MAHATMA
GANDHI DALAM PERGERAKAN KEMERDEKAAN INDIA
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
SEJARAH
ASIA SELATAN
yang
dibina oleh Bapak Aditya N. Widiandi, M.Pd
oleh
Sukrisna
Aji
110731435579
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Desember 2012
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mengantarkan ke pintu
kemerdekaannya, India tidak lepas dari peran seorang tokoh yang religius dan
gigih. Dia adalah Mahatma Gandhi, seorang tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan
India dengan berani menentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Inggris
serta berusaha mewujudkan dan memperjungkn keadilan bagi seluruh rakyat India.
Mempelajari kehidupan Mahatma Gandhi sama saja dengan menelusuri kembali
perjuangan rakyat India dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasannya.
Mahatma Gandhi memiliki kepribadian yang unik, disatu sisi dia sebagai orang
suci yang hidup bersama rakyat jelata, tetapi disisi lain dia adalah seorang
politisi hebat yang mempunyai pemikiran yang luar biasa.
Kegigihannya dalam memperjuangkan
kebenaran spiritual membuat kebingungan tersendiri bagi Kerajaan Inggris Raya.
Mahatma Gandhi sendiri tidak punya tujuan untuk menaklukkan penjajahan, Gandhi
malah menginginkan untuk dapat berdamai dan merangkul musuhnya sebagai sahabat.
Cara Gandhi dalam mempertahankan kebenaran menjadi kunci dalam memenangkan hati
musuh.
Mahatma Gandhi bukan saja seorang
tokoh populer dan pahlawan India, namun juga seorang tokoh dunia yang berjasa
besar pada perjuangan hak-hak asasi manusia dan pejuang anti kekerasan.
Penampilan Gandhi amatlah sederhana namun pemikiran dan perjuangannya berdampak
besar bagi kemerdekaan India serta menginspirasi pejuang-pejuang anti kekerasan
di berbagai belahan dunia. Dibalik kain putih, tubuh yang rapuh itu tersimpan
kekuatan dan kharisma yang luar biasa. Berkali-kali ia masuk penjara, Gandhi
terus berjuang bahkan memimpin rakyatnya secara damai meraih kemerdekaan India.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
India Masa Kolonial
Awal
mula aktivitas Inggris di India adalah dalam bidang perdagangan yang dilakukan
oleh badan niaga EIC (English East India Company) sejak dibentuk pada 1600 oleh
para pedagang london. Badan niaga ini, oleh pemerintah kerajaan Inggris diberi
hak monopoli perdagangan diwilayah antara Inggris dengan dunia timur (India,
Indonesia dan China) (Suwarno : 106). Peletak dasar kekuasaan Inggris di India
ialah Robert Clive. Ia mampu bersaing dan mengalahkan kekuatan Perancis dalam
peperangan Carnatic 1746-1752 dan 1756-1763. Selain itu juga Inggris juga telah
berhasil mengusir Portugis dari anak Benua India dan juga berhasil
mengeliminasi kekuatan Belanda di Srilanka. Pada masa Robert Clive juga mampu
menguasai Benggala melalui dua peperangan dengan Nawab Bengala, yakni perang
plassey (Juni 1757) menghancurkan pasukan Nawab Sirajuddaula dan perang Buxor
(Oktober 1764) mengalahkan aliansi Nawab Mir Qasim dengan Sultan Shah Alam dari
Mughal.
Setelah
berhasil mengokohkan kekuasaannya di India melalui penaklukan-penaklukan
kerajaan pribumi di India yang berlangsung selama sekitar satu abad, kebijakan
kolonial Inggris mulai diterapkan di India, dengan didasarkan pada satu prinsip
yaitu terpeliharanya hukum dan ketertiban. Demi teganknya prinsip ini, segala
cara dihalalkan, termasuk tindakan yang melumpuhkan kehidupan masyarakat India.
Yang tujuannya dari prinsip tersebut merupakan tindakan untuk merubah sesuai
keinginan Inggris. tidak heran jika Inggris menciptakan struktur masyarakat
India sesuai persepsi mereka sendiri. Untuk menciptakan suatu kelas sosial di
India yang berperadaban Inggris, cara yang ditempuh oleh pemerintah Inggris
adalah dengan menyelenggarakan pendidika. Kebijakan untuk mengembangkan
pendidikan Barat (Inggris) pertama kali dilakukan pada masa Gubernur Jenderal
Lord Bentick (1828-1835).
Dampak
penjajahan Inggris atas India dapat dipilah menjadi dua, positif dan negatif.
Dampak negatif disini ialah diintegrasi masyarakat India (terutama Muslim)
hampir dalam seluruh aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya dan
agama. Secara ringkas dapat ditunjukkan bahwa dalam bidang politik, masyarakat
India tidak memiliki kemerdekaan dan martabat. Dalam bidang ekonomi, terjadinya
eksploitasi besar-besaran atas kekayaan India yang dibawa ke Inggris dan di
Inggris telah mempercepat timbulnya revolusi Industri. Dalam bidang sosial
budaya, terdapat upaya Inggris untuk menjadikan orang-orang India berperadaban
Barat (Inggris). kemudian peraktek diskriminasi antar ras, kelas sosial yang
berbeda dilakukan di Inggris. dalam bidang agama, meskipun kebijakan kolinial
Inggris bersikap netral, tetapi lebih mementingkan agama kristen, seperti
banyak misionaris kristen yang beroperasi di India.
Sementara
dampak positif penjajahan inggris terhadap rakyat India ialah berupa warisan
infrastruktur dan suprastruktur yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh
rakyat India sendiri, meliputi bidang pendidikan, adsminitrasi politik, sosial
ekonomi dan kebudayaan. Kendatipun pendidikan barat lebih diminati oleh kelas
menengah Hindu dibanding Muslim, pendidikan barat mampu melahirkan kelas elit
intelektual India yang belakangan memiliki kesadaran nasional atas realitas
yang dihadapi bangsanya. Warisan bidang adsminitrasi politik Inggris di India
ialah adanya tatanan peraturan dan hukum, sistem pemerintahan yang teratur dan
rapi, adanya pemisahan kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif, dan
demokrasi liberal yang masih dipegang teguh oleh pemerintah India (juga
Pakistan, Bangladesh, dan Srilanka) hingga sekarang. Warisan dalam bidang
sosial ekonomi, misalnya berupa jalan kereta api, saluran irigasi Sungai Indus
dan Gangga, UU perburuan, dan sebagainya.
Antara 1857
– 1859 rakyat India mengadakan revolusi bersenjata untuk mengganyang Inggris.
Revolusi itu sering disebut dengan pemberontakan Sepoy atau juga Indian Mutiny.
Sebab utama perlawanan yaitu pemerintah Inggris memaksa melumuri senjata
tentara Sepoy dengan minyak yang kemudian menyuruhnya untuk menjilati sehingga
menjadi perdebatan mengenai hal itu. Para tentara Sepoy membunuh orang-orang
Eropa dan menobatkan Sultan Bahadhursyah sebagai pemimpinnya. Meskipun bersifat
anti penjajahan, revolusi tadi merupakan gerakan yang kolot. Karena bertujuan
memulihkan kekuasaan dan kebesaran Negara feodal Moghol. Maka dari itu tidak
disokong oleh seluruh lapisan rakyat. Orang-orang Hindhu dan Sikh menganggap
pemulihan kerajaan Moghol berarti kembalinya penindasan penguasa Islam terhadap
diri mereka. Akhirnya revolusi bersenjata itu mengalami kegagalan. Sepoy banyak
yang ditahan, Sultan Bahadhursyah dibuang ke Birma. Kesultanan Moghul
Berkaitan dengan dampak kolonialisme
dan imperialisme Inggris di anak benua India, kelompok masyarakat yang paling
merasakan kepahitannya adalah kaum muslim. Seperti halnya dalam bukunya Sir
William Hunter bahwa orang-orang Islam tertutup untuk memasuki angkatan
bersenjata dan hampir tidak ada seorang Muslim yang berharap bisa bekerja pada
kantor pemerintahan di Callcuta. Bahasa Arab dan Persia tidak boleh lagi
diajarkan di sekolah-sekolah yang
diseponsori oleh pemerintah. Di samping bidang sosio kultural sebagaimana
diterangkan diatas, dampak kolonialisme dan imperialisme Inggris di anak Benua
India juga merambah bidang politik, ekonomi dan agama. Dalam bidang ekonomi
secara tajam dampak kolnialisme dan imperialisme Inggris di anak benua India
dalam dua terma, yaitu : 1). Barang-barang rampasan dari Bengala telah membantu
timbulnya revolusi industri di Inggris, 2). Hancurnya industri rakyat India dan
rusaknya bidang pertanian. Dalam bidang agama, kendatipun Policy kolonial
Inggris bersiakp netral tetapi ternyata membiarkan aktifitas misionaris
Kristen, terutama melalui bidang pendidikan.
2.2
Latar Belakang Mahatma Gandhi
Mohamdas Karamchand Gandhi lahir
tanggal 2 oktober 1869 di Porbandar sebuah kota kecil di sebelah barat India,
yang letaknya diantara Bombay dan Karachi (Trimuri : 1). Muhamdas Karamchand
Gandhi juga dikenal dengan panggilan Mahatma Gandhi yang dilahirkan dari
seorang ayah Karamchan Gandhi dan putlibai, yang merupakan keluarga terpandang
karena ayahnya seorang yang mempunyai jabatan penting di kota itu. Pada saat
menginjak usia sekolah Gandhi
dikenal sebagai anak yang sangat pemalu,
dia merupakan anak yang lebih senang menyendiri dan membaca buku dari pada
bermain dengan teman-temannya. Karena buku-buku itu dianggapnya kawan-kawan
yang terbaik. Namun sebenarnya ada orang yang tidak suka dengan tabiat Gandhi
yang suka menyendiri di kamar dengan buku-bukunya itu, yaitu ibunya sendiri.
Pada suatu hari disebutkan bahwa ibunya pernah menyuruh Gandhi untuk keluar dan
bermain dengan teman-temannya, Gandhi sebenarnya enggan menutup bukunya. Sama
sekali tak ada keinginannya untuk bermain dengan kawan-kawannya. Namun ia juga
tak mau menentang ibunya, hanya karena mematuhi perintah ibunyalah ia pergi
keluar (Trimuri : 7). Karena Gandhi dikenal sebagai orang yang patuh terhadap
ibunya.
Ketika
Gandhi berumur tiga belas tahun, dia masih kurus kecil dan pemalu. Dikatakan
bahwa dia sangat tertarik pada seorang teman yang berbadan tinggi tegap. Karena
teman ini selalu menjadi juara pada pertandingan-pertandingan olahraga. Gandhi
selalu berusaha mendekatinya. Rasa kagum Gandhi untuk temannya ini terpencar
dalam sinar matanya. Hal ini membuat anak itu merasa sombong. Ia sadar bahwa
dengan mudah bisa mempengaruhi Gandhi, karena dalam hati kecilnya sebetulnya ia
tidak menyukai Gandhi. Menurut pandangannya, Gandhi yang berbadan kecil itu mempunyai
disiplin yang besar. Ia selalu patuh akan ajaran-ajaran agama, antara lain
larangan untuk makan daging. Temannya tersebut ingin mematahkan kedisiplinan
yang dimiliki Gandhi, seperti halnya menyuruh untuk memakan daging padahal hal
tersebut dilarang oleh agama dan juga mengajak Gandhi untuk merokok. Namun
setelah melakukan hal-hal di atas Gandhi merasa menyesal, diantaranya untuk
membeli rokok Gandhi harus mengambil uang kakanya karena tidak mendapat ijin
dari ibunya untuk merokok.
Setelah
Gandhi menginjak umur 14 tahun, terdapat kebiasaan orang-orang India untuk
menikahkan anak-anaknya pada usia itu. Sebagai orang India yang taat pada
ajaran-ajaran agamanya dan peraturan-peraturan bangsanya, orang tua Gandhi pun
telah bersepakat untuk mencari istri bagi Gandhi. Dan pilihan mereka jatuh pada
seorang gadis yang berumur 13 tahun, bernama kasturbai (trimurni : 11).
Perkawinan ini tidak banyak merubah kehidupan Gandhi. Pada waktu Gandhi
menginjak usia 18 tahun, suatu musibah menimpa keluarganya. Ayah yang mereka
hormati dan sayangi telah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
Setelah
kematian ayahnya tersebut kehidupan Gandhi serta saudara-saudaranya telah
dituntut untuk menentukan garis hidup untuk masa depan mereka. Karena selama
ini mereka hanya bersandar pada ayahnya dan membiarkan ayahnya menentukan
kehidupan mereka. Pada suatu malam diceritakan ketika mereka sedang berkumpul,
kakak gandhi bertanya padanya tentang cita-citanya. Dengan tegas Gandhi
menjawab bahwa dia ingin menjadi seorang dokter, agar dapat meringankan
penderitaan orang lain. Namun karena ajaran agama yang melarang tentang
memotong orang maka kakak-kakaknya tidak setuju dengan pendapatnya. Akhirnya
mereka menyarankan agar Gandhi masuk pada jurusan hukum yang merupakan bidang
keahlian dari ayah dan kakeknya. Setelah dilakukan perundingan akhirnya Gandhi
berangkat untuk menempuh ilmu hukum di inggris.
Setelah
kepulangannya dari Inggris tahun 1891, ternyata dia mengalami kesulitan untuk
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan displin ilmunya. Oleh karena keadaan
yang kurang menguntungkan tersebut, sanak famili Gandhi menyarankan supaya
mengadu nasib ke Afrika Selatan. Mereka mendukung supaya Gandhi melakukan
praktek hukum sebagai pengacara bagi orang-orang India yang berada di Afrika Selatan.
Dengan semangat yang nekad dan penuh suka cita, Gandhi menerima saran tersebut
dan dia segera berlayar ke Afrika Selatan pada 1893 (Dear : 15).
Diskriminasi
rasial dialami Gandhi pada awal kedatangannya di Afrika Selatan, yaitu pada
saat dia menikmati perjalanannya dengan gerbong kereta api kelas utama.
Tiba-tiba muncul seorang petugas berkulit putih didekat pintu gerbong. Petugas
itu mementa Gandhi untuk segera meninggalkan gerbong kereta api kelas utama dan
pindah ke gerbong kelas tiga, gerbong yang diperuntukkan bagi orang kulit
berwarna. Apabila ia tidak mau segera pindah, dia akan dilemparkan keluar dari
kereta api. Pada momen ini, Gandi mendapati dirinya tengah berhadapan secara
langsung praktek rasialisme yang terlambangkan.
Setelah perjalanannya dilalui dengan perbagai masalah akhirnya Gandi
tiba di kota pretoria.
Seminggu
di Pretoria, seiring mulai menangani kasus Dada Abdullah, Gandhi memanggil
orang-orang lokal India mengajak mereka berdiskusi menganai keadaan mereka yang
diperlakukan secara buruk. Itu adalah pidato adalah pidato pertamanya di depan
orang banyak. Kegeraman hati akhirnya membebaskan dirinya. Gandhi mengajak
untuk memperbaiki diri mereka sebelum mengharapkan orang-orang Boer dan Inggris
memperbaiki perilakunya (Pranan W : 41). Gandhi menyampaikan kepada orang-orang
lokal India untuk jujur dalam berbisnis,
memiliki budaya hidup bersih dan sehat, dan bertoleransi kepada banyaknya
agama, kasta, kelas serta belajar bahasa Inggris. dari pertemuan ini Ghandi,
Ghandi mengetahui bahwa orang-orang India tidak memiliki hak suara, keluar
malam harus dengan izin, bahkan tidak diperbolehkan berjalan sepanjang jalan
umum atau jika melanggar harus berhadapan dengan Polisi.
Membutuhkan
waktu enam bulan bagi Gandhi untuk menangani masalah Dada Abdullah, yang
ternyata berselisih dengan saudara sepupunya sendiri, Tyeb Sheth. Gandhi
menyarankan bahwa mereka membutuhkan juru damai untuk menyelesaikan masalah
tersebut dari pada dibawa kepengadilan yang nantinya akan memakan waktu dan
biayaya. Akhirnya perkara tersebut selesai. Setelah menyelesaikan kasus yang
membawanya ke Afrika Selatan dia berencana untuk pulang kembali ke India.
Tetapi tepat pada hari keberangkatannya, pemerintah Afrika Selatan mengumumkan
bahwa orang-orang India tidak lagi memiliki hak pilih. Di pesta yang meriah
itu, yang diselenggarakan sebagai tanda untuk menghormati kepulangan Gandhi
berubah menjadi diskusi jalan yang akan diambil. Yang pada akhirnya
mengantarkan Gandhi untuk tinggal di Afrika Selatan selama 20 tahun.
Orang-orang
India di Afrika Selatan benar-banar tertindas, hak-hak sipil mereka benar-benar
terabaikan, termasuk hak untuk memilih. Gandhi mengorganisir gerakan perlawanan
yang berbasis Nir-kekerasan dalam skala yang luas, demi melawan ketidak adilan
terhadap perampasan hak-hak sipil. Gandhi melakukan pembelaan hukum untuk
ratusan klien (Dear J : 17). Kemudian pada 1906, pemerintah Afrika Selatan di
Transvaal mengumumkan adanya proses legislasi atas undang-undang baru yang
sangat rasialis. Pada 11 September 1906 di Yohannesburg, Gandhi
menyelenggarakan pertemuan massa yang sangat besar untuk melakukan protes
terbuka terhadap proses legislasi yang tengah berlangsung. Dalam pertemuan
akbar ini, lebih dari 300 orang memenuhi gedung bioskop empire, tempat dimana pertemuan
berlangsung.
Gerakan
yang dilakukan Gandhi merupakan metode baru untuk menentang ketidak adilan.
Gerakan ini telah menerapkan perlawanan yang didasari oleh semangat cinta kasih
dalam skala yang sangat masif. Gandhi ingin menemukan sebuah kata yang tepat
untuk menjelaskan metode baru dalam melawan ketidak adilan serta gerakn yang
tengah dia organisir. Pada akhirnya dia menemukan kata yang tepat setelah
berdialog dengan dirinya sendiri. Kata itu adalah Satyagraha atau “kekuatan
kebenaran. Ketika undang-undang Regirtrasi Warga Asia ditetapkan menjadi
undang-undang, yaitu pada juli 1907, Gandhi secara resmi mencanangkan dan
mengumumkan kampanye Satyagraha pada 10 januari 1908, Gandhi ditahan untuk
pertama kalinya dan kemudian dia mendapat hukuman untuk bekerja kasar selama
dua bulan dipenjara (Dear J : 19).
Pada 16 Agustus 1908, Gandhi memyerukan
pembakaran sertifikat-sertifikat regristasi secara terbuka. Orang-orang India
diseluruh Afrika Selatan sangat terinspirasi oleh Gandhi. Mereka segera
bergabung dengan kampanye yang diserukan Gandhi. Pada perkumpulan orang-orang
India tersebut dia mengatakan bahwa meskipun orang-orang kulit putih bertindak
represif terhadap mereka Gandhi menyarankan agar tidak menyerang balik tindakan
tersebut. Pada 1913 pemerintah Afrika Selatan mengumumkan bahwa pernikahan yang
diakui keabsahannya secara hukum hanyalah pernikahan menurut Agama Kristen.
Ketentuan ini jelas merupakan sebuah serangan dan pelecehan bagi komunitas
India karena kebanyakan mereka adalah penganut Hindu dan Muslim.
Pada
6 November 1913, Gandi memimpin sekitar 5000 an orang India, kebanyakan mereka
adalah buruh pabrik tambang. Melakukan long march demi menentang hukum, kdari
natal menuju Transvaal. Atas tindakan ini kemudian pada 11 November Gandhi
ditahan dan mendapatkan hukuman tiga bulan kerja kasar di penjara (Dear J :
20). Gandhi melewatkan hari-harinya di
penjara dengan bekerja memecah batu. Akan tetapi, selama bulan-bulan itu pada
akhirnya pemerintah Afrika Selatan menyerah terhadap kampanye yang dilancarkan
oleh para pengikut Gandhi. Mereka terpaksa mengesahkan perundang-undangan baru
yang melindungi dan mengakui hak-hak sipil komunitas India. Dengan berlakunya
undang-undang tersebut, semua tahanan yang memperjuangkan hak-hak sipil
komunitas India segera dilepaskan. Dan bentuk-bentuk diskriminasi lainnya
dicabut serta para tahanan dilepaskann, seluruh komunitas India mendeklarasikan
kemenangan.
2.3 Mahatma Gandhi dalam Pergerakan Kemerdekaan
Pada 18 juli
1914, setelah melakukan negosiasi untuk mencari penyelesaian dengan pihak
pemerintah, Gandhi meninggalkan Afrika Selatan. Dia berangkat ke Inggris
kemudian kembali ke India dan menetap disini secara spermanen pada 9 januari
1915 (Dear J : 23). Gandhi bertekad untuk kembali menetukan tanah airnya dengan
melakukan perjalanan menjelajahi seluruh penjuru negeri. Lebih penting dari itu
adalah dia benar-benar belajar menghayati mendengarkan
permasalahan-permasalahan kaum yang miskin dan tertindas. Gandhi benar-benar
berusaha untuk kembali mengenalkan dirinya dengan kepentingan-kepentingan dan
potensi yang melekat pada negeri India. Gandhi terus menerus mempelajari
bagaimana dia bisa menerapkan pelajaran-pelajarsn beharga yang dia dapatkan
ketika menerapkan gerakan Satyagraha di Afrika Selatan. Dia ingin menerapkan
semua itu dalam perjuangan India meraih kemerdekaan dan kebebasan dari belenggu
penjajahan Inggris.
Lambat laun
India mengarahkan perjuangannya untuk kemerdekaan negaranya. Dan perjuangan ini
memakan waktu yang sangat lama. Gandhi juga ingin sekali membebaskan negarnya
dari penjajahan. Tetapi ia juga mengerti rakyat India harus bisa membuktikan,
bahwa mereka sungguh-sungguh sudah siap untuk menjadi bangsa yang merdeka. Dan
untuk itu bangsa India harus dididik terlebih dahulu. Ketika pengikut-pengikutnya
mulai tidak sabar lagi menantikan kemerdekaan negaranya yang tak kunjung tiba,
dia menenangkan mereka dengan kata-kata berikut : “Kemerdekaan tidak akan
diberikan Bangsa Inggris kepada kita sebagai hadiah. Bahkan dewapun tidak akan
menghadiahkan kemerdekaan kepada kita. Kita harus bekerja keras untuk
mendapatkan kemerdekaan itu. Kemerdekaan hanya bisa kita capai dengan kekuatan
kita sendiri” (Trimuri : 32).
Gandhi
kembali membangun Ashram, yang terletak didekat sungai Sabarmati, di pinggiran daerah
Ahmedabad. Di tempat inilah Gandhi kemudian hidup menetap selama 16 tahun. Pada
akhirnya, lebih dari 250 orang bergabung dengan Gandhi menjadi komunitas
Ashram. Di tempat inilah Gandhi bersama pengikutnya benar-benar mempraktekkan
secara cermat semua hal yang pernah dia saksikan di biara Trappist, ketika dia
masih berada di Afrika Selatan. Setiap anggota komunitas Ashram harus
menyatakan 14 jenis sumpah, yang didalamnya meliputi kesetiaan terhadap
kebenaran, nir kekerasan, selibat,
kemiskinan, tidak akan takut kepada apapun selain Tuhan, melakukan kerja bakti,
toleransi terhadap semua agama, dan membuat pakaian sendiri.
Bagi Gandhi, kemerdekaan berarti
bukan penggantian penguasa Hindu terpilih sebagai Viceroy, melainkan
benar-benar pemerintahan representatif. Berarti juga kebebasan dari kemiskinan,
kebodohan, dan diskriminasi. Gandhi sadar bahwa orang-orang Hindu ngeri dengan
Ashramnya, karena didalamnya ia memiliki keluarga najis, kaum paria yang tidak
berkasta. Namun bagi Gandhi, orang yang hatinya najis lebih pantas dipandang
rendah daripada orang yang tertindas dan terhina (Wied P : 70). Pada 4 Februari
Gandhi diminta berbicara di upacara pembukaan sebuah Universitas Hindu di
Benares. Ai pergi ke acara tersebut dengan mengenakan pakain pendek, celana
kasar, jubah Khatiawad, dan Turban. Gandhi memberi tahu para bangsawan elegan
yang menjadi uadiensnya bahwa India tidak akan pernah dapat diselamatkan
sebelum mereka menelanjangi diri mereka dan memberikannya pada orang-orang yang
berjuang demi Negara India. Namun hal tersebut membuat audiens menjadi marah.
Mereka tidak mengira bahwa tantangan datang dari orang India sendiri bukan dari
Inggris. Gandhi diminta untuk tidak bicara lagi dan dipersilakan duduk.
Pada 1917, Gandhi mengadakan
kampanye membela para petani di Champaran, sebuah daerah terpencil di kaki
pegunungan Himalaya. Para petani disana bekerja berdasarkan sistemm bagi hasil,
yang pada prakteknya sangat merugikan pihak petani. Para tuan tanah Inggris
menindas mereka. Gandhi menyelidiki keluhan-keluhan mereka ke Champaran dan
komisaris Inggris yang menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Gandhi tidak
memperdulikan peringatan tersebut, meskipun menerima pemberitahuan resmi untuk
keluar dari distrik tersebut. Penolakan membuatnya dipanggil ke pengadilan.
Berita penahanannya segera menyebar
ke segala penjuru. Berita itu menyiarkan bahwa seorang pahlawan yang suci dan
gagah berani telah ditahan oleh penjajah Inggris, demi memperjuangkan hak-hak
petani yang miskin dan tertindas. Ribuan petani berkumpul diluar tempat
penahanan Gandhi dan mereka memberikan dukungan kepada Gandhi. Kemudian Gandhi
segera dibebaskan. Dia mendapatkan izin untuk menyelesaikan penelitiannya
tentang pelanggaran-pelanggaran hak-hak terhadap para petani penggarap.
Akhirnya, pemerintah Inggris yang berkuasa atas India mengundangkan sebuah
undang-undang baru tentang reformasi agraria demi melindungi para petani
penggarap yang selama ini suaranya tidak pernah didengar. Gandhi benar-benar menjelma
menjadi fajar harapan bagi rakyat India yang terbelenggu dalam penjajahan
Inggris.
Pada 6 April 1919, Gandhi melakukan
Hartal bersama, yaitu hari nasional untuk menjalankan riutal dan puasa secara
bersama-sama. Setiap orang benar-benar tetap tinggal dirumah dengan puasa dan
berdoa. Seluruh India benar-benar mogok, jutaan orang berbaris di jalan-jalan
melantunkan doa sambil berpuasa. Pemandangan ini benar-benar mengguncang dan
mengejutkan pemerintah Inggris. bahkan Gandhi sendiri sebagai penggagas aksi
ini juga merasa terkejut. Pemerintah Inggris merespon gerakan Hartal nasional
dengan tindakan yang represif, yaitu tindakan menindas gerakan, menahan para
pemimpin gerakan , dan membunuh para demonstran. Sejak kurun seminggu sejak
dimulai aksi hartal, pemerintah Inggris telah melakukan pembantain masal
terhadap 379 orang yang melakukan aksi protes secara damai dan telah melukai
lebih dari 1200 orang lainnya di kota Amritsar (Dear J : 26).
Dalam kurun waktu sebulan kemudian,
Gandhi berdoa dengan sepenuh hati dengan mengambil keputusan untuk benar-benar
memutuskan hubungan dengan pemerintah Inggris. dia bertekat untuk
mendedikasikan seluruh sisa hidupnya untuk berjuang meraih kemerdekaan India
dengan menegakkan perlawanan damai dan nir kekerasan. Gandhi berseru kepada
masa khalayak bahwa “negeri India harus melakukan gerakan non-kooperatif secara
nir kekerasan terhadap pemerintah Inggris. Pada 1920, Gandhi membujuk para
aktivis Kongres Nasional India untuk menerapkan strategi Satyagraha demi meraih
kemerdekaan, dan sejak itu gerakan satyagraha resmi dicanangkan. Dari tahun
1920-1921, Gandhi menyerukan gerakan perlawanan sipil ke seluruh penjuru negeri
India.
Pada awal 1922, lebih dari 50 ribu
orang India dimasukkan ke dalam penjara karena melakukan gerakan perlawanan dan
pembangkangan sipil. Ketika Gandhi menyerukan untuk mengehentikan kampanye,
pemerintah Inggris akhirnya melepaskan semua tahanan politik. Tetapi penjajah
justru segera menahan Gandhi. Pada 18 maret 1922, Gandhi dihadapkan atas
tuduhan menyebarkan hasutan. Sebelum vonis hukuman dijatuhkan, hakim meminta
Gandhi untuk membuat statemen. “Tidak bekerja sama (non kooperatif) dengan
kejahatan adalah sama mulianya dengan kewajiban untuk bekerja sama dengan
kebaikan. Gandhi juga mendeklarasikan bahwa karena Inggris menjajah India, maka
penguasa ini adalah kejahatan dan dirinya telah dituduh bersalah karena
melakukan gerakan tidak bekerja sama dengan penjajah ini. Pada akhirnya Gandhi
divonis hukuman penjara selama 6 tahun. Sebuah vonis maksimal dari ancaman
penjara yang ada di undang-undang.
Pada 5 Februari 1924, Gandhi
dilepaskan dari penjara karena dia menderita sakit yang sangat parah. Dalam
tahun-tahun berikutnya, sembari terus mengobarkan dukungan bagi perjuangan
meraih kemerdekaan, Gandhi banyak memfokuskan waktunya untuk melakukan
pembaharuan dalam bidang masyarakat India. Kususnya dalam rangka menyiapkan
masyarakat India dalam menyongsosng tibanya saat kemerdekaan. Salah satu yang
menjadi prioritas utama perjuangan Gandhi adalah mewujudkan persatuan dan
kesatuan antara komunitas muslim dan Hindu di India. Selain itu Gandhi juga
mengeluarkan seruan yang sangat mendasar, yaitu menghapuskan kasta terendah
dalam paham Hinduisme. Mereka adalah kaum Pariah, kaum yang dinajiskan, kaum
yang miskin diantara yang miskin.
Gandhi menyerukan kepada semua orang
supaya selalu menggunakan roda pemintal untuk menghasilkan baju yang dipakainya
sendiri dan melakukan boikot terhadap baju-baju yang memproduksi Inggris.
Gandhi melakukan kampanye untuk mengembangkan “program-program pembaharuan yang
konstruktif. Program inilah yang memperbaiki kehidupan rakyat di pedesaan,
yaitu rakyat India yang telah sekian lama dimiskinkan. Pada 2 Maret 1930,
Gandhi menulis surat kepada raja Muda Inggris yang berkuasa di India. Di dalam
suratnya dia mengatakan bahwa apabila penguasa Inggris tidak segera mencabut
pemberlakuan pajak garam yang sangat tidak adil, dimana kondisi telah menyebabkan
jutaan orang India tidak bisa mengkonsumsi garam, maka Gandhi akan segera
berangkat untuk melakukan kampanye pembangkangan sipil. Pada 12 maret, Gandhi
memulai perjalanan sejauh 240 mil, memimpin barisan long march menuju ke dandi,
sebuah kota pantai. Ribuan orang menyambut dan bergabung dengan barisan Gandhi.
Setiap hari, semangat dan dorongan barisan long march tersebut semakin
meningkat. Pada 6 April, setelah Gandhi selesai melakukan meditasi pagi, Gandhi
segera turun dan membungkuk untuk membuat garam, yang menurut penguasa Inggris
adalah tindakan yang ilegal atau melawan hukum. Seluruh negeri India tenggelam
dalam sorak-sorai kegembiraan dan kebebasan. Ratusan bahkan ribuan orang India
segera membuat, menjual dan mendistribusikan garam. Secara otomatis, tindakan
tersebut telah melanggar ketentuan pajak garam dan mereka telah menyatakan
kemerdekaannya terhadap penguasa Inggris (Dear J : 31).
Dalam masa sebulan itu, penguasa
Inggris telah menahan dan memenjarakan hingga 60 ribuan demonstran, termasuk para
pemimpin gerakannya. Gandhi sendiri ditahan pada 4 mei dan dipenjarakan selama
8 bulan. Pada 20 Mei, dua ribuan aktivis satyagraha berbaris menuju gerbang
garam Dharsana dan mendekati pintu gerbang. Mereka terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil, supaya bisa masuk dan menuntut hak mereka atas garam. Hal
itu membuat geram pemerintah Inggris dan pada saat itu juga para demonstran
dipukuli dengan kejam sehingga menyebabkan luka-luka dan meninggal. Pada Maret
1931, sebagai respon terhadap tekanan yang terus meningkat, penguasa Inggris
melepaskan semua tahanan politik, mengakui hak untuk melakukan boikot terhadap
produk-produk asing, serta larangan atas pembuatan garamdalam rumah tangga
orang-orang India. Penguasa Inggris kemudian mengundang Gandhi ke Inggris untuk
melakukan perundingan “Meja Bundar”. Pertemuan ini dimaksudkan untukmembahas
kemungkinan memberikan kemerdekaan bagi India. Gandhi memenuhi undangan itu,
dia pergi ke London. Meskipun upaya-upaya Gandhi selama di London tidak
menghasilkan efek politik yang cukup berarti, Gandhi telah mampu mengangkat isu
kemerdekaan India ke kalayak jutaan masyarakat Inggris. pada tanggal 4 Januari
1932, seminggu setelah Gandhi kembali ke India, penguasa Inggris melarang dan
membubarkan Partai kongres dan memenjarakan semua pemimpinnya, termasuk Gandhi.
Pada Mei 1933, Gandhi dilepaskan
dari penjara. Dia dan istrinya, Kastrubai, telah memutuskan untuk pindah dari
rumah mereka dan menetap di kawasan termiskin di India. Yaitu, sebuah desa
kecil yang sangat terpencil bernama Wardha. Selama enam tahun berikutnya,
Gandhi melakukan perjalanan keseluruh penjuru negeri, berbicara kepada jutaan
jutaan orang, memerangi kemiskinan dan kebuta hurufan, selalu menganjurkan
untuk menggunakan roda pemintal, dan berhasil mengumpulkan banyak dana demi
mendukung perjuangan kaum Pariah, kaum yang diasebut dengan istilah “harjiah”
atau “anak-anak tuhan. Di mata Gandhi kaum Pariah sangat terhormat karena
mereka juga makhluk ciptaan tuhan.
Ketika dunia kembali hiruk pikuk
dilanda perang, Gandhi terus-menerus menyerukan perdamaian dan nir kekerasan
sebagai alternatif terhadap perang. Ketika perang kembali pecah pada 1933,
Gandhi sangat terpukul dan menangis. Pada 1940 Gandhi keluar dari Kongres,
ketika partai tersebut memutuskan untuk mendukung Inggris dalam perang. Setelah
beberapa tahun Gandhi kembali bergabung dengan Partai Kongres. Yaitu setelah
Churchill menolak tawaran Partai Kongres untuk membantu menyerang Nazi. Pada 8
Agustus 1942, Gandhi meyerukan sebuah gerakan pembangkangan sipil baru demi
menentang penguasa Inggris. pada hari berikutnya, penguasa Inggris menahan
Gandhi beserta istrinya. Kerusuhan segera meledak diseluruh negeri. Pada awal
1943 Gandhi malakukan puasa tanpa berbuka selama 21 hari untuk menentang
Imperialisme Inggris sekaligus kekerasan yang dilakukan masyarakat India.
Ghandi nyaris tidak bisa bertahan akibat puasa keras.
Pada 22 Februari 1944, istri Gandhi
yang tercinta meninggal dalam pelukannya setelah menderita sakit cukup lama.
Setelah perang dunia telah berakhir dan semakin jelas bahwa Inggris akan
meninggalkan India, para politisi Muslim menuntut supaya India dibagi
berdasarkan garis agama, untuk melahirkan Pakistan Barat dan Pakistan Timur.
Permusuhan dan kerusuhan meledak diseluruh penjuru negeri yang melibatkan baku
hantam antara komunitas Hindu dan Muslim. Setelah Churchill menderita
kekalahan, pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk memberi kemerdekaan
kepada India dan menerima tuntutan kaum Muslim untuk menciptakan negara Muslim
dan memisahkannya menjadi Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Pada 15 Agustus
1947, kemerdekaan diberikan. Gandhi melewatkan hari-harinya dalam kesendirian
dan kesunyian. Dia selalu berdoa, dan berpuasa demi terwujudnnya persatuan dan
nir kekerasan. Tetapi ketika jutaan pengungsi Muslim yang meninggalkan India
dan menuju ke Pakistan serta jutaan kaum Hindu yang meninggalkan Pakistan
menuju India, kekerasan benar-benar telah meledak di seluruh negeri.
Pada tanggal 30 Januari 1948, Gandhi
meninggalkan rumahnya dan berlahan-lahan berjalan untuk mengunjungi rapat
agama, ia ditembak pada perutnya dan pada saat itu juga menghembuskan nafasnya
yang terakhir. Ketika orang-orang melihat Gandhi roboh, mereka terkejut dan
berteriak : “Gandhi mati” pembunnuhnya adalah seorang Hindu yang masih dan yang
terlampau fanatik terhadap agamanya (Trimurri : 37). Ketika berita yang
menyedihkan ini tersebar di negaranya, seorang pemimpin India, Pandit Nehru,
berkata : “cahaya telah menghilang dari kehidupan kita. Keliling kita menjadi
gelap gulita. Bapak bangsa kita telah tiada.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam
mencapai suatu kemerdekaan tidak selalu menggunakan kekerasan atau pertumpahan
darah, namun bisa dicapai dengan cara perdamaian. Mahatma Gandhi merupakan
tokoh pergerakan India yang mengajarkan Nir kekerasan dalam mencapai
kemerdekaan. Dia melalui ajaran-ajarannya telah membawa India mencapai
kemerdekaan dari Imperialis dan Kolonialis Inggris. Gandhi dapat dikatakan Nabi
tanpa kekerasan, dia merupakan politikus yang memegang teguh pada
prinsip-prinsip agama yang dianutnya (Hindhu). Dalam perjuangan kemerdekaan
India Gandhi mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan dirinya.
3.1 Saran
Saran
saya tunjukkan kepada pembaca makalah ini agar selalu mengedepankan rasa
humanis dalam mencapai sesuatu. Tidak mengorbankan kepentingan lain demi
kepentingan dirinya. Tapi sebaliknya mementingkan kepentingan umum diatas
kepentingan dirinya.
DAFTAR
RUJUKAN
Dear
J, 2007. Mahatma Gandhi : spiritualitas,
sosiopolitik dan cinta universal. Bandung: Nusamedia.
Wolpert
S, 2001. Mahatma Gandhi : Sang Penakluk
Kekerasan Hidupnya dan Ajarannya. Jakarata: PT Grafindo Persada.
Prana
W, 2010. Gandhi Manusia Bijak Dari Timur.
Jogjakarta: Garasi.
Trimuri,
1976. Mahatma Gandhi : Pejuang Tanpa
Kekerasan. Jakarta: Djambatan.
Makkawaru
Dkk, 2006. Heroes of Freedom and Humanity : kisah
para pahlawan kebebasan dan kemanusiaan. Yogyakarta: Narasi.
Suwarno,
2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan.
Yogyakarta: Ombak.
Mulya, 1952. India Sedjarah Politik dan Pergerakan
Kebangsaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar