Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 April 2013


MAHATMA GANDHI DALAM PERGERAKAN KEMERDEKAAN INDIA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
SEJARAH ASIA SELATAN
yang dibina oleh Bapak Aditya N. Widiandi, M.Pd

oleh
Sukrisna Aji
110731435579










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Desember 2012

DAFTAR ISI



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam mengantarkan ke pintu kemerdekaannya, India tidak lepas dari peran seorang tokoh yang religius dan gigih. Dia adalah Mahatma Gandhi, seorang tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India dengan berani menentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Inggris serta berusaha mewujudkan dan memperjungkn keadilan bagi seluruh rakyat India. Mempelajari kehidupan Mahatma Gandhi sama saja dengan menelusuri kembali perjuangan rakyat India dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasannya. Mahatma Gandhi memiliki kepribadian yang unik, disatu sisi dia sebagai orang suci yang hidup bersama rakyat jelata, tetapi disisi lain dia adalah seorang politisi hebat yang mempunyai pemikiran yang luar biasa.
Kegigihannya dalam memperjuangkan kebenaran spiritual membuat kebingungan tersendiri bagi Kerajaan Inggris Raya. Mahatma Gandhi sendiri tidak punya tujuan untuk menaklukkan penjajahan, Gandhi malah menginginkan untuk dapat berdamai dan merangkul musuhnya sebagai sahabat. Cara Gandhi dalam mempertahankan kebenaran menjadi kunci dalam memenangkan hati musuh.
Mahatma Gandhi bukan saja seorang tokoh populer dan pahlawan India, namun juga seorang tokoh dunia yang berjasa besar pada perjuangan hak-hak asasi manusia dan pejuang anti kekerasan. Penampilan Gandhi amatlah sederhana namun pemikiran dan perjuangannya berdampak besar bagi kemerdekaan India serta menginspirasi pejuang-pejuang anti kekerasan di berbagai belahan dunia. Dibalik kain putih, tubuh yang rapuh itu tersimpan kekuatan dan kharisma yang luar biasa. Berkali-kali ia masuk penjara, Gandhi terus berjuang bahkan memimpin rakyatnya secara damai meraih kemerdekaan India.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 India Masa Kolonial
            Awal mula aktivitas Inggris di India adalah dalam bidang perdagangan yang dilakukan oleh badan niaga EIC (English East India Company) sejak dibentuk pada 1600 oleh para pedagang london. Badan niaga ini, oleh pemerintah kerajaan Inggris diberi hak monopoli perdagangan diwilayah antara Inggris dengan dunia timur (India, Indonesia dan China) (Suwarno : 106). Peletak dasar kekuasaan Inggris di India ialah Robert Clive. Ia mampu bersaing dan mengalahkan kekuatan Perancis dalam peperangan Carnatic 1746-1752 dan 1756-1763. Selain itu juga Inggris juga telah berhasil mengusir Portugis dari anak Benua India dan juga berhasil mengeliminasi kekuatan Belanda di Srilanka. Pada masa Robert Clive juga mampu menguasai Benggala melalui dua peperangan dengan Nawab Bengala, yakni perang plassey (Juni 1757) menghancurkan pasukan Nawab Sirajuddaula dan perang Buxor (Oktober 1764) mengalahkan aliansi Nawab Mir Qasim dengan Sultan Shah Alam dari Mughal.
            Setelah berhasil mengokohkan kekuasaannya di India melalui penaklukan-penaklukan kerajaan pribumi di India yang berlangsung selama sekitar satu abad, kebijakan kolonial Inggris mulai diterapkan di India, dengan didasarkan pada satu prinsip yaitu terpeliharanya hukum dan ketertiban. Demi teganknya prinsip ini, segala cara dihalalkan, termasuk tindakan yang melumpuhkan kehidupan masyarakat India. Yang tujuannya dari prinsip tersebut merupakan tindakan untuk merubah sesuai keinginan Inggris. tidak heran jika Inggris menciptakan struktur masyarakat India sesuai persepsi mereka sendiri. Untuk menciptakan suatu kelas sosial di India yang berperadaban Inggris, cara yang ditempuh oleh pemerintah Inggris adalah dengan menyelenggarakan pendidika. Kebijakan untuk mengembangkan pendidikan Barat (Inggris) pertama kali dilakukan pada masa Gubernur Jenderal Lord Bentick (1828-1835).
            Dampak penjajahan Inggris atas India dapat dipilah menjadi dua, positif dan negatif. Dampak negatif disini ialah diintegrasi masyarakat India (terutama Muslim) hampir dalam seluruh aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama. Secara ringkas dapat ditunjukkan bahwa dalam bidang politik, masyarakat India tidak memiliki kemerdekaan dan martabat. Dalam bidang ekonomi, terjadinya eksploitasi besar-besaran atas kekayaan India yang dibawa ke Inggris dan di Inggris telah mempercepat timbulnya revolusi Industri. Dalam bidang sosial budaya, terdapat upaya Inggris untuk menjadikan orang-orang India berperadaban Barat (Inggris). kemudian peraktek diskriminasi antar ras, kelas sosial yang berbeda dilakukan di Inggris. dalam bidang agama, meskipun kebijakan kolinial Inggris bersikap netral, tetapi lebih mementingkan agama kristen, seperti banyak misionaris kristen yang beroperasi di India.
            Sementara dampak positif penjajahan inggris terhadap rakyat India ialah berupa warisan infrastruktur dan suprastruktur yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh rakyat India sendiri, meliputi bidang pendidikan, adsminitrasi politik, sosial ekonomi dan kebudayaan. Kendatipun pendidikan barat lebih diminati oleh kelas menengah Hindu dibanding Muslim, pendidikan barat mampu melahirkan kelas elit intelektual India yang belakangan memiliki kesadaran nasional atas realitas yang dihadapi bangsanya. Warisan bidang adsminitrasi politik Inggris di India ialah adanya tatanan peraturan dan hukum, sistem pemerintahan yang teratur dan rapi, adanya pemisahan kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif, dan demokrasi liberal yang masih dipegang teguh oleh pemerintah India (juga Pakistan, Bangladesh, dan Srilanka) hingga sekarang. Warisan dalam bidang sosial ekonomi, misalnya berupa jalan kereta api, saluran irigasi Sungai Indus dan Gangga, UU perburuan, dan sebagainya.
            Antara 1857 – 1859 rakyat India mengadakan revolusi bersenjata untuk mengganyang Inggris. Revolusi itu sering disebut dengan pemberontakan Sepoy atau juga Indian Mutiny. Sebab utama perlawanan yaitu pemerintah Inggris memaksa melumuri senjata tentara Sepoy dengan minyak yang kemudian menyuruhnya untuk menjilati sehingga menjadi perdebatan mengenai hal itu. Para tentara Sepoy membunuh orang-orang Eropa dan menobatkan Sultan Bahadhursyah sebagai pemimpinnya. Meskipun bersifat anti penjajahan, revolusi tadi merupakan gerakan yang kolot. Karena bertujuan memulihkan kekuasaan dan kebesaran Negara feodal Moghol. Maka dari itu tidak disokong oleh seluruh lapisan rakyat. Orang-orang Hindhu dan Sikh menganggap pemulihan kerajaan Moghol berarti kembalinya penindasan penguasa Islam terhadap diri mereka. Akhirnya revolusi bersenjata itu mengalami kegagalan. Sepoy banyak yang ditahan, Sultan Bahadhursyah dibuang ke Birma. Kesultanan Moghul
            Berkaitan dengan dampak kolonialisme dan imperialisme Inggris di anak benua India, kelompok masyarakat yang paling merasakan kepahitannya adalah kaum muslim. Seperti halnya dalam bukunya Sir William Hunter bahwa orang-orang Islam tertutup untuk memasuki angkatan bersenjata dan hampir tidak ada seorang Muslim yang berharap bisa bekerja pada kantor pemerintahan di Callcuta. Bahasa Arab dan Persia tidak boleh lagi diajarkan   di sekolah-sekolah yang diseponsori oleh pemerintah. Di samping bidang sosio kultural sebagaimana diterangkan diatas, dampak kolonialisme dan imperialisme Inggris di anak Benua India juga merambah bidang politik, ekonomi dan agama. Dalam bidang ekonomi secara tajam dampak kolnialisme dan imperialisme Inggris di anak benua India dalam dua terma, yaitu : 1). Barang-barang rampasan dari Bengala telah membantu timbulnya revolusi industri di Inggris, 2). Hancurnya industri rakyat India dan rusaknya bidang pertanian. Dalam bidang agama, kendatipun Policy kolonial Inggris bersiakp netral tetapi ternyata membiarkan aktifitas misionaris Kristen, terutama melalui bidang pendidikan.

2.2 Latar Belakang Mahatma Gandhi
Mohamdas Karamchand Gandhi lahir tanggal 2 oktober 1869 di Porbandar sebuah kota kecil di sebelah barat India, yang letaknya diantara Bombay dan Karachi (Trimuri : 1). Muhamdas Karamchand Gandhi juga dikenal dengan panggilan Mahatma Gandhi yang dilahirkan dari seorang ayah Karamchan Gandhi dan putlibai, yang merupakan keluarga terpandang karena ayahnya seorang yang mempunyai jabatan penting di kota itu. Pada saat menginjak usia  sekolah Gandhi dikenal  sebagai anak yang sangat pemalu, dia merupakan anak yang lebih senang menyendiri dan membaca buku dari pada bermain dengan teman-temannya. Karena buku-buku itu dianggapnya kawan-kawan yang terbaik. Namun sebenarnya ada orang yang tidak suka dengan tabiat Gandhi yang suka menyendiri di kamar dengan buku-bukunya itu, yaitu ibunya sendiri. Pada suatu hari disebutkan bahwa ibunya pernah menyuruh Gandhi untuk keluar dan bermain dengan teman-temannya, Gandhi sebenarnya enggan menutup bukunya. Sama sekali tak ada keinginannya untuk bermain dengan kawan-kawannya. Namun ia juga tak mau menentang ibunya, hanya karena mematuhi perintah ibunyalah ia pergi keluar (Trimuri : 7). Karena Gandhi dikenal sebagai orang yang patuh terhadap ibunya.
            Ketika Gandhi berumur tiga belas tahun, dia masih kurus kecil dan pemalu. Dikatakan bahwa dia sangat tertarik pada seorang teman yang berbadan tinggi tegap. Karena teman ini selalu menjadi juara pada pertandingan-pertandingan olahraga. Gandhi selalu berusaha mendekatinya. Rasa kagum Gandhi untuk temannya ini terpencar dalam sinar matanya. Hal ini membuat anak itu merasa sombong. Ia sadar bahwa dengan mudah bisa mempengaruhi Gandhi, karena dalam hati kecilnya sebetulnya ia tidak menyukai Gandhi. Menurut pandangannya, Gandhi yang berbadan kecil itu mempunyai disiplin yang besar. Ia selalu patuh akan ajaran-ajaran agama, antara lain larangan untuk makan daging. Temannya tersebut ingin mematahkan kedisiplinan yang dimiliki Gandhi, seperti halnya menyuruh untuk memakan daging padahal hal tersebut dilarang oleh agama dan juga mengajak Gandhi untuk merokok. Namun setelah melakukan hal-hal di atas Gandhi merasa menyesal, diantaranya untuk membeli rokok Gandhi harus mengambil uang kakanya karena tidak mendapat ijin dari ibunya untuk merokok.
            Setelah Gandhi menginjak umur 14 tahun, terdapat kebiasaan orang-orang India untuk menikahkan anak-anaknya pada usia itu. Sebagai orang India yang taat pada ajaran-ajaran agamanya dan peraturan-peraturan bangsanya, orang tua Gandhi pun telah bersepakat untuk mencari istri bagi Gandhi. Dan pilihan mereka jatuh pada seorang gadis yang berumur 13 tahun, bernama kasturbai (trimurni : 11). Perkawinan ini tidak banyak merubah kehidupan Gandhi. Pada waktu Gandhi menginjak usia 18 tahun, suatu musibah menimpa keluarganya. Ayah yang mereka hormati dan sayangi telah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
            Setelah kematian ayahnya tersebut kehidupan Gandhi serta saudara-saudaranya telah dituntut untuk menentukan garis hidup untuk masa depan mereka. Karena selama ini mereka hanya bersandar pada ayahnya dan membiarkan ayahnya menentukan kehidupan mereka. Pada suatu malam diceritakan ketika mereka sedang berkumpul, kakak gandhi bertanya padanya tentang cita-citanya. Dengan tegas Gandhi menjawab bahwa dia ingin menjadi seorang dokter, agar dapat meringankan penderitaan orang lain. Namun karena ajaran agama yang melarang tentang memotong orang maka kakak-kakaknya tidak setuju dengan pendapatnya. Akhirnya mereka menyarankan agar Gandhi masuk pada jurusan hukum yang merupakan bidang keahlian dari ayah dan kakeknya. Setelah dilakukan perundingan akhirnya Gandhi berangkat untuk menempuh ilmu hukum di inggris.
            Setelah kepulangannya dari Inggris tahun 1891, ternyata dia mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan displin ilmunya. Oleh karena keadaan yang kurang menguntungkan tersebut, sanak famili Gandhi menyarankan supaya mengadu nasib ke Afrika Selatan. Mereka mendukung supaya Gandhi melakukan praktek hukum sebagai pengacara bagi orang-orang India yang berada di Afrika Selatan. Dengan semangat yang nekad dan penuh suka cita, Gandhi menerima saran tersebut dan dia segera berlayar ke Afrika Selatan pada 1893 (Dear : 15).
            Diskriminasi rasial dialami Gandhi pada awal kedatangannya di Afrika Selatan, yaitu pada saat dia menikmati perjalanannya dengan gerbong kereta api kelas utama. Tiba-tiba muncul seorang petugas berkulit putih didekat pintu gerbong. Petugas itu mementa Gandhi untuk segera meninggalkan gerbong kereta api kelas utama dan pindah ke gerbong kelas tiga, gerbong yang diperuntukkan bagi orang kulit berwarna. Apabila ia tidak mau segera pindah, dia akan dilemparkan keluar dari kereta api. Pada momen ini, Gandi mendapati dirinya tengah berhadapan secara langsung praktek rasialisme yang terlambangkan.  Setelah perjalanannya dilalui dengan perbagai masalah akhirnya Gandi tiba di kota pretoria.
            Seminggu di Pretoria, seiring mulai menangani kasus Dada Abdullah, Gandhi memanggil orang-orang lokal India mengajak mereka berdiskusi menganai keadaan mereka yang diperlakukan secara buruk. Itu adalah pidato adalah pidato pertamanya di depan orang banyak. Kegeraman hati akhirnya membebaskan dirinya. Gandhi mengajak untuk memperbaiki diri mereka sebelum mengharapkan orang-orang Boer dan Inggris memperbaiki perilakunya (Pranan W : 41). Gandhi menyampaikan kepada orang-orang lokal India  untuk jujur dalam berbisnis, memiliki budaya hidup bersih dan sehat, dan bertoleransi kepada banyaknya agama, kasta, kelas serta belajar bahasa Inggris. dari pertemuan ini Ghandi, Ghandi mengetahui bahwa orang-orang India tidak memiliki hak suara, keluar malam harus dengan izin, bahkan tidak diperbolehkan berjalan sepanjang jalan umum atau jika melanggar harus berhadapan dengan Polisi.
            Membutuhkan waktu enam bulan bagi Gandhi untuk menangani masalah Dada Abdullah, yang ternyata berselisih dengan saudara sepupunya sendiri, Tyeb Sheth. Gandhi menyarankan bahwa mereka membutuhkan juru damai untuk menyelesaikan masalah tersebut dari pada dibawa kepengadilan yang nantinya akan memakan waktu dan biayaya. Akhirnya perkara tersebut selesai. Setelah menyelesaikan kasus yang membawanya ke Afrika Selatan dia berencana untuk pulang kembali ke India. Tetapi tepat pada hari keberangkatannya, pemerintah Afrika Selatan mengumumkan bahwa orang-orang India tidak lagi memiliki hak pilih. Di pesta yang meriah itu, yang diselenggarakan sebagai tanda untuk menghormati kepulangan Gandhi berubah menjadi diskusi jalan yang akan diambil. Yang pada akhirnya mengantarkan Gandhi untuk tinggal di Afrika Selatan selama 20 tahun.
            Orang-orang India di Afrika Selatan benar-banar tertindas, hak-hak sipil mereka benar-benar terabaikan, termasuk hak untuk memilih. Gandhi mengorganisir gerakan perlawanan yang berbasis Nir-kekerasan dalam skala yang luas, demi melawan ketidak adilan terhadap perampasan hak-hak sipil. Gandhi melakukan pembelaan hukum untuk ratusan klien (Dear J : 17). Kemudian pada 1906, pemerintah Afrika Selatan di Transvaal mengumumkan adanya proses legislasi atas undang-undang baru yang sangat rasialis. Pada 11 September 1906 di Yohannesburg, Gandhi menyelenggarakan pertemuan massa yang sangat besar untuk melakukan protes terbuka terhadap proses legislasi yang tengah berlangsung. Dalam pertemuan akbar ini, lebih dari 300 orang memenuhi gedung bioskop empire, tempat dimana pertemuan berlangsung.
            Gerakan yang dilakukan Gandhi merupakan metode baru untuk menentang ketidak adilan. Gerakan ini telah menerapkan perlawanan yang didasari oleh semangat cinta kasih dalam skala yang sangat masif. Gandhi ingin menemukan sebuah kata yang tepat untuk menjelaskan metode baru dalam melawan ketidak adilan serta gerakn yang tengah dia organisir. Pada akhirnya dia menemukan kata yang tepat setelah berdialog dengan dirinya sendiri. Kata itu adalah Satyagraha atau “kekuatan kebenaran. Ketika undang-undang Regirtrasi Warga Asia ditetapkan menjadi undang-undang, yaitu pada juli 1907, Gandhi secara resmi mencanangkan dan mengumumkan kampanye Satyagraha pada 10 januari 1908, Gandhi ditahan untuk pertama kalinya dan kemudian dia mendapat hukuman untuk bekerja kasar selama dua bulan dipenjara (Dear J : 19).
             Pada 16 Agustus 1908, Gandhi memyerukan pembakaran sertifikat-sertifikat regristasi secara terbuka. Orang-orang India diseluruh Afrika Selatan sangat terinspirasi oleh Gandhi. Mereka segera bergabung dengan kampanye yang diserukan Gandhi. Pada perkumpulan orang-orang India tersebut dia mengatakan bahwa meskipun orang-orang kulit putih bertindak represif terhadap mereka Gandhi menyarankan agar tidak menyerang balik tindakan tersebut. Pada 1913 pemerintah Afrika Selatan mengumumkan bahwa pernikahan yang diakui keabsahannya secara hukum hanyalah pernikahan menurut Agama Kristen. Ketentuan ini jelas merupakan sebuah serangan dan pelecehan bagi komunitas India karena kebanyakan mereka adalah penganut Hindu dan Muslim.
            Pada 6 November 1913, Gandi memimpin sekitar 5000 an orang India, kebanyakan mereka adalah buruh pabrik tambang. Melakukan long march demi menentang hukum, kdari natal menuju Transvaal. Atas tindakan ini kemudian pada 11 November Gandhi ditahan dan mendapatkan hukuman tiga bulan kerja kasar di penjara (Dear J : 20).  Gandhi melewatkan hari-harinya di penjara dengan bekerja memecah batu. Akan tetapi, selama bulan-bulan itu pada akhirnya pemerintah Afrika Selatan menyerah terhadap kampanye yang dilancarkan oleh para pengikut Gandhi. Mereka terpaksa mengesahkan perundang-undangan baru yang melindungi dan mengakui hak-hak sipil komunitas India. Dengan berlakunya undang-undang tersebut, semua tahanan yang memperjuangkan hak-hak sipil komunitas India segera dilepaskan. Dan bentuk-bentuk diskriminasi lainnya dicabut serta para tahanan dilepaskann, seluruh komunitas India mendeklarasikan kemenangan.

2.3 Mahatma Gandhi dalam Pergerakan Kemerdekaan                      
Pada 18 juli 1914, setelah melakukan negosiasi untuk mencari penyelesaian dengan pihak pemerintah, Gandhi meninggalkan Afrika Selatan. Dia berangkat ke Inggris kemudian kembali ke India dan menetap disini secara spermanen pada 9 januari 1915 (Dear J : 23). Gandhi bertekad untuk kembali menetukan tanah airnya dengan melakukan perjalanan menjelajahi seluruh penjuru negeri. Lebih penting dari itu adalah dia benar-benar belajar menghayati mendengarkan permasalahan-permasalahan kaum yang miskin dan tertindas. Gandhi benar-benar berusaha untuk kembali mengenalkan dirinya dengan kepentingan-kepentingan dan potensi yang melekat pada negeri India. Gandhi terus menerus mempelajari bagaimana dia bisa menerapkan pelajaran-pelajarsn beharga yang dia dapatkan ketika menerapkan gerakan Satyagraha di Afrika Selatan. Dia ingin menerapkan semua itu dalam perjuangan India meraih kemerdekaan dan kebebasan dari belenggu penjajahan Inggris.
Lambat laun India mengarahkan perjuangannya untuk kemerdekaan negaranya. Dan perjuangan ini memakan waktu yang sangat lama. Gandhi juga ingin sekali membebaskan negarnya dari penjajahan. Tetapi ia juga mengerti rakyat India harus bisa membuktikan, bahwa mereka sungguh-sungguh sudah siap untuk menjadi bangsa yang merdeka. Dan untuk itu bangsa India harus dididik terlebih dahulu. Ketika pengikut-pengikutnya mulai tidak sabar lagi menantikan kemerdekaan negaranya yang tak kunjung tiba, dia menenangkan mereka dengan kata-kata berikut : “Kemerdekaan tidak akan diberikan Bangsa Inggris kepada kita sebagai hadiah. Bahkan dewapun tidak akan menghadiahkan kemerdekaan kepada kita. Kita harus bekerja keras untuk mendapatkan kemerdekaan itu. Kemerdekaan hanya bisa kita capai dengan kekuatan kita sendiri” (Trimuri : 32).
Gandhi kembali membangun Ashram, yang terletak didekat sungai Sabarmati, di pinggiran daerah Ahmedabad. Di tempat inilah Gandhi kemudian hidup menetap selama 16 tahun. Pada akhirnya, lebih dari 250 orang bergabung dengan Gandhi menjadi komunitas Ashram. Di tempat inilah Gandhi bersama pengikutnya benar-benar mempraktekkan secara cermat semua hal yang pernah dia saksikan di biara Trappist, ketika dia masih berada di Afrika Selatan. Setiap anggota komunitas Ashram harus menyatakan 14 jenis sumpah, yang didalamnya meliputi kesetiaan terhadap kebenaran,  nir kekerasan, selibat, kemiskinan, tidak akan takut kepada apapun selain Tuhan, melakukan kerja bakti, toleransi terhadap semua agama, dan membuat pakaian sendiri.
Bagi Gandhi, kemerdekaan berarti bukan penggantian penguasa Hindu terpilih sebagai Viceroy, melainkan benar-benar pemerintahan representatif. Berarti juga kebebasan dari kemiskinan, kebodohan, dan diskriminasi. Gandhi sadar bahwa orang-orang Hindu ngeri dengan Ashramnya, karena didalamnya ia memiliki keluarga najis, kaum paria yang tidak berkasta. Namun bagi Gandhi, orang yang hatinya najis lebih pantas dipandang rendah daripada orang yang tertindas dan terhina (Wied P : 70). Pada 4 Februari Gandhi diminta berbicara di upacara pembukaan sebuah Universitas Hindu di Benares. Ai pergi ke acara tersebut dengan mengenakan pakain pendek, celana kasar, jubah Khatiawad, dan Turban. Gandhi memberi tahu para bangsawan elegan yang menjadi uadiensnya bahwa India tidak akan pernah dapat diselamatkan sebelum mereka menelanjangi diri mereka dan memberikannya pada orang-orang yang berjuang demi Negara India. Namun hal tersebut membuat audiens menjadi marah. Mereka tidak mengira bahwa tantangan datang dari orang India sendiri bukan dari Inggris. Gandhi diminta untuk tidak bicara lagi dan dipersilakan duduk.
Pada 1917, Gandhi mengadakan kampanye membela para petani di Champaran, sebuah daerah terpencil di kaki pegunungan Himalaya. Para petani disana bekerja berdasarkan sistemm bagi hasil, yang pada prakteknya sangat merugikan pihak petani. Para tuan tanah Inggris menindas mereka. Gandhi menyelidiki keluhan-keluhan mereka ke Champaran dan komisaris Inggris yang menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Gandhi tidak memperdulikan peringatan tersebut, meskipun menerima pemberitahuan resmi untuk keluar dari distrik tersebut. Penolakan membuatnya dipanggil ke pengadilan.
Berita penahanannya segera menyebar ke segala penjuru. Berita itu menyiarkan bahwa seorang pahlawan yang suci dan gagah berani telah ditahan oleh penjajah Inggris, demi memperjuangkan hak-hak petani yang miskin dan tertindas. Ribuan petani berkumpul diluar tempat penahanan Gandhi dan mereka memberikan dukungan kepada Gandhi. Kemudian Gandhi segera dibebaskan. Dia mendapatkan izin untuk menyelesaikan penelitiannya tentang pelanggaran-pelanggaran hak-hak terhadap para petani penggarap. Akhirnya, pemerintah Inggris yang berkuasa atas India mengundangkan sebuah undang-undang baru tentang reformasi agraria demi melindungi para petani penggarap yang selama ini suaranya tidak pernah didengar. Gandhi benar-benar menjelma menjadi fajar harapan bagi rakyat India yang terbelenggu dalam penjajahan Inggris.
Pada 6 April 1919, Gandhi melakukan Hartal bersama, yaitu hari nasional untuk menjalankan riutal dan puasa secara bersama-sama. Setiap orang benar-benar tetap tinggal dirumah dengan puasa dan berdoa. Seluruh India benar-benar mogok, jutaan orang berbaris di jalan-jalan melantunkan doa sambil berpuasa. Pemandangan ini benar-benar mengguncang dan mengejutkan pemerintah Inggris. bahkan Gandhi sendiri sebagai penggagas aksi ini juga merasa terkejut. Pemerintah Inggris merespon gerakan Hartal nasional dengan tindakan yang represif, yaitu tindakan menindas gerakan, menahan para pemimpin gerakan , dan membunuh para demonstran. Sejak kurun seminggu sejak dimulai aksi hartal, pemerintah Inggris telah melakukan pembantain masal terhadap 379 orang yang melakukan aksi protes secara damai dan telah melukai lebih dari 1200 orang lainnya di kota Amritsar (Dear J : 26).
            Dalam kurun waktu sebulan kemudian, Gandhi berdoa dengan sepenuh hati dengan mengambil keputusan untuk benar-benar memutuskan hubungan dengan pemerintah Inggris. dia bertekat untuk mendedikasikan seluruh sisa hidupnya untuk berjuang meraih kemerdekaan India dengan menegakkan perlawanan damai dan nir kekerasan. Gandhi berseru kepada masa khalayak bahwa “negeri India harus melakukan gerakan non-kooperatif secara nir kekerasan terhadap pemerintah Inggris. Pada 1920, Gandhi membujuk para aktivis Kongres Nasional India untuk menerapkan strategi Satyagraha demi meraih kemerdekaan, dan sejak itu gerakan satyagraha resmi dicanangkan. Dari tahun 1920-1921, Gandhi menyerukan gerakan perlawanan sipil ke seluruh penjuru negeri India.
            Pada awal 1922, lebih dari 50 ribu orang India dimasukkan ke dalam penjara karena melakukan gerakan perlawanan dan pembangkangan sipil. Ketika Gandhi menyerukan untuk mengehentikan kampanye, pemerintah Inggris akhirnya melepaskan semua tahanan politik. Tetapi penjajah justru segera menahan Gandhi. Pada 18 maret 1922, Gandhi dihadapkan atas tuduhan menyebarkan hasutan. Sebelum vonis hukuman dijatuhkan, hakim meminta Gandhi untuk membuat statemen. “Tidak bekerja sama (non kooperatif) dengan kejahatan adalah sama mulianya dengan kewajiban untuk bekerja sama dengan kebaikan. Gandhi juga mendeklarasikan bahwa karena Inggris menjajah India, maka penguasa ini adalah kejahatan dan dirinya telah dituduh bersalah karena melakukan gerakan tidak bekerja sama dengan penjajah ini. Pada akhirnya Gandhi divonis hukuman penjara selama 6 tahun. Sebuah vonis maksimal dari ancaman penjara yang ada di undang-undang.
            Pada 5 Februari 1924, Gandhi dilepaskan dari penjara karena dia menderita sakit yang sangat parah. Dalam tahun-tahun berikutnya, sembari terus mengobarkan dukungan bagi perjuangan meraih kemerdekaan, Gandhi banyak memfokuskan waktunya untuk melakukan pembaharuan dalam bidang masyarakat India. Kususnya dalam rangka menyiapkan masyarakat India dalam menyongsosng tibanya saat kemerdekaan. Salah satu yang menjadi prioritas utama perjuangan Gandhi adalah mewujudkan persatuan dan kesatuan antara komunitas muslim dan Hindu di India. Selain itu Gandhi juga mengeluarkan seruan yang sangat mendasar, yaitu menghapuskan kasta terendah dalam paham Hinduisme. Mereka adalah kaum Pariah, kaum yang dinajiskan, kaum yang miskin diantara yang miskin.
            Gandhi menyerukan kepada semua orang supaya selalu menggunakan roda pemintal untuk menghasilkan baju yang dipakainya sendiri dan melakukan boikot terhadap baju-baju yang memproduksi Inggris. Gandhi melakukan kampanye untuk mengembangkan “program-program pembaharuan yang konstruktif. Program inilah yang memperbaiki kehidupan rakyat di pedesaan, yaitu rakyat India yang telah sekian lama dimiskinkan. Pada 2 Maret 1930, Gandhi menulis surat kepada raja Muda Inggris yang berkuasa di India. Di dalam suratnya dia mengatakan bahwa apabila penguasa Inggris tidak segera mencabut pemberlakuan pajak garam yang sangat tidak adil, dimana kondisi telah menyebabkan jutaan orang India tidak bisa mengkonsumsi garam, maka Gandhi akan segera berangkat untuk melakukan kampanye pembangkangan sipil. Pada 12 maret, Gandhi memulai perjalanan sejauh 240 mil, memimpin barisan long march menuju ke dandi, sebuah kota pantai. Ribuan orang menyambut dan bergabung dengan barisan Gandhi. Setiap hari, semangat dan dorongan barisan long march tersebut semakin meningkat. Pada 6 April, setelah Gandhi selesai melakukan meditasi pagi, Gandhi segera turun dan membungkuk untuk membuat garam, yang menurut penguasa Inggris adalah tindakan yang ilegal atau melawan hukum. Seluruh negeri India tenggelam dalam sorak-sorai kegembiraan dan kebebasan. Ratusan bahkan ribuan orang India segera membuat, menjual dan mendistribusikan garam. Secara otomatis, tindakan tersebut telah melanggar ketentuan pajak garam dan mereka telah menyatakan kemerdekaannya terhadap penguasa Inggris (Dear J : 31).
            Dalam masa sebulan itu, penguasa Inggris telah menahan dan memenjarakan hingga 60 ribuan demonstran, termasuk para pemimpin gerakannya. Gandhi sendiri ditahan pada 4 mei dan dipenjarakan selama 8 bulan. Pada 20 Mei, dua ribuan aktivis satyagraha berbaris menuju gerbang garam Dharsana dan mendekati pintu gerbang. Mereka terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, supaya bisa masuk dan menuntut hak mereka atas garam. Hal itu membuat geram pemerintah Inggris dan pada saat itu juga para demonstran dipukuli dengan kejam sehingga menyebabkan luka-luka dan meninggal. Pada Maret 1931, sebagai respon terhadap tekanan yang terus meningkat, penguasa Inggris melepaskan semua tahanan politik, mengakui hak untuk melakukan boikot terhadap produk-produk asing, serta larangan atas pembuatan garamdalam rumah tangga orang-orang India. Penguasa Inggris kemudian mengundang Gandhi ke Inggris untuk melakukan perundingan “Meja Bundar”. Pertemuan ini dimaksudkan untukmembahas kemungkinan memberikan kemerdekaan bagi India. Gandhi memenuhi undangan itu, dia pergi ke London. Meskipun upaya-upaya Gandhi selama di London tidak menghasilkan efek politik yang cukup berarti, Gandhi telah mampu mengangkat isu kemerdekaan India ke kalayak jutaan masyarakat Inggris. pada tanggal 4 Januari 1932, seminggu setelah Gandhi kembali ke India, penguasa Inggris melarang dan membubarkan Partai kongres dan memenjarakan semua pemimpinnya, termasuk Gandhi.
            Pada Mei 1933, Gandhi dilepaskan dari penjara. Dia dan istrinya, Kastrubai, telah memutuskan untuk pindah dari rumah mereka dan menetap di kawasan termiskin di India. Yaitu, sebuah desa kecil yang sangat terpencil bernama Wardha. Selama enam tahun berikutnya, Gandhi melakukan perjalanan keseluruh penjuru negeri, berbicara kepada jutaan jutaan orang, memerangi kemiskinan dan kebuta hurufan, selalu menganjurkan untuk menggunakan roda pemintal, dan berhasil mengumpulkan banyak dana demi mendukung perjuangan kaum Pariah, kaum yang diasebut dengan istilah “harjiah” atau “anak-anak tuhan. Di mata Gandhi kaum Pariah sangat terhormat karena mereka juga makhluk ciptaan tuhan.
            Ketika dunia kembali hiruk pikuk dilanda perang, Gandhi terus-menerus menyerukan perdamaian dan nir kekerasan sebagai alternatif terhadap perang. Ketika perang kembali pecah pada 1933, Gandhi sangat terpukul dan menangis. Pada 1940 Gandhi keluar dari Kongres, ketika partai tersebut memutuskan untuk mendukung Inggris dalam perang. Setelah beberapa tahun Gandhi kembali bergabung dengan Partai Kongres. Yaitu setelah Churchill menolak tawaran Partai Kongres untuk membantu menyerang Nazi. Pada 8 Agustus 1942, Gandhi meyerukan sebuah gerakan pembangkangan sipil baru demi menentang penguasa Inggris. pada hari berikutnya, penguasa Inggris menahan Gandhi beserta istrinya. Kerusuhan segera meledak diseluruh negeri. Pada awal 1943 Gandhi malakukan puasa tanpa berbuka selama 21 hari untuk menentang Imperialisme Inggris sekaligus kekerasan yang dilakukan masyarakat India. Ghandi nyaris tidak bisa bertahan akibat puasa keras.
            Pada 22 Februari 1944, istri Gandhi yang tercinta meninggal dalam pelukannya setelah menderita sakit cukup lama. Setelah perang dunia telah berakhir dan semakin jelas bahwa Inggris akan meninggalkan India, para politisi Muslim menuntut supaya India dibagi berdasarkan garis agama, untuk melahirkan Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Permusuhan dan kerusuhan meledak diseluruh penjuru negeri yang melibatkan baku hantam antara komunitas Hindu dan Muslim. Setelah Churchill menderita kekalahan, pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada India dan menerima tuntutan kaum Muslim untuk menciptakan negara Muslim dan memisahkannya menjadi Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Pada 15 Agustus 1947, kemerdekaan diberikan. Gandhi melewatkan hari-harinya dalam kesendirian dan kesunyian. Dia selalu berdoa, dan berpuasa demi terwujudnnya persatuan dan nir kekerasan. Tetapi ketika jutaan pengungsi Muslim yang meninggalkan India dan menuju ke Pakistan serta jutaan kaum Hindu yang meninggalkan Pakistan menuju India, kekerasan benar-benar telah meledak di seluruh negeri.
            Pada tanggal 30 Januari 1948, Gandhi meninggalkan rumahnya dan berlahan-lahan berjalan untuk mengunjungi rapat agama, ia ditembak pada perutnya dan pada saat itu juga menghembuskan nafasnya yang terakhir. Ketika orang-orang melihat Gandhi roboh, mereka terkejut dan berteriak : “Gandhi mati” pembunnuhnya adalah seorang Hindu yang masih dan yang terlampau fanatik terhadap agamanya (Trimurri : 37). Ketika berita yang menyedihkan ini tersebar di negaranya, seorang pemimpin India, Pandit Nehru, berkata : “cahaya telah menghilang dari kehidupan kita. Keliling kita menjadi gelap gulita. Bapak bangsa kita telah tiada.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dalam mencapai suatu kemerdekaan tidak selalu menggunakan kekerasan atau pertumpahan darah, namun bisa dicapai dengan cara perdamaian. Mahatma Gandhi merupakan tokoh pergerakan India yang mengajarkan Nir kekerasan dalam mencapai kemerdekaan. Dia melalui ajaran-ajarannya telah membawa India mencapai kemerdekaan dari Imperialis dan Kolonialis Inggris. Gandhi dapat dikatakan Nabi tanpa kekerasan, dia merupakan politikus yang memegang teguh pada prinsip-prinsip agama yang dianutnya (Hindhu). Dalam perjuangan kemerdekaan India Gandhi mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan dirinya.
3.1 Saran
Saran saya tunjukkan kepada pembaca makalah ini agar selalu mengedepankan rasa humanis dalam mencapai sesuatu. Tidak mengorbankan kepentingan lain demi kepentingan dirinya. Tapi sebaliknya mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan dirinya.




















DAFTAR RUJUKAN
Dear J, 2007. Mahatma Gandhi : spiritualitas, sosiopolitik dan cinta universal. Bandung: Nusamedia.
Wolpert S, 2001. Mahatma Gandhi : Sang Penakluk Kekerasan Hidupnya dan Ajarannya. Jakarata:  PT Grafindo Persada.
Prana W, 2010. Gandhi Manusia Bijak Dari Timur. Jogjakarta: Garasi.
Trimuri, 1976. Mahatma Gandhi : Pejuang Tanpa Kekerasan. Jakarta: Djambatan.
Makkawaru Dkk, 2006. Heroes of Freedom and Humanity : kisah para pahlawan kebebasan dan kemanusiaan. Yogyakarta: Narasi.
Suwarno, 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.
Mulya, 1952. India Sedjarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Balai Pustaka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar