara aliran-aliran Agama budha
terutama mengenai isi Kitab Suci Agama mereka.
Muktamar ini dihadiri oleh sekitar 500 orang Biksu
dari berbagai penjuru India, muktamar yang berlangsung selama enam bulan juga
dihadiri ahli Agama terkenal antara lain Asvaghosa, Visyanitra, Nagarjuna dan
lain-lain. Muktamar ini dipimpin oleh pendeta terkenal Parsva dari Srilanka.
Muktamar ini menghasilkan keputusan penting diantaranya dikeluarkan sebuah
tafsir kitab suci dan terbitnya sebuah ensiklopedia Agama Budha yang bernama
Mahavibhosa. Akan tetapi maksud atau tujuan awal dari muktamar untuk mencegah
perpecahan Agama Budha tidak berhasil. Sebab Agama Budha tetap terpecah menjadi
dua aliran yaitu Mahayana dan Hinayana. Sebagai bukti Kaniskha di kenal sebagi
pelindung Agama Budha, nampak dari usaha-usaha yang dilakukannya sebagi berikut
:
·
Mendirikan
asrama-asrama dan vihara-vihara Budha.
·
Mengirimkan
para pendeta Budha ke Cina sebagai tanda hubungan yang baik.
·
Mengeluarkan
perintah agar Khotbah-khotbah sang Budha dipahatkan pada lempengan-lempengan
tembaga. Kemudian lempengan-lempengan tembaga ini dimasukkan ketempat khusus
yang diatasnya didirikan stupa.
Pada tahun 162 M, Kaniskha wafat karena sakit, tetapi
kemungkinan lain digulingkan oleh sebuah komplotan. Hal itu dilakukan oleh
sebuah komplotan rakyat yang merasa tidak puas karena sifatnya yang tamak da
haus kekuasaan. Dia diganti oleh dua orang putranya, Vasishka dan Huvishka.
Keduanya kurang terkenal, namun dianggap sebagai pelindung Agama Budha. Pada tahun
182, kerajaan Kushana diperintah oleh Vasudeva. Jika melihat namanya yang
berarti Vishnu, maka diduga raja terakhir dinasti Kushana ini telah beragama
Hindu. Pada masa pemerintahan Vasudeva, tanda-tanda kemunduran sudah mulai
tampak, antara lain timbulnya wabah penyakit pes yang menular dari Babylon
hingga tersebar ke Eropa dan sampai pula ke India. Epidemis pes ini memakan
korban jutaan orang meninggal dunia. Selain itu, kekuasaan Persia yang semakin
kuat dan mengancam di bawah Dinasti Sasaid, yakni Raja Ardhasir, ikut
menyumbang keruntuhan Dinasti Kushana. Setelah Vasudeva meninggal pada tahun
220 M, kerajaan Kushana terpecah dan mengalami kehancuran. Dugaan paling kuat
penyebab kehancuran itu ialah serbuan tentara Persia.
D.
Perkembangan
Agama
Zaman
dinasti Kushana merupakan zaman yang amat penting dalam perkembangan kebudayaan
India, kusunya Agama Budha, karena semakin kompleknya hubungan negara pada masa
itu. Selain itu juga terjadi perubahan dalam Agama Budha. Perubahan ini karena
Agama Budha menerima pengaruh dari berbagi Agama, seperti Hindu, kepercayaan
primitif, Agama Zoroaster dari Persia dan juga Agama Kristen. Percampuran atau
pengaruh Agama lain ke Agama Budha tersebut diakibatkan karena terjadinya
kontak perdagangan antar bangsa, salah satu akibat dari kontak hubungan antar
bangsa yaitu terjadi perpecahan yang mengakibatkan lahirnya aliran Mahayana dan
Hinayana. Perubahan Agama Budha pada masa Kushana juga sudah bersifat
doktrinal, sehingga bisa dikatakan Agama Budha telah hilang keasliannya.
Sang
Budha Gautama tidak lagi dianggap sebagi guru yang telah mati, tetapi telah
menjadi Messiah (penyelamat) yang kadang menitis dalam diri Rama atau Krisna.
Budisme tidak lagi menolak teori mengenai avatara (rinkarnasi dewa dalam ajaran
hindu aliran vaisnava) atau penitisan. Sang Budha Gautama dipuja dalam tiga
bentuk tingkatan. Tingkatan pertama ialah Adhi Budha (jiwa pertama). Disini
sang Budha berkedudukan sebagai penyebar
ajaran moral agama Budha. Tingkatan kedua adalah Dhayani Budha (Budha
yang sederajat dengan manusia) yang menempati surga sendiri-sendiri. Tingkatan
ketiga yaitu Boddhistva, orang yang telah mencapai tingkat sang Budha.
Boddhistva ini sengaja turun dari nirwana agar dapat menolong keselamatan umat
manusia.
Diantara
Dhyani Budha, yang terkemuka ialah Amitabha atau Amida (Dewa cahaya yang tidak
terbatas). Dewa ini bersemayam di surga sebelah barat, dan akan selalu
memberikan pertolongan kepada yang mempercayainya. Sedangkan diantara
Boddhisatva yang terpenting adalah Avalokitesvara (Dewa yang menhadap ke
bawah). Kemudian Manjusri dan Maitreya sebagai Budha yang belum lahir.
Sedangkan pengaruh agama Kristen adalah berupa sang Budha yang diserupakan
dengan Yesus, misalnya dalam kitab Suci Agama Budha, sang Budha dikatakan
sebagai Saddharma Pundarika (dewa penyelamat).
E.
Kesenian
Masa Kushan
Dalam
hal kebudayaan, kemajuan yang menonjol semasa Dinasti Kushana yaitu dalam
bidang kesenian. Kekayaan yang terkumpul akibat perdagangan yang di lakukan
bangsa Kushan dengan Eropa dan Asia Timur, digunakannya untuk membangun negeri,
kota, serta mengembangkan kesenian. Ibukota Purhusapura misalnya, dilengkapi
dengan gedung-gedung indah, menara dari kayu setinggi ± 200 meter yang bahannya
terbuat dari kayu, yang merupakan untuk penyimpanan relik yang berkaitan dengan
kehidupan Buda Gautama.
Perkembangan kesenian di Kushana ditandai dengan adanya aliran
kesenian yang disebut Gandhara dan Mathura.
Kedua aliran ini bisa ditelusuri dari karya seni patung. Gaya Gandhara
banyak mendapat pengaruh hellenisme. Hal ini bisa dilihat dengan mudah dari
ciri lipatan kain yang teliti dan sikap tubuh yang luwes. Sementara gaya
Mathura, walaupun selanjutnya juga mendapat pengaruh yang sama hingga akhirnya berkembang
menjadi Gaya Ghupta, tetapi berangkat
dari titik tolak seni rupa asli India, yang bisa ditelusuri dalam karya seni
rupa Mahenjo Daro-Harappa.
Gandhara
adalah nama sebuah kota di kerajaan Kushana yang menjadi pusat kesenian,
terutama seni patung. Aliran seni Gandhara merupakan percampuran antara India
asli dengan pengaruh Greko-Romawi. Sebagai contoh, adanya patung Budha yang
berpakaian gaya Kerajaan Romawi Kuno, patung Budha berwajah Yunani-India,
memakai jubah biksu yang bergaya klasik Romawi. Arsiteknyapun merupakan tukang
dari Greko-Romawi yang tinggal di Asia Kecil, seperti Agesilaos. Aliran
Gandhara juga berkembang juga di kota Jallalabad, Bamyian Swat, Hudda. Aliran
seni pahat ini biasanya menggunakan bahan dari batu tulis abu-abu. Aliran
Gandhara ini memiliki persamaan dengan gaya kesenian yang berkembang di Palmyra
(Asia Barat) dan pusat-pusat Hellena yang terdapat di Asia kecil.
Walaupun umumnya patung Gandhara bersifat humanis, namun beberapa
patung dibuat dengan ukuran raksasa seperti patung Buddha di Bamiyan, Afghanistan yang memiliki tinggi
53 meter. Patung ini kini telah hancur akibat kebijakan iconoclaust yang
diambil pemerintah Taliban, Afghanistan pada masa lalu. Contoh bentuk humanis
adalah patung Athena dari Gandhara setinggi 83 cm, mendekati postur manusia
asli. Gaya Mathura berciri sebaliknya, penuh dengan stilasi dengan ukuran
tubuh kecil. Patung-patung ini banyak mewujudkan Yaksha dan Yakshi, roh
spriritual dalam ajaran Buddha. Contohnya adalah patung-patung penguasa Kushan,
antara lain Jayavarman dan Kanishka. Dekatnya pengaruh seni rupa Kushan, dan kebanyakan
seni rupa Buddha lainnya menyebabkan timbul klasifikasi gaya Greko-Buddha dalam
perkembangan sejarah seni rupa India
F. Lembar
Latihan
Petunjuk Soal:
a.
Bacalah Soal dengan teliti
sebelum anda menjawab.
b.
Dahulukan menjawab soal
yang anda anggap mudah.
c.
Bentuk soal terdiri dari
10 soal pilihan dan 5 soal essay.
I. Pilihlah satu jawaban yang dianggap benar.
1. Siapakah yang menjadi Raja pertama dari kerajaan Kushana?
a.
Kadphises c.
Kaniskha
b.
Vina Kadphises d. Vasiskha
2. Apakah penyebab dari Migrasi bangsa Kushana?
a.
Serangan Magadha c. Bencana alam
b.
Serangan bangsa hun d. Wabah penyakit
3.
Pada masa kekuasaan siapakah kerajaan Kushana mencapai puncak kejayaannya?
a.
Kadphises II c. Vasiskha
b.
Kadphises I d. Kaniskha
4.
Pada tahun berapakah wafatnya raja Kaniskha?
a.
166 M c. 163 M
b.
164 M d. 162 M
5.
Agama apakah yang paling berkembang di kerajaan Kushana?
a.
Hindu c. Budha
b.
Kristen d.
Jainisme
6.
Kota apakah di kerajaan Kushana yang menjadi jalur lalu lintas perdagangan?
a.
Parushapura c. Maturha
b.
Gandhara d. Bactri
7. Pada masa kekuasaan Kaniskha diadakan muktamar Budha, yang
dihadiri oleh berapa Biksu?
a.
700 Biksu c. 500 Biksu
b.
400 Biksu d. 600 Biksu
8.
Pada tahun berapakah Kaniskha diangkat menjdi raja?
a.
120 M c. 150 M
b.
130 M d. 160 M
9.
Kerajaan Kushana mendapat pengaruh tentang pendewaan dari kerajaan?
a.
Persia c. Mesir
b.
Arab d.
Baghdad
10.
Kota apakah yang menjadi pusat kesenain di kerajaan Kushana?
a.
Parushapura c. Gandhara
b.
Bactria d. Maturha
II.
Essay
1.
Sebutkan bukti-bukti bahwa
Kaniskha sebagai pelindung Agama Budha?
2.
Apa penyebab keruntuhan
Kushana?
3.
Siapakah pemimpin muktamar
agama budha?
4.
Siapakah raja terakhir
dari kerajaan Kushana?
5.
Aliran apakah yang
berkembang di Kushana?
BAB IV
PERKEMBANGAN KERAJAAN ANDHARA
A.
Kerajaan
Andhra
Kerajaan yang pertama
berkembang adalah Kerajaan Andra padasekitar abad ke 1 SM( http://www.scribd.com/doc/78132288/2/Agama-Budha-di-India/
diakses pada hari Minggu,14 Oktober 2012/ pukul 18:51). Kerajaan Andhra didiami
oleh Bangsa Dravida letaknya di Teluk Benggala, diantara sungai Godavari dan
Krihsna. Sewaktu pemerintahan Ashoka kerjaan itu ditaklukkan dan diharuskan
membayar upeti, namun kemudian kerajaan itu bertambah kuat sehingga seorang
diantara mereka menduduki Kerajaan Maurya.
Selama
raja Andhra memerintah, Agama Brahma dan Budha mendapat penghargaan yang sama.
Walaupun raja raja sendiri memeluk agama
brahma, agama budha mendapat perlindungan dan bantuan juga dari pihak mereka. Untuk bikhsi-bilhsu disediakan
tempat bertapa(wihara), terutama dalam ghua-ghua di pegunungan
Deccan(Mulia,……:24).
Selain kasta brahma, dalam masyarakat
negeri Andhra terdapat empat golongan :
1. Raja
dan Kepala Daerah, terdiri dari kaum ningrat Maharathi, dan Mahasenapati.
2. Pegawai Negeri
3. Pekerja yang terdidik (juru tulis, juru obat,
juru tanaman)
4. Pekerja tangan (tukang besi, kayu, pemancing).
Segala
macam pekerjaan diatur oleh golongan sendiri, jadi ada golongan tukang emas,
golongan tukang kayu dsb. Untuk keperluan masing-masing golongan mereka
mengadakan aturan tentang syarat-syarat kecakapan, upah, harga, bahan-bahan
dsb. Dengan pendek kata sama dengan “gildenwezzen” yang terdapat di Eopa di
Zaman pertengahan. Dengan pendek kata sama dengan “Gildenwezen” yang terdapat
di eropa di jaman pertengahan. Raja yang terkenal dari bangsa Parthi ialah
Gondophares. Menurut berita raja inilah yang membawa agama Kristen ketanah
India. India Utara mengalami kerusakan disebabkan oleh masuknya bangsa Yue-Chi
dari Tiongkok Tengah.
Bangsa
ini amat perkasa ,sehingga mereka menaklukkan daerah-daerah Turkestan sekarang
dan mengusir bangsa-bangsa Saka atau Scyt disekitar laut Kaspia. Sesudah
mengetahui kelemahan raja-raja Andhara , bangsa Yue-Chi berichtiar untuk
merebut India. Mula – mula mereka menaklukkan daerah Gandhara dan Punjab.
Kerajaan yang didirikan mereka disana ialah kerajaan Kushan
Kerajaan
Andhra terkenal makmur sebab mempunyai perhubungan laut dengan luar negeri.
Tetapi abad ke-3 sejarah kerajaan itu makin kabur, keterangan-keterangan yang
layak diperjajahi sampai sekarang belum diketahui bagaimana lenyapnya kerajaan
itu. Dalam keadaan gelap gulita kerajaan itu lenyap dan tidak pernah terdengar
lagi dalam sejarah India(Mulia, ………:25).
Lembar
Latihan
Petunjuk Soal:
d.
Bacalah Soal dengan teliti
sebelum anda menjawab.
e.
Dahulukan menjawab soal
yang anda anggap mudah.
f.
Bentuk soal terdiri dari 3
soal pilihan dan 2 soal essay.
Pilihlah satu jawaban yang dianggap benar.
- Sekitar abad ke berapa kerajaan
Andhra berdiri…
a. Abad
1 SM
b. Abad
2 SM
c. Abad
3 SM
d. Abad
4 SM
e. Abad
5 SM
- Bangsa yang mendiami kerajaan
Andhra adalah bangsa…
a. Bangsa
Mongoloid
b. Bangsa
Arya
c. Bangsa
Indo Negroid
d. Bangs
Dravida
e. Bangsa
Proto Australoid
- Agama apa yang mendapat penghargaan
selama raja-raja Andhra memerintah
a. Jaina
dan sikh
b. Brahma
dan hindu
c. Hindu
dan budha
d. Brahma
dan jaina
e. Brahma
dan budha
- Apa nama pegunungan yang disediakan
untuk bikhsi dan bikhsu sebagai tempat bertapa?
a. Pegunungan
Deccan
b. Pegunungan
mount everest
c. ………..
d. …………
e. …………
- Pada golongan raja dan pemerintah
terdiri dari kaum…
a. Pegawai
Negeri
b. Kaum
ningrat Maharathi, dan Mahasenapati
c. Juru
tulis, juru obat, juru tanaman)
d. Tukang
besi, kayu, pemancing
e. Gelandangan
dan pengemis
- Jawablah pertanyaan di bawah ini
dengan singkat dan benar!
- Sebutkan empat golongan masyarakat
negri Andhra?
- Apa sebab kerajaan Andhra bisa
makmur?
- Apa bukti bahwa agama Brahma dan
Budha mendapat penghargaan yang sama dari raja-raja yang memerintah
kerajaan Andhra?
BAB V
PENUTUP
Dengan
terselasaikannya Modul yang berjudul perkembangan Kerajaan-Kerajaan bercorak
Hindu-Budha di Asia Selatan. Selain it Modul ini juga membahas tentang
bagaimana setiap Dinasti yang memerintah disetiap kerajaan tersebut. Modul ini
juga membahas tentang berkembangnya kebudayaan dan agama yang ada di
kerajaan-kerajaan tersebut.
Lampiran
I
Kunci
jawaban pilihan ganda
Kunci
Jawaban
1. A
2. B
3. D
4. C
5.
A
Kunci
jawaban Essay
6. Dinasti
yang pernah memimpin Magadha
a. Dinasti
Sisunaga
b. Dinasti
Nanda
c. Dinasti
Maurya
d. Dinasti
Sungha
e. Dinasti
Kanwa
7. Ketiga
propinsi yang membagi kerajaan Magadha pada masa chandragupta yaitu Taksasila,
Ujjain, Tosali.
8. Karena
Magadha belum memiliki mata uang sendiri.
9.
karena
Raja Sindhales bernama Tissar Devanampiya beserta seluruh keluarganya masuk
memeluk agama Buddha.
10. Karena
tidak mampu menahan serangan dari Kerajaan Andhra.
Lampiran
II
Kunci
Jawaban soal pilihan ganda
1. A
2. B
3. D
4. D
5. C
6. A
7. C
8. A
9. A
10. C
Kunci
Jawaban Essay
1.
Mendirikan
asrama-asrama dan vihara-vihara Budha, Mengirimkan para pendeta Budha ke Cina
sebagai tanda hubungan yang baik, Mengeluarkan perintah agar Khotbah-khotbah
sang Budha dipahatkan pada lempengan-lempengan tembaga. Kemudian
lempengan-lempengan tembaga ini dimasukkan ketempat khusus yang diatasnya
didirikan stupa.
2.
timbulnya
wabah penyakit pes yang menular dari Babylon hingga tersebar ke Eropa dan
sampai pula ke India
3.
Muktamar ini dipimpin oleh pendeta
terkenal Parsva dari Srilanka.
4.
Vasudeva
5.
Gandhara
Lampiran
III
Kunci
Jawaban Pilihan ganda
- A
- D
- E
- A
- B
Kunci
Jawaban Essay
- Empat golongan :
·
Raja dan Kepala Daerah, terdiri dari
kaum ningrat Maharathi, dan Mahasenapati.
·
Pegawai Negeri
·
Pekerja yang terdidik (juru tulis, juru
obat, juru tanaman)
·
Pekerja tangan (tukang besi, kayu, pemancing).
- Kerajaan Andhra terkenal makmur
sebab mempunyai perhubungan laut dengan luar negeri.
- Selama raja Andhra memerintah,
Agama Brahma dan Budha mendapat penghargaan yang sama. Walaupun raja raja
sendiri memeluk agama brahma, agama
budha mendapat perlindungan dan bantuan juga dari pihak mereka. Untuk bikhsi-bilhsu
disediakan tempat bertapa(wihara), terutama dalam ghua-ghua di pegunungan
Deccan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar