SISTEM BERCOCOK TANAMAN PADI DAN
KENDALA PEMASARAN HASIL PANEN DI DAERAH TRANSMIGRASI KUSUSNYA KECAMATAN AIR
SALEH KABUPATEN BANYUASIN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH
DASAR-DASAR
SOSIOLOGI
yang dibina oleh
Ibu Anggaunitakiranantika, S.Sos., M.Sosio
oleh
Sukrisna Aji
110731435579
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Maret 2012
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Keadaan Penduduk di Kecamatan Air Saleh
Kecamatan
Air Saleh merupakan Kecamatan yang terletak di Daerah Kabupaten Banyuasin, yang
mana Daerah tersebut merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan Makarti Jaya. Kecamatan
Air Saleh berdiri pada tahun 2007, yang pembentukannya bersamaan dengan
berdirinya Kecamatan Air Sugihan. dimana pemekaran tersebut sebagai bentuk dari
otonomi daerah yang tujuannya sebagai percepatan pertumbuhan dalam bidang
ekonomi. Kecamatan air saleh terdiri dari 11 desa atau kelurahan yaitu desa air
solok batu, desa bintaran, desa damarwulan, desa enggalrejo, desa saleh agung,
desa saleh jaya, desa saleh mukti,desa saleh mulya, desa sidoharjo, desa
srikaton dan desa srimulyo. Informasi tentang Kecamatan Air Saleh dapat
dikatakan sangat minim, namun dapat saya uraikan tentang batas-batas wilayah
Kecamatan Air Saleh sebagai berikut : Sebalah timur Kecamatan Air Saleh
berbatasan dengan Kecamatan Air Sugihan
yang dipisah oleh Sungai Musi II, sebelah utara berbatasan dengan Selat Bangka,
sebelah barat berbatasan dengan Desa Upang dan Kecamatan Muara Telang yang dipisah oleh Sungai Musi I atau Sungai
Upang, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Muara Padang yang
juga dipisah oleh Sungai Musi II. Sebagai Kecamatan yang baru berdiri Air Saleh
masih banyak mengalami kekurangan, contohnya dalam sarana jalan yang masih
berupa jalan tanah yang mana bila hujan tiba jalan tersebut tidak dapat dilalui,
Karena jalan akan menjadi lengket, Selain jalan dalam sarana pendidikan
dikecamatan air saleh hanya terdapat 3 sekolah menengah pertama, yaitu SMP
Negeri 1 Air Saleh, SMP Negeri 2 Air Saleh dan juga SMP PGRI. Untuk Sekolah
Menengah Atas di kecamatan air hanya terdapat 1SMA, yaitu SMA BHAKTI BANGSA.
Jadi bila ingin melanjutkan kesekolah yang lebih baik mutunya mereka biasanya
merantau ke daerah kecamatan lain yaitu kecamatan Air Sugihan ataupun ke Kota
Palembang, bahkan ada yang melanjutkan pendidikan ke Pulau Jawa. Disinilah bisa
dikatakan terjadinya mobilitas vertikal pada masyarakat yang melanjutkan
pendidikan.
Sebagai
penghubung antar daerah kecamatan dilakukan dengan jalan darat dan sungai,
jalan darat biasanya digunakan penduduk untuk wilayah Air Saleh saja, bila kita
ingin pergi ke daerah kecamatan lain kita akan melakukan penyeberangan dengan
menggunakan “ketek” yang ongkosnya
sebesar Rp 5000 untuk sekali jalan. Berikut merupakan gambar penyeberangan sungai
yang menghubungkan Kecamatan Air Saleh dan Kecamatan Muara Padang :
Sedangkan untuk pergi
ke Palembang kita harus menaiki kendaraan sungai yang disebut dengan speed boot
atau juga disebut dengan sekoci yang jarak tempuh mencapai 2 jam. Jadi dapat
dikatakan masalah utama daerah transmigrasi kususnya air saleh adalah sarana
transportasi.
Sebagai
daerah transmigrasi Kecamatan Air Saleh dapat dikatakan membentuk Kebhinnekaan
Tunggal Ika antar etnis, karena daerah tersebut dihuni oleh banyak suku
diantaranya suku jawa, suku sunda, suku bali, suku bugis dan penduduk asli.
Namun dalam kehidupan sosial masyarakat, suku jawa yang banyak memegang peranan
penting, seperti dalam bidang pemerintahan contohnya lurah, camat, dan
perangkat desa lainnya banyak dipegang oleh suku jawa. Meskipun tinggal di
daerah transmigrasi masyarakatnya masih memegang teguh tradisi-tradisinya,
contohnya saja masyarakat jawa yang masih melakukan kendurenan, yang biasanya
dilakukan saat pembukaan awal puasa dan akhir hari puasa atau sebelum malam
takbir dan juga dilakukan hari-hari besar lainnya. Selain itu terdapat tradisi
seperti “ater-ater” yang dilakukan pada saat hari-hari akhir puasa atau puasa
kurang dari 1 minggu, tradisi jawa
lainnya yang masih dipertahankan diantaranya selamatan kelahiran bayi
dan juga selamatan kematian. Dalam seni pertunjukan dikecamatan air saleh masih
terdapat kesenian wayang kulit, kuda lumping atau biasa disebut “jaranan”. Salah satu ciri khas
dalam kehidupan masyarakat desa adalah adanya semangat gotong-royong yang
tinggi. Misalnya pada saat mendirikan rumah, memperbaiki jalan desa, membuat
saluran air dan sebagainya. Gotong royong semacam ini lebih dikenal dengan
sebutan kerja bakti, terutama menangani hal-hal yang bersifat kepentingan umum.
Ada juga gotong-royong untuk kepentingan pribadi, misalnya mendirikan rumah,
pesta perkawinan dan kelahiran. Seperti gotong royong dalam bidang
pertanian, biasanya gotong royong seperti ini dilakukan pada saat panen raya
tiba mereka melakukan pemanenan padi secara bergilir, hari ini disawah A dan
hari berikutnya disawah B. Karena bila panen tiba banyak kekurangan tenaga
kerja, dapat dikatakan masyarakat air saleh semua memiliki tanah. Walaupun ada
pekerja dari daerah lain datang itupun tidak mencukupi bila padi masyarakat
sudah siap panen secara bersamaan. Pekerjaan memanen padi dinamakan dengan
“bawon”, dalam sistem pembayaran pekerja di air saleh menggunakan sistem bagi
hasil, atau disebut sistem 7/1, yaitu bila dapet 7 karung yang 1 karung untuk
pekerja begitupun seterusnya sesuai kelipatannya. Dalam hal stratifikasi sosial
masyarakat yang memiliki banyak tanahlah yang dianggap menduduki posisi paling
tinggi, namun sekarang selain yang memiliki banyak tanah juga kaum-kaum
terdidik memiliki posisi penting di kecamatan air saleh.
2.2 Sistem Bercocok Tanam Kecamatan
Air Saleh
Bercocok tanam merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
bila kita hidup didaerah agraris, seperti halnya dalam budidaya padi. Padi dibudidayakan dengan tujuan
mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka tanaman yang akan ditanam
harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang
oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang
diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman
subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak terhambat,
entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan (http://wartawarga.gunadarma.ac.id). Teknik bercocok tanam yang baik
sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini
harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu
bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah harus harus
dipelihara dengan baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari
serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi. Dalam sistem
bercocok tanam yang lazim diguanakan di masyarakat adalah sistem yang dimulai
dengan melakukan penanaman bibit atau lebih dikenal dengan nama persemaian. Di
dalam artikel yang bersumber dari (http://wartawarga.gunadarma.ac.id) di jelaskan bahwa Persemaian
terbagi atas 3 golongan yaitu:
1.
Persemaian
Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan, Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu :
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan, Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu :
·
Tanah
dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar
tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
·
Tanah
dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian
basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat
menyerap hara lebih banyak.
·
Selanjutnya
tanah digaru
Berikut merupakan ukuran bedeng
persemaian :
·
Panjang
bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan
agar bedengan tersebut tidak terlalu panjag.
·
Lebar
bedengan : 100 -150 cm dan tinggi bedengan : 20 -30 cm.
2.
Persemaian
Basah
Perbedaan antara persemaian kering
dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan
tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air:
·
Air
akan melunakan tanah.
·
Air
dapat mematikan tanaman pengganggu.
·
Air
dapat dipergunakan untuk memberantas serangga perusak bibit.
Tanah
yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah
lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum
pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian
petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari
areal pertanaman yang akan ditanami.
3.
Sistem
Dapog
Di Filipina telah dikenal cara
penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah
dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon. Berikut cara penyemaian dengan sistem dapog :
1. Persiapan persemaian seperti pada
persemaian basah.
2. Petak yang akan ditebari benih
ditutup dengan daun pisang.
3. Kemudian benih ditebarkan diatas
daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik
lembaga.
4. Setiap hari daun pisang ditekan
sedikit demi sedikit kebawah.
5. Air dimasukan sedikit demi sedikit
hingga cukup sampai hari ke 4.
6. Pada umur 10 hari daun pisang
digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah.
Sistem Tanam Tabur Benih
Sistem diatas merupakan sistem
persemaian yang banyak dilakukan dalam penanaman padi, namun berikut ini saya
akan menguraikan sistem bercocok tanam yang terdapat dikecamatan air saleh
kabupaten banyuasin. Daerah banyuasin merupakan daerah tadah hujan selain itu kecamatan
air saleh merupakan wilayah pasang surut, karena kita ketahui bahwa air saleh
dikelilingi oleh sungai musi. Meski menjadi daerah pasang surut petani air
saleh hanya bisa bercocok tanam 1 kali dalam satu tahun, karena air yang masuk
dari sungai mengandung kadar garam yang tinggi yang tidak bagus untuk tanaman.
Pada bulan agustus-september masyarakat di kecamatan air saleh telah mulai
melakukan penggarapan lahan yaitu berupa penyemprotan gulma atau rumput, karena
pada bulan-bulan ini curah hujan belum begitu tinggi. Setelah gulma dalam sawah
mengering, pada sekitar bulan oktober petani melakukan pembajakan. Setelah itu
sawah yang telah dibajak dibiarkan selama kurang lebih satu bulan agar tanah
tadi menjadi gembur, karena pada intinya tanah di kecamatan air saleh
merupakan tanah kering.
Sistem tanam tabur benih atau biasa
disebut nabur merupakan sistem yang lazim digunakan di daerah Kecamatan Air
Saleh kabupaten Banyuasin. Sistem ini dimulai pada sekitar tahun 2003,
sebenarnya masyarakat air saleh sebelum melakukan sistem tabur benih juga
pernah menggunakan sistem bercocok tanam yang ada di atas. Perpindahan sistem
bercocok tanam ini lebih dipicu oleh penghematan biaya dan waktu. Karena bila
menggunakan sistem tabur benih hanya memakan waktu 2 jam, sedangkan bila
menggunakan sistem pada umumnya bisa memakan waktu 1 hari. Berikut uraian
sistem bercocok tanam menggunakan sistem tabur benih:
1. Telah dijelaskan di atas bahwa pada
bulan agustus-oktober masyarakat air saleh melakukan penyemprotan dan
pembajakan lahan, yang mana pada bulan tersebut curah hujan belum begitu
tinggi.
2. Pada bulan november masyarakat air
saleh mulai melakukan penaburan lahan, yang melalui tahap sebagai berikut:
·
Sebelum
lahan ditaburi benih, lahan terlebih dahulu di “Garu” atau dihaluskan, biasanya
penghalusan lahan dilakukan 1-2 kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
·
Dalam
sistem tabur benih tidak dikenala adanya jarak tanam, jumblah tanam tiap
lubang, karena pada dasarnya sistem bercocok tanam tabur benih sudang langsung
seperti melakukan persemaian.
·
Setelah
lahan halus benih yang sudah siap ditaburkan kesemua lahan, benih yang
digunakan biasanya benih ciherang dan situ bagendit. Kareana umur dari merk
benih ini sangat pendek yaitu 4 bulan.
·
Setelah
penaburan selesai dilakukan penggaruan atau penghalusan tahap tiga, dalam tahap
ini berfungsi sebagai penutup benih yang telah di taburkan di lahan atau sawah
tadi.
·
Dalam
hal perawatan sistem tabur benih tidak berbeda dengan lainnya, pemupukan
pertama dilakukan setelah padi berumur kurang lebih 1 bulan,
sedangkan pemupukan tahap kedua dilakuka setelah padi berumur 2 bulan setengah dimana pada umur ini padi sudah akan tumbuh anak atau biasa disebut “mapak anak”.
sedangkan pemupukan tahap kedua dilakuka setelah padi berumur 2 bulan setengah dimana pada umur ini padi sudah akan tumbuh anak atau biasa disebut “mapak anak”.
·
Biasanya
terdapat beberapa taburan yang tidak jadi atau tumbuh, maka petani akan
melakukan penyulaman yang mana bibitnya diambilkan dari sekitar lahan yang
tumbuhnya lebih bagus. Untuk pemberantasan gulma biasanya dilakukan dengan cara
penyemprotan dan pematunan.
·
Setelah
tahap-tahap diatas selesai, para petani tinggal menunggu mengeringnya tanaman, biasanya
melakukan beberapa penyemprotan benih, tujuannya agar benih menjadi mentes.
Telah diuraikan diatas tentang
sistem bercocok tanam tabur benih, dapat dikatakan sistem ini belum banyak
dilakukan oleh masyarakat indonesia. Karena sistem ini banyak dilakukan di
daerah yang lahan persawahannya luas, karena tujuannya untuk menghemat biyaya
dan waktu. Jadi sistem ini mungkin sangat baik diterapkan diwilayah indonesia
selain menghemat biyaya dan waktu sistem tabur benih juga lebih sederhana
perawatannya. Untuk kekurangan sistem tabur benih di daerah tadah hujan yaitu
bila curah hujan kurang maka benih-benih yang ditabur tadi banyak yang tidak
tumbuh.
2.3 Kendala Pemasaran Hasil Panen
Bagi para petani hal yang paling
menyenangkan adalah memperoleh harga yang tinggi pada saat ia menjual hasil
panennya. Dalam hukum ekonomi disebutkan, jika panenan kurang baik karena
serangan hama, kekeringan atau bencana alam, berarti penawaran berkurang dan
harga dapat menjadi tinggi. Harga ini dapat juga terjadi kalau permintaan lebih
besar dari biasanya. Sebaliknya, apabila panen telalu banyak dan pembelian dari
para pedagang sepi, maka harga menjadi turun. Kalau panen baik dimana mana,
pedagang menjadi raja. Dia akan di datangi para petaniyang akan menjual hasil
pertaniannya dan tidak perlu datang ke desa-desa mencari barang dagangan
(Indriya Eko Purwaningsih,1984. Mubyarto, 1973, hal. 162). Dalam kendala
pemasaran di Kecamatan Air Saleh lebih dipusatkan pada kurangnya sarana dan
prasarana yang ada, yaitu sarana jalan yang tidak dapat menjangkau secara
langsung tempat penjualan hasil panen ke pusat Kota seperti Kota Kabupaten
ataupun kota Provinsi, kalaupun bisa itu akan mengeluarkan biayaya yang besar
karena kita ketahui hanya jalur sungailah yang dapat dijangkau ke Kota
Kabupaten ataupun Kota besar lainnya. Dalam hal seperti itu dimanfaatkan oleh
para tengkulak swasta untuk membeli hasil panen para petani, yang dalam mematok
harga tidak sesuai dengan harga tengkulak Kabupaten. Jadi bila panen tiba
tengkulak swastalah yang menjadi raja dalam pembelian beras, selain itu di
daerah Kecamatan Air Saleh juga tidak ada cabang-cabang (Depot Logistik)
ataupun Koperasi Unit Desa (KUD). Itulah sebabnya mau tidak mau petani di
Kecamatan Air Saleh menjual hasil panennya ke tengkulak swasta meskipun dengan
harga yang relatif lebih rendah. Berikut mata rantai tata niaga yang biasa
terjadi di Kecamatan Air Saleh:
PETANI
TRANSMIGRAN
(PRODUSEN)
↓
TENGKULAK
DESA
↓
PEDAGANG
PENGUMPUL
DI PASAR LOKAL
↓
PEDAGANG
PENGUMPUL
DI KOTA
KABUPATEN
↓
PEDAGANG ECERAN
DI KOTA
↓
KONSUMEN
Jadi dapat dikatakan kendala utama
dalam pemasaran hasil panen di Kecamatan Air Saleh adalah kurangnya akses untuk
melakukan transaksi secara langsung dengan tengkulak atau pedagang yang ada di
kota Kabupaten. Yang hanya bisa melakukan transaksi dengan tengkulak swasta,
yang dalam mematok harga tidak sama dengan tengkulak kabupaten. Selain itu
kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dalam hal pembelian hasil panen
petani juga menjadi penyebab kendala pemasaran hasil panen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transmigrasi merupakan bentuk program
pemerintah yang sangat fenomenal, yang puncaknya terjadi antara tahun
1970-1980. Yang merupakan tujuan utama dari transmigrasi dapat dikatakan selain
sebagai bentuk pemerataan penyebaran kependudukan juga sebagai pertumbuhan
ekonomi, kususnya pangan. Namun dari permasalahan yang telah dibahas di daerah transmigrasi masih banyak perlu
perhatian pemerintah, Kususnya sarana dan prasarananya. Karena daerah transmigrasi
telah memberikan sumbangan sebagai penghasil pangan terbesar. Selain itu
meskipun di daerah transmigrasi terdapat banyak etnis dengan latar belakang
budaya yang berbeda-beda, akan tetapi konflik sosial jarang terjadi. Barang
kali hal ini karena adanya kesadaran di antara sesama warga masyrakat
transmigran bahwa mereka sama-sama senasib dan sepenanggungan. Dampak positif
dengan adanya kelompok etnis yang berbeda-beda itu dapat memberikan masukan
dalam rangka menggalang persatuan dan kesatuan bangsa yang berpegang kepada
prinsip bhinneka tunggal ika di
permukiman transmigrasi.
3.2 Saran
Saran saya tunjukkan kepada kepada
seluruh pembaca makalah ini, agar lebih memahami
daerah transmigrasi yang serba tertinggal dalam berbagai bidang. Namun dari itu
semua daerah transmigrasi memberikan sumbangan yang besar bagi kehidupan
kususnya dalam bidang pangan. Maka dari itu saya sarankan partisipasi semua
pihak untuk kemajuan daerah transmigrasi.
DAFTAR RUJUKAN
Warsito, Rukmiadi. 1984. Pengantar :
Transmigrasi dari Daerah Asal sampai
Benturan Budaya di Pemukiman, CV Rajawali, Jakarta.
Budi C, Raharjo. 1984. Benturan sosial dan Budaya di Daerah
Pemukiman, CV Rajawali, jakarta.
Aswan, Helmi. 1995. Proses dan Strategi Warga Masyarakat
Transmigran di Desa Makarti Jaya, Sumatera Selatan. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan RI 1995, CV Eka Putra.
Eko I, Purwaningsih. 1984. Transmigrasi dari Daerah Asal Sampai
Benturan Budaya di Tempat Pemukiman. CV Rajawali, Jakarta.
Sistem Gotong Royong Dalam Masyarakat
Pedesaan Daerah Sumatera Selatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
1981/1982.
Diakses 16-03-2012, (Online) : Banyuasinkab.go.id
terima ksih telah berkunjung diblog airsaleh kami untuk info slgkapnya ttg air knjungi jg www.tokoruslan.blogspot.com
BalasHapuskembali mas, terimaksh jg telah komen
BalasHapus